R. Black; Metanoia

2.9K 180 8
                                    

Metanoia (change of mind)

Regulus Arcturus Balck x Ercilia Goldstein (OC)
Genre: Fanfiction
Length: ±2000 words
Multimedia: Little Do You Know - Alex & Sierra


Based on Harry Potter Story
-----


Dilarang masuk
Tanpa izin langsung dari
Regulus Arcturus Balck

Ercilia berdiri di depan pintu yang memiliki sebuah tanda larangan masuk dari tulisan tangan yang rapi. Gadis berusia 16 tahun itu mengetuk pintu tersebut dengan santai.

"Regulus, boleh aku masuk?" tanya Ercilia.

"Masuklah," sebuah suara terdengar dari dalam ruangan itu.

Ercilia membuka pintu perlahan, matanya menangkap sosok pemuda yang sedang duduk di dekat jendela dengan sebuah buku tebal di tangannya. Regulus Arcturus Black, salah satu keturunan keluarga Black yang merupakan keluarga berdarah-murni. Regulus tinggal sendirian, ia tidak lagi berhubungan dengan keluarganya sejak satu tahun yang lalu.

Ercilia duduk di tempat yang berjarak beberapa meter dari Regulus yang masih sibuk membaca buku. Ruangan itu memiliki nuansa khas Slytherin dengan warna hijau dan perak yang memenuhi seluruh ruangan. Ercilia memperhatikan potongan koran yang tertempel di dinding, di samping tempat duduknya, semua berita yang tertulis dalam potongan koran itu adalah tentang Voldemort.

Sudut bibir Ercilia terangkat saat melihat sebuah foto yang terletak di atas meja, berisi tim Quidditch Hogwarts yang sedang tersenyum dan melambaikan tangan. Itu adalah tim Slytherin, terlihat dari lambang ular pada pakaian mereka. tak sulit menemukan sosok Regulus dengan wajah arogan, tubuh kurus dan rambut hitam.

Kepala Ercilia menoleh dengan cepat, saat mendapati sesuatu bergerak-gerak di balik gorden, Regulus masih fokus pada buku di tangannya.

"Kreacher? Itu kau?" kata Ercilia pelan.

Sesosok peri rumah muncul dari balik gorden, tubuhnya kurus, kulitnya pucat dan keriput, pakaian yang dikenakannya kotor, masih sama seperti satu tahun lalu saat Ercilia pertama kali melihatnya. Ercilia menghampiri Kreacher dan berjongkok di hadapan peri rumah itu.

"Bagaimana kau bisa ada di sini? Bukankah Regulus membawamu pada Pangeran Kegelapan? Ceritakan padaku, Kreacher!" Ercilia berbisik-bisik pelan, matanya sesekali melirik Regulus memastikan pemuda itu tidak terganggu.

Kreacher mulai terisak dan tubuhnya gemetar, "Pangeran Kegelapan membawa Kreacher ... ke sebuah gua besar, di sana ada perahu dan ada baskom berisi ... air. Pangeran kegelapan meminta Kreacher meminumnya ... lalu Kreacher melihat hal-hal buruk ... dan perut Kreacher sakit seperti terbakar .... Kreacher menangis tapi ..."

"Cukup Kreacher. Tak perlu dilanjutkan, aku mengerti." Ercilia tidak tega melihat peri rumah itu ketakutan.

Pantas saja wajah Regulus terlihat cemas. Bertahun-tahun Regulus selalu bercerita tentang Pangeran Kegelapan yang akan membawa para penyihir keluar dari dunia sihir dan dapat menguasai dunia Muggle. Kepercayaannya membuat ia memutuskan bergabung dengan Pangeran Kegelapan bahkan sebelum usianya 17 tahun.

Regulus berjalan menghampiri Ercilia, kecemasan tergambar jelas di wajahnya. Ercilia berdiri dan memutar tubuhnya menghadap Regulus. Mengusap pelan lengan laki-laki itu, mencoba membuatnya sedikit lebih tenang.

"Aku tidak tahu bahwa semua yang dilakukannya adalah untuk kepentingannya sendiri. Aku menyesal, Lia. Aku terlalu kekanak-kanakan karena mempercayainya begitu saja. Harusnya aku mendengarkanmu." Regulus mengusap wajahnya gusar.

Tanpa sepengetahuan Regulus, Ercilia selama ini menjadi penyampai pesan dari Sirius Black, saudara laki-laki Regulus. Diam-diam dia sering mengirim surat pada Sirius menceritakan apa yang Regulus lakukan. Dan Sirius selalu memberitahunya apa yang harus dia katakan pada Regulus. Termasuk dengan melarangnya bergabung dengan Voldemort.

"Apa yang akan kau lakukan sekarang?" tanya Ercilia.

"Dia telah membelah jiwanya dan menyimpannya dalam Horcrux."

"Horcrux? Sepertinya aku pernah mendengarnya." Ercilia mengigit bibirnya sambil berpikir, mencoba mengingat tentang Horcrux.

"Horcrux adalah bentuk sihir yang keji dan tercela, Lia. Seorang Penyihir Hitam akan menyembunyikan bagian dari jiwanya pada Hocrux untuk tujuan mencapai keabadian," jelas Regulus.

Ercilia hanya diam menatap Regulus, menunggu laki-laki itu melanjutkan bicaranya.

"Aku harus menghancurkan benda itu--"

"Kau akan berada dalam bahaya, Reg. Aku--"

"Tidak jika kau mau membantuku."

Ercilia kehilangan kata-katanya ketika Regulus menatapnya dengan lembut. Wajah arogan itu selalu meluluhkan Ercilia.

"Aku bisa membantumu, aku akan melakukannya, tapi ini berbahaya. Jika Pangeran Kegelapan tahu kau melakukan ini dia akan ...." Ercilia diam tidak sanggup meneruskan ucapannya.

"Membunuhku? Aku tahu, dan aku tidak takut untuk itu. Aku pikir dia akan membuat kita mencapai kejayaan. Tapi aku salah, dia ingin berkuasa sendirian. Aku harus melakukan ini, Lia. Kau tidak perlu membantuku jika---"

Plakkk

Ercilia menangis, ia merasa kecewa. Tidakkah laki-laki berambut hitam itu tahu bahwa yang Ercilia takutkan bukankah kematian dirinya, tapi kematian orang yang dicintainya. Ia tidak takut jika harus membantu Regulus, ia hanya khawatir tentang keselamatan laki-laki itu.

Regulus menunduk, mengusap pipi tirusnya yang sedikit memerah. Rasa sakitnya tidak seberapa, hanya saja ia terkejut. Ini adalah kali pertama Ercilia menamparnya.

Ercilia berbalik, ia berjalan menuju jendela yang terbuka. Ercilia menggunakan punggung tangannya untuk mengusap pipinya yang basah.

"Tentu saja kau tidak takut pada kematian, Reg. Aku tahu kau pemberani dan penuh ambisi." Mata Ercilia menatap lurus pada pepohonan di samping jendela berkerangka hijau itu.

Regulus diam, tidak mengatakan apapun. Ia menatap punggung Ercilia yang berdiri membelakanginya.

"Sudah kukatakan aku akan membantumu, dan aku tidak takut," lanjut Ercilia.

Regulus sudah berdiri di belakangnya begitu Ercilia membalikkan badan. Tatapannya pada Ercilia masih sama.

"Lalu apa yang kau khawatir?" tanya Regulus pelan.

"Kau. Aku terus bermimpi buruk tentangmu hampir setiap malam selama satu bulan ini--"

"Itu hanya mimpi, Lia," tukas Regulus.

"Ya, kau benar, itu hanya mimpi .... hanya mimpi."

Jelas-jelas Ercilia tidak bisa mengabaikan setiap mimpi dalam tidurnya, karena mimpi-mimpi itu selalu membawa pesan tersembunyi.

"Aku melakukan ini bukan hanya untuk diriku sendiri, Lia. Aku tidak bisa hanya diam saja, saat aku tahu hal buruk mungkin akan terjadi." Regulus meletakkan kedua telapak tangannya di kedua bahu Ercilia.

"Dan aku berusaha melakukan hal yang sama, tidak hanya berdiam diri saat aku tahu hal buruk akan terjadi."

Regulus menarik Ercilia kedalam pelukannya, berusaha meyakinkan bahwa semuanya akan berjalan dengan baik. Di saat yang sama, Ercilia tidak bisa mengabaikan kekhawatirannya. Ia akan memberitahu Sirius tentang ini, bahkan jika Regulus akan memarahinya.

To be continue...

28 April 2021

Hogwarts Boys x OC/reader [Kumpulan Oneshot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang