R. Lupin; sweet

2.5K 249 9
                                    

Remus Lupin x YN
Gryffindor x Gryffindor

Note : Aku agak malu nulis ini askshshskajdjdjdb

.
.
.
.

Remus bergerak tak nyaman karena suara derit pintu asrama yang didorong terbuka. Ia sedikit menggerutu sembari menggaruk kepalanya. Matanya mulai terbuka. Sinar matahari yang terang menyelinap melalui celah tirai jendela, menerangi setiap titik debu saat mengapung dengan damai di udara.

Ini adalah matahari siang, berbeda dengan cahaya pagi tadi ketika dia bangun di gubuk sebelum kembali ke kastil dan diberi beberapa obat ramuan oleh Madam Pomfrey.

Remus mengerjapkan matanya kembali melihat ke sumber suara, ia mengira itu adalah salah satu anak laki-laki. Namun, saat matanya melihat dengan jelas, dia hampir melompat dari tempat tidurnya ketika menemukan YN berdiri di dekat pintu, ekspresinya meringis saat berhasil menutup pintu dengan suara yang cukup keras.

"Siang!" dia tersenyum malu-malu. "Maaf, tidak bermaksud mengganggumu." YN menggigit bibir bawahnya dengan perasaan bersalah, keheningan memenuhi ruangan. YN khawatir ia mengganggu Remus.

Remus duduk, mengusap pelipis kirinya, meredakan sakit kepala yang tersisa usai transformasi kemarin malam. "Tidak perlu meminta maaf, aku senang kau di sini," kata Remus menenangkan.

YN tersenyum lembut kemudian bergerak ke satu sisi tempat tidur Remus. "Bagaimana kondisimu? Sudah merasa lebih baik?" YN bertanya.

Remus mengangguk disertai senyuman tipis dan berkata, "Lebih baik setelah melihatmu." Ia lalu menepuk-nepuk tempat di sebelahnya, memberi isyarat pada YN untuk naik ke atas tempat tidurnya.

YN melepaskan sepatunya, menjatuhkannya ke lantai. Ia naik ke atas ranjang Remus dengan perlahan. Duduk bersandar pada headboard dengan kaki berselonjor.

Remus menidurkan kepalanya di paha YN. Wajah YN menjadi merah merona, ia mengusap kepala Remus dengan sayang.

"Oh," YN teringat sesuatu. "Aku membawakanmu coklat." Ia merogoh saku jubahnya, mengeluarkan sekantong coklat kodok.

Remus tertawa pelan, "Kau selalu tahu apa yang aku inginkan."

"Kurasa kita memang sudah saling terhubung satu sama lain." YN tersenyum manis, senyumannya mampu membuat hati Remus menghangat.

"Aku harap bisa di sini bersamamu sepanjang hari."

"Tentu saja," kata YN, senyumannya belum pudar sama sekali. "Teman-temanmu pergi ke Hogsmeade, James bilang, mereka akan kembali menjelang malam."

"Kau yakin?" Remus memastikan.

YN mengangguk yakin. "Ya, mereka tidak akan keberatan membiarkan kita untuk menghabiskan waktu bersama."

Remus duduk, mengambil kantong kertas berisi coklat dari tangan YN. "Kurasa aku ingin sesuatu yang lebih manis dari coklat."

YN mengernyit bingung, memikirkan makanan apa yang lebih manis daripada coklat. Ia memperhatikan kedua mata Remus, wajahnya kembali merona saat menyadari bahwa Remus menatap bibirnya dengan seringai menyebalkan.

Jantungnya berdegup semakin keras saat Remus memegang bagian belakang lehernya dengan satu tangan. "May I?" tanya Remus pelan.

YN mengangguk kecil, membiarkan Remus menciumnya dengan lembut dan penuh kasih. Ia melakukannya dengan hati-hati seolah YN bisa hancur berkeping jika ia tidak memperlakukannya dengan lembut.

"Itu lebih baik," kata Remus sambil terkekeh. Sementara YN tersenyum malu-malu dan menutup wajahnya dengan bantal.

"Oh, love. Jangan malu-malu, ini bukan pertama kalinya." Kini Remus tertawa karena YN masih menutupi wajahnya.

"Kau tidak mengertiii," rengek YN. Perlahan ia menurunkan bantalnya, menunjukkan wajah memerah yang sangat menggemaskan.

YN adalah gadis pemalu yang tidak banyak bicara. Remus menyukainya sejak pertama kali mereka bertemu. Meskipun pemalu dia bukan pengecut.

"Terima kasih telah melakukan ini, YN."

"Melakukan apa?" YN memberanikan diri kembali menatap Remus. " Membawakan coklat? Tidak perlu berterima kasih," YN menggelengkan kepalanya.

"Membawakan rasa manis ke dalam hidupku." Remus melemparkan bungkus coklat kodok pada YN untuk main-main. "Aku tidak perlu coklat atau gula jika kau menjadi milikku."

YN terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. Remus adalah laki-laki paling manis yang pernah ia temui. Ia tak banyak bicara seperti dirinya. Tapi setiap kata yang diucapkan selalu bermakna sangat dalam bagi YN.

Sepanjang hari mereka menghabiskan waktu dengan obrolan ringan, canda tawa, dan pelukan, di ruangan beraroma manis coklat.

Jari-jari mereka terjalin satu sama lain di bawah selimut. Saling menggenggam menunjukkan hasrat tak ingin berpisah.

Sudah hampir jam makan malam, ketika keduanya sudah membisu dan hampir tertidur. Pintu kamar asrama terbuka bersama dengan suara ocehan beberapa anak laki-laki.

"Oi, Moony!" Sirius memanggil, Peter dan James berdiri di belakangnya. Mereka tidak tampak terkejut melihat YN dan Remus yang terlonjak kaget melompat dari tempat tidur.

"Tidak bisakah kalian mengetuk pintu?" keluh Remus.

"Tidak," jawab James, "kau tidak perlu mengetuk pintu untuk masuk ke dalam kamarmu sendiri."

Remus menghela nafas dan mengacak rambutnya.

YN mengambil jubah dan sepatunya. "Aku akan pergi. Sampai nanti, Remus." Ia meninggalkan ruangan dan berjalan cepat melewati yang lain sambil berkata, "Sampai nanti!"

"Apa kami melewatkan sesuatu?" Sirius bertanya, alisnya naik turun dengan bibir menyeringai.

"Whatever!" Remus mengibaskan tangannya di depan wajah, lalu kembali tertidur dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

Tidak heran saat ketiga anak itu selalu mengganggu ketenangan Remus dengan kekasihnya. Mereka memang begitu.

End

Hogwarts Boys x OC/reader [Kumpulan Oneshot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang