D. Malfoy; r u ok?

3.6K 280 18
                                    

Note : Kamu dan Draco mulai berkencan di tahun ke lima, namun setelah libur musim panas berakhir Draco berubah.

****

Aku tidak melihatnya selama libur musim panas, dan dia tidak membalas suratku, tak satupun. Aku melihatnya kembali dengan banyak perubahan. Kulitnya semakin pucat, tubuhnya terlihat lebih kurus dari sebelumnya. Ia tampak sakit. Malfoy juga tak pernah lagi terlihat di lapangan Quidditch.

Ia tidak pernah mengatakan apa yang sebenarnya terjadi.

"Are you alright?"

"Yeah."

Selalu begitu setiap kali aku bertanya. Padahal jelas sekali ia tidak baik-baik saja. Aku kira mungkin ia memerlukan waktu untuk sementara. Namun beberapa minggu berlalu ia tetap begitu.

Aku berjalan sendirian menuruni tangga, seseorang berjalan dengan cepat melewatiku. Draco. Ia bahkan tidak menyapa atau tersenyum. Ia bersikap seolah aku tidak di sana.

Entah kemana ia akan pergi, aku berbalik lalu mengikutinya dari belakang. Ia tidak akan senang jika tahu aku mengikutinya. Tapi aku ingin tahu apa yang ia lakukan, kami tak banyak bicara sejak tahun ajaran baru di mulai. Dia selalu menghindariku setiap kali kami bertemu.

Aku berdiri di balik dinding belokan, sepuluh meter dari tempat Draco berdiri. Ia berdiri menghadap dinding kosong, kemudian sebuah pintu muncul. Aku pikir itu adalah kamar kebutuhan, ruangan yang hanya bisa ditemukan oleh seseorang yang membutuhkannya.

Draco sudah menghilang, begitupula dengan pintu itu. Aku memperhatikannya selama beberapa menit, ia tak kunjung keluar hingga seseorang datang. "Y/n, apa yang kau lakukan disini?" 

"Nothing ...." Aku berusaha tersenyum tulus. Parkinson tak boleh sampai curiga, ia mungkin akan memberitahu Draco bahwa aku mengikutinya. Segera aku pergi meninggalkan Parkinson, berjalan cepat menuruni tangga.

Minggu berikutnya, Draco masih tidak bicara padaku dan sepertinya memang tidak akan. Aku harus menghampirinya dan bertanya.  Aku sempat berpikir untuk bertanya pada Parkinson, tapi tak wajar jika ia tahu sesuatu sementara aku tidak. Aku akan sangat marah jika itu terjadi.

Aku melihatnya menaiki tangga, sendirian. Sama seperti sebelumnya ia pergi ke lantai tujuh, berdiri di depan dinding kosong hingga muncul sebuah pintu.

Draco sudah masuk ke sana, aku berjalan cepat sebelum pintu itu menghilang. Membukanya perlahan, tapi bagaimanapun kemungkinan Draco akan menemukanku dan tahu aku mengikutinya.

Ruangan itu tampak seperti gudang penyimpanan yang sangat luas, ada banyak barang dengan berbagai jenis dan ukuran. Aku menatap sekeliling tapi tak menemukan Draco.

Kakiku melangkah lebih jauh ke dalam ruangan itu, hingga sampai di depan benda tinggi besar tertutup kain di bagian paling belakang. Tak ada tanda keberadaan Draco disini, kemana ia pergi? Apa dia sudah keluar?

Kuputuskan untuk menarik kain itu, tampak sebuah lemari besar dengan ukiran unik pada pintunya. Mungkinkah Draco bersembunyi dalam lemari itu? Ukurannya cukup besar untuk menampung tiga orang dewasa.

Hati terdalam ku memberi tanda untuk waspada, tapi rasa penasaran juga tak bisa aku abaikan. Tanganku meraih gagang pintu lemari, sebelum aku sempat membukanya sebuah tangan menahanku.

"Lemari ini berbahaya, kaki, tangan atau seluruh tubuhmu bisa saja lenyap di sana."

Draco berada di belakang punggungku, ia menjatuhkan tangannya setelah aku melepaskan gagang pintu lemari itu.

"Benda apa ini?"

Dia mengabaikan pertanyaanku.

Aku berbalik perlahan, mendongak, menatap wajah pucatnya. Lingkaran hitam dibawah matanya menunjukkan ia tidak tidur cukup dalam jangka waktu yang lama.

"Apa kau baik-baik saja?" Aku bertanya dengan pertanyaan yang sama setiap kali melihatnya setelah libur musim panas.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Ia bertanya dengan nada dingin, ekspresi wajahnya menyiratkan kemarahan. "Kau membuntutiku?"

Mengelak pun tak ada gunanya. "Ya ...."

"Tidak seharusnya kau ada disini!" Suaranya meninggi. Aku tahu dia akan marah saat tahu aku mengikutinya.

"Lalu apa yang seharusnya aku lakukan?"

"Jangan ceritakan ini pada siapapun! Atau aku akan ...." Draco menggantungkan kalimatnya.

Aku ingin menahannya tapi tak bisa, mataku mulai berair. Dan lagi, ia tidak menjawab pertanyaanku. Ia melangkah mundur sambil mengacak rambutnya frustasi.

"Akan apa?"

"Jangan katakan pada siapapun! Jangan!"

Dia menghindari tatapanku. Tampak ketakutan, stress, tertekan, dan kehilangan arah. Harusnya aku tidak datang untuk membuat kondisinya lebih buruk.

"I'm sorry." Aku mendekat padanya, melingkarkan kedua tanganku di pinggangnya, memeluknya erat. Tubuhnya terasa dingin dan kaku. "Aku mengkhawatirkanmu."

"Kau bisa menceritakan apapun padaku, aku tidak akan mengatakannya pada siapapun. I promise."

"Maaf," ia berbisik pelan. Salah satu tangannya memeluk pinggangku dan yang lain mengusap lembut kepalaku. "Aku hanya tidak ingin kau terlibat. Aku tidak akan membiarkan orang-orang yang ku cintai berada dalam bahaya."

Ku rasa ia saja mengecup puncak kepalaku. Aku rindu memeluknya seperti ini.

Aku mendongak menatap wajah tirusnya. "Begitupun denganku. Aku tidak akan membiarkan orang-orang yang ku cintai menghadapi bahaya sendirian."

Ia tersenyum, tapi melihatnya terasa seperti sesuatu baru saja menyayat kulitku. Selama ini aku membiarkannya menghadapi hal mengerikan dan berbahaya.

"Jangan lagi mengabaikanku! Apapun yang terjadi, kau bisa membaginya denganku. Jangan berpikir untuk menghadapi hal-hal sulit sendirian. Berjanjilah?"

Ia menggelengkan kepalanya, lalu menyandarkan dagunya di atas kepalaku. "Aku tidak akan berjanji untuk hal seperti itu."

"Tapi--"

"Please, love..." Suaranya terdengar penuh luka. "Biarkan aku tetap memelukmu untuk beberapa saat lagi."

Apa setelah ini ia akan kembali bersikap seolah kita bukan apa-apa? Jika ya, maka aku tidak akan melepaskannya. Aku siap menghadapi segala hal mengerikan dan berbahaya bersamanya. Selama ini itulah yang selalu dunia tunjukkan padaku. Bahaya dan kengerian. Aku tidak ingin terbiasa dengan itu. Tapi aku selalu siap menghadapinya.

End...

Aku tau ini pendek dan gantung, huhuhu...

Btw, untuk kalian yang mau request disertai detail boleh banget. Anggap aja bantu aku cari ide hehe...

Misal : Aku mau Oliver Wood x Y/n (Gryffindor x Slytherin), terus ceritanya mereka terlibat perjodohan dan blabla...


16 Agustus 2021

Hogwarts Boys x OC/reader [Kumpulan Oneshot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang