Aku duduk di samping Lestrange saat sarapan. Aku menguap beberapa kali karena jam tidurku bermasalah beberapa hari ini. Kulihat sekeliling aula, mencoba mengalihkan perhatian agar kantukku hilang.
Pandanganku terkunci pada sepasang mata gelap yang tajam dan mengintimidasi. Tom Riddle. Aku segera beralih menatap makanan di atas piring di depanku.
Kami berdua pernah berada di panti asuhan Wool bersama dan membentuk hubungan semacam persahabatan.
Aku mengangkat kepalaku saat suara ribut terdengar di ruang makan. Anak laki-laki bertumbuh besar dan memakai topi baret itu mendekati Tom. Diikuti oleh tiga anak lain di belakangnya.
"Dasar aneh!" Anak itu merebut piring berisi kentang, sosis, dan telur dari tangan Tom. Dan menjatuhkannya ke lantai.
Anak-anak lain tertawa, dan sebagian lainnya duduk diam, memperhatikan dan tak bersuara.
Miss Cole tak akan memberikan piring lainnya. Tom kehilangan sarapannya. Tapi dia tidak melakukan perlawanan. Hanya berlutut memungut kepingan pecahan piring dengan wajah tanpa ekspresi.
Anak besar itu pergi ke tempat duduknya di belakang, yang lain mengikuti. Tapi satu anak berbaju hitam, menendang tangan Tom dengan kakinya sebelum pergi. Tidak terlalu keras namun membuat pecahan yang sudah di kumpulkan Tom terjatuh dari tangannya.
Aku mengambil sapu dan serokan dari ujung ruangan kemudian menghampiri Tom.
"Pergi!"
Kasar sekali padahal aku hanya ingin membantu. Oh astaga, tangannya terluka.
"Tanganmu terluka. Biar aku yang membersihkan ini." Aku menyapu pecahan piring dan makanan yang sudah kotor itu, memasukkannya ke dalam serokan. Tom sudah berdiri dan menatap nanar sarapannya yang terbuang sia-sia.
"Ayo!" Aku menarik Tom ke mejaku setelah membuang sampah tadi ke tempatnya.
Dia duduk di sampingku dengan tampang bertanya-tanya. Aku menggeser piringku yang masih terisi penuh.
Aku membagi kentang, sosis, dan telur itu masing-masing menjadi dua. Lalu mengambil sendok dari meja depan dan memberikannya pada Tom.
"Ayo ambil! Aku tidak begitu lapar, kita bisa makan ini bersama."
Tom berpikir sebentar sambil memperhatikan sendok itu sebelum akhirnya mengambilnya. "Terima kasih."
Aku lupa kalau jarinya terluka. "Jarimu terlu-"
"Tidak," dia menunjukkan kedua tangannya. Tak ada luka, aneh sekali. Tadi aku melihat darah di telunjuknya. Mungkin salah lihat.
Dan sejak saat itu kami mulai berteman lebih dekat. Ia menunjukkan padaku tentang kemampuan 'aneh' yang dimilikinya. Dan ternyata aku juga memiliki kemampuan 'aneh' itu.
Kami duduk bersama setiap waktu makan, dan bersama bermain dengan kemampuan 'aneh' saat tidak ada hal lain untuk dilakukan.
Suatu hari seorang pria tua datang menemui aku dan Tom. Dia adalah Dumbledore. Ia mengatakan bahwa aku dan Tom akan masuk sekolah sihir. Rasanya seperti mimpi. Aku dan Tom sempat berpikir mungkin Dumbledore adalah dokter kejiwaan karena orang-orang mengira aku dan Tom aneh. Tapi pria itu menunjukkan kemampuan sihirnya pada kami hingga akhirnya kami percaya.
Aku dan Tom, sama-sama di sortir ke Slytherin. Awalnya aku senang, karena itu artinya kami bisa tetap bersama. Tapi lama-lama Tom mulai menjauh dan menghindariku. Aku tidak tahu apa yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hogwarts Boys x OC/reader [Kumpulan Oneshot]
FanfictionAda banyak kekurangan yang belum sempat direvisi. Jadi, mohon kritik dan saran untuk perbaikan kedepannya. Semua cerita yang ada di sini adalah tulisan saya sendiri. Beberapa diantaranya dapat ide alur dari pembaca, biasanya saya tag akun pemberi id...