Es batu

1.2K 64 9
                                    


_____________________
Warning !!

Cerita ini hanyalah karangan penulis semata. Jika ada kesamaan nama, latar dan lain lain hanya sebuah kebetulan belaka.
Beberapa nama publik figur yang tercantum dalam cerita ini  hanya dipakai untuk mengisi tokoh saja, sifat, sikap dan lain lain juga termasuk karangan penulis. Produk yang tertera dalam cerita bukan untuk promosi, melainkan hanya dipakai untuk menambah kepentingan cerita. Diharap bijak untuk memilih dan memilah hal buruk dan baik dalam cerita dan tidak untuk ditiru hal buruk yang terkandung
                                                                               
 ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄








.












"Kalian dateng?! Aaaa sini peluk dulu". Jennie merentangkan tangannya bersuka cita saat melihat duo adik kesayangannya yang tengah celingukan kini langsung menghampiri Jennie berhambur ke pelukannya. Jeongin dan Jisung menyambut Jennie dengan senang hati. Asahi menggulir bola matanya jengah, Jennie terang terangan mengusak kedua puncak kepala mereka sembari berjinjit menggemaskan. Sementara duo curut itu dengan senang hati membiarkan Jennie mengacak rambutnya. Asahi panas liatnya

"Jisung, kakak baru nyadar kamu tuh tinggi pake banget". Ucap Jennie kala menjangkau Jisung. Anaknya langsung tersenyum bangga memperlihatkan deretan giginya otomatis membuat kedua matanya hanya berbentuk garis saja. "Aku juga tinggi kan kak cantik?". Tanya Jeongin tak ingin kalah memperlihatkan wajah gemasnya memamerkan mata rubahnya. Asahi diam diam ingin menenggelamkan dua mahluk itu ke kolam renang. Sejak kapan mereka bertingkah seperti bocah?

"Yaudah ya kalian langsung makan aja. Kakak harus nyapa tamu lain". Keduanya mengangguk antusias membuat Jennie gemas sendiri. Jennie menoleh ke arah lain dan tubuhnya otomatis mengarah berhadapan langsung dengan Asahi saat pria itu meraih pinggangnya dengan wajah datar minim ekspresi seperti biasanya. "Biar gak diambil orang". Ucapnya masih tanpa ekspresi membuat Jennie menyernyitkan dahinya. Tak diberi waktu untuk melayangkan pertanyaan, Asahi menggenggam menarik tangannya. Acara pesta ulang tahun Jennie meriah sekali, apalagi Jennie sengaja mengundang satu angkatan sekolahnya. Gadis itu nampak cantik dengan balutan dress berwarna pink cerah tanpa lengan dengan bagian bawah menjangkau lutut dihiasi renda di bagian roknya. "AAAH JENNIE DAZZLING BANGET LU MALEM INI"

Mendengar pekikan tak asing Jennie menoleh ke arah Nayeon yang menunjukkan eksistensinya. Entah kenapa Jennie malah memandang Asahi yang nampak kurang nyaman. Sudah seperti orang yang linglung. Asahi melepaskan genggaman tangannya lalu menghilang dibalik kerumunan. Jennie menautkan jari jemarinya di depan perut, terlihat feminim dan anggun. "Waw Princess kita malam ini". Sana melontarkan pujian saat mendapati penampilan Jennie dari atas sampai bawah sembari memegang lengan Jennie akrab.

"Hello girls! Makasih pujiannya, kalian juga cantik malem ini". Balas Jennie sembari menerima sapaan hangat menempelkan kedua sisi pipinya, cepaka cepiki. "Cuma cantik aja nih?" Sana menatapnya jenaka. Sukses membuat Jennie terdiam. Melihat responnya Sana langsung menutup mulutnya anggun saat tertawa. "Canda kali Jen"

Sontak ketiganya terkekeh. "Yaudah deh kalian nikmatin acaranya ya, makasih udah dateng ya"

"Sama sama Princess! Kita kesana dulu ya". Beberapa jam acara berlangsung ,dimulai dari sapaan untuk tamu dan acara pembukaan rasanya cukup lelah dan pegal juga, apalagi daritadi Jennie berdiri terus. Sementara Asahi sudah menghilang sejak pembukaan. Padahal rencananya dia tidak ingin menggelar pesta besar besaran seperti ini. Jennie sendiri yang akhirnya kewalahan. Jennie memegang dahinya. "Asa-

hi". Baru saja Jennie memanggil pria itu namun si pemilik nama sudah berada tepat di sampingnya. Muncul tiba tiba persis dedemit. Garis bibirnya melengkung kebawah. "Gausah teriak teriak". Asahi meletakkan segelas sirup anggur dan sepiring kecil potongan cake di meja samping Jennie. "Makan". Perintahnya, Jennie sudah terbiasa dengan perlakuan Asahi. Gadis itu tersenyum, tetap saja dimatanya Asahi adalah pacar yang perhatian.











Jennie Kim ; series Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang