38

2.4K 206 12
                                    

Dengan langkah sempoyongan seorang laki laki remaja masuk ke dalam apartemen, tapi bukan apartemenya, seorang perempuan yang punya apartemen terkejut melihat sorang datang sepertinya sedang tak baik baik saja"gilang.."gumam gadis itu

Gilang tertawa sumbang mendekati gadis di depanya, gadis itu yang tak lain adalah amel mulai ketakutan di dekati gilang apalagi ia mencium bau alkohol di tubuh gilang, apa jangan jangan gilang baru saja main di club"gilang lo mau ngapain"ucap amel ketakutan

Gilang tidak mengatakan apapun hanya menatap amel dengan tatapan tajamnya, amel melangkah mundur hingga badanya terhenti karena ada tembok, ia ingin berlari namun tubuhnya sudah di kunci gilang lebih dahulu, amel memejamkan matanya saat merasakan bibirnya menyatu dengan bibir gilang.

Selang berapa detik gilang melepaskan ciumanya"jangan pernah tinggalin gue, karena hanya lo yang ngertiin gue, NGERTI NGGAK!"ucap gilang berteriak diakhir katanya

Amel mengangguk"gue nggak bakal ninggalin lo lang"

Gilang menarik rambut amel hinggal amel meringis kesakitan"BOHONG!! lo bakal ninggalin gue kayak lisa, yang katanya dulu nggak bakal ninggalin gue, ternyata apa? Sekarang dia ninggalin gue. Dan lo juga bakal kayak keluarga gue yang dari dulu sudah nggak peduli lagi sama gue sejak ragil kembali lagi. KENAPA SEMUA BERUBAH HAH. JAWAB GUE MEL KENAPA SEMUA BERUBAH AHHHKK"gilang mendorong amel dari samping cukup keras hingga amel jatuh di lantai cukup keras.

huekk..
Huekk
Huekk
Gilang memutahkan isi lambungnya di lantai sampai berkali kali, hingga ia meluruh tak kuasa menahan bobot tubuhnya, namun gilang terus memutahkan isi lambungnya hingga yang di keluarkan bukan cairan lambung melainkan darah keluar dari mulut gilang.

Sedangkan amel mencengkram perutnya yang terasa sangat nyeri, ia takut terjadi apa apa dengan calon bayinya apalagi selangkanganya mengalir darah segar, ia menoleh ke samping alangkah terkejutnya ia melihat gilang mengerang kesakitan dan terus memutahkan darah segar dari mulutnya, kalau amel hanya berdiam diri dia bisa mati bersama gilang di apartemen tanpa ada yang mengetahuinya.

Dengan langkah tertatih amel mengambil ponselnya yang berada di meja ia harus menelfon ambulance agar segera ke apartemenya.

Setelah selesai menghubungi ambulance, perutya terasa semakin nyeri darah keluar juga cukup banyak, kini ia hanya bisa berdoa agar dirinya gilang dan calon bayinya baik baik saja.

*______*

Revan dan ratih duduk di depan ruangan donor darah, mereka bersyukur ada orang lain yang darahnya sama dengan rayhan, mereka tidak bisa membayangkan jika vincentlah yang mendonorkan saat ini, sudah pasti rayhan akan pergi meninggalkan mereka.

Tak lama kemudian pintu ruangan donor darah terbukan menampilkan syarif yang baru saja melakaukan donor darah, ya tadi yang menggantikan vincent donor darah adalah syarif.

"makasih pak syarif sudah mau mendonorkan sebagian darah anda untuk anak saya. Saya tidak membayangkan jika pak syarif tidak ke rumah sakit sudah pasti ragil sekarang sudah di tangan vincent. Saya berjanji apapun permintaan pak syarif insaallah kalau saya mampu bakan saya turuti"ujar revan

Syarif terkekeh"saya ihklas pak menolong den rayhan, saya tidak akan meminta apa apa, sudah lebih cukup pak revan dan keluarga membantu keluarga saya selama ini, sudah sepantasnya saya menimbal baik perbuatan bapak yang selalu baik dengan keluarga saya"

"tapi pak syarif nggak kenapa napakan? Kalau pusing atau apa bilang pak, biar dapat perawatan juga"ujar ratih.

"enggak bu, saya tidak merasakan apapun di tubuhnya saya, saya sering kok mendonorkan darah saya, insaallah tidak akan terjadi apa apa, bu ratih dan pak revan tenang saja"

"van gilang van"ucap burhan terengah marena ia berlaliri dari IGD sampai ruang donor darah dan itu jaraknya cukup jauh. Burhan tadi terkejut saat melihat salah satu anak temanya tengah di tangani dokter dan keadaanya cukup mengawatirkan

"ada apa dengan gilang han, jangan buat gue tambah kawatir"

"tadi gue lihat gilang di IGD dan keadaanya sepertinya cukup mengawatirkan terlihat dari baju gilang yang berlumurah darah tapi gue nggak tau gilang kenapa, tadi dokter IGD masih menanganinya"

Hampir saja ratih meluruh kalau revan tak sigap menangkapnya"ya allah cobaan apalagi ini, keadaan ragil belum membaik tapi kenapa sekarang gilang juga sakit"

"pak syarif, lisa kalian tolong jagain istri saya ya. Saya mau lihat keadaanya gilang"ucap revan

"enggak pah, aku mau lihat keadaan gilang"

"saya tinggal dulu ya pak, sekali lagi makasih buat kebaikan pak syarif"

"sama sama pak"

Revan memegang ratih dari samping untuk berjaga juga jika istrinya meluruh karena keadaan ratih sudah kacau di tambak mendengar keadaan gilang juga sakit, wajah ratih terlihat sangat pucat, rambut lurusnya juga sedikit berantakan.

Revan mendudukan ratih di kursi panjang yang berada di depan IGD, sedangkan burhan kembali masuk ke ruang IGD untuk mengecek keadaan gilang, ia tadi lupa bertanya karena pikiran hanya tertuju untuk memberitahu revan jika gilang masuk  IGD.

Pintu ruang IGD terbuka menampilkan beberapa suster yang keluar dan dokter"keluarga pasian atas nama nyonya amelia indah sari"ujar dokter bername tag fajar.

Revan dan ratih sama sama terkejut mendengar ucapan dari dokter itu, revan bangkit dari duduknya"saya teman dari keluarga amel dok"

"pak revan?"

"iya pak, gimana keadaan amel pak, apakah baik baik saja, keluarganya amel berada di luar negeri dokter bisa kasih tau saya, nanti saya kasih tau keluarganya"

"begini pak revan, amel mengalami pendarahan karena benturan sangat keras dan membuat salah satu janin pasien tidak bisa terselamatkan dan satunya lagi janinya lemah tindakan selanjutnya kalau keluarga pasien berkenan kita harus mengangkat ke dua janin tersebut kalau tidak kedepanya mungkin akan membahayakan nyawa ibu dan bayi"tutur fajar.

Revan terdiam otaknya mencerna semua kata kata yang diucapkan dokter di depanya itu, sebenarnya ini ada apa kenapa amel bisa pendarahan dan gilang juga sakit entah itu sakit apa"biar amel yang memutuskan gimana? Sebenarnya kronogi kejadianya gimana dok, saya ingin tahu"

"pasien dan gilang anak bapak datang di bawa ambulance secara bersamaan saya kurang tau kronologi sebenarnya gimana, tapi yang saya dengar dari dokter yang menangani gilang, keadaan gilang cukup serius akibat gilang meminum minuman beralkohol cukup banyak berakibat fatal ke lambungnya, untuk lebih jelasnya pak revan bisa tanya ke dokter yang menangani anak bapak"

Ingin rasanya revan menangis keras saat ini juga, kenapa gilang melakukan ini semua, jangan jangan amel pendarahan juga akibat dari ulah gilang, kenapa salah satu anakya itu tak berhenti mencari masalah"astaghfirullah hal'azim"revan mengusap wajahnya kasar.

"kalau gitu saya pamit dulu, sebentar lagi pasien akan di pindahkan di ruang rawat"

Revan memeluk istrinya yang sudah sedari tadi menangis, air matanya tak bisa ia bendung lagi, masalah demi masalah datang bersamaan membuat dirinya tidak kuat menahan ini semua.
.
.
.
.
.aku up cepet nih baikan aku😂
. Ini part rada bingung sih tapi yaudah deh nggak papa.

their storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang