47. END

4K 178 9
                                    

Sepanjang perjalanan hanya suara lagu yang putar rayhan, rayhan fokus menyetir sedangkan gilang sejak tadi hanya diam menatap jalanan yang cukup lenggang itu, mereka berdua tidak ada niatan untuk mengeluarkan suara, biasanya saat di mobil rayhan tidak suka keheningan kali ini rayhan hanya diam matanya fokus melihat jalanan.

Mobil putih yang di kendarai rayhan masuk ke dalam pekarangan rumahnya, rayhan menatap gilang yang keluar dari mobil tanpa berbicara apapun. Rayhan menghembuskan nafas pena mungkin gilang sedang galau karena baru saja bicara dengan amel.

Saat masuk ke dalam rumah rayhan di sambut dengan ke dua orang tuanya, galang dan tharesa yang berada di ruang keluarga. Rayhan duduk di samping revan lalu merebahkan kepalanya di bahu revan.

"nggak malu ada kak tharesa disini, malah manja manjaan sama papa"cibir revan

Tharesa terkekeh, ia gemas dengan tingkah laku dari salah satu adik kekaksihnya itu"nggak papalah pak"

"kak there aja nggak masalahin kenapa papa yang sewot"

Revan mengusap pelan surai milik rayhan"tadi gilang kayak kelihatan marah kenapa? Tengkar sama kamu?"

Rayhan tak langsung menjawab pertanyaan dari emrevan, tanganya sibuk memainkan ujung baju yang di kenakan revan"hmm tadi bang gilang ketemu kak amel"

Yang awalnya mereka sibuk sendiri sendiri, setelah mendengar ucapan yang terlontar dari rayhan langsung fokus pada rayhan"terus mereka bicara apa?"tanya galang

Rayhan menggelengkan kepala"aku nggak tahu, tadi di suruh pergi sama bang gilang jadi nggak tahu mereka bicara apa"

"nanti biar mama yang bicara"

*_____*

Pagi pagi keluarga revan di kejutkan dengan kedatangan abraham bersama adik ke dua rayhan yang lain yaitu boy, mereka semua tidak ada yang tahu maksut dari kedatangan abraham di kediaman revan apalagi membawa anak bungsu vincent.

Awalnya revan sudah adu mulut dengan abraham, bahkan revan sudah mengusir abraham dari rumahnya jika tidak ada rayhan mungkin abrahan dan boy sudah pergi sejak awal mereka datang, untung saja yang menyambut pertama kali rayhan bukan revan.

Dan mereka semua juga di kejutkan sebuah fakta yang membuat rayhan merasa sangat terpukul, abraham berkata jika vincent dan chelsie melakukan aksi bunuh diri dengan meminum sianida, satu hari setelah agatha meninggal karena penyakitnya lebih tepatnya 2 hari yang lalu.

3 hari yang lalu vincent dan chelsie menitipkan boy ke abraham dengan alasan vincent dan chelsie masih berduka atas meninggalnya agatha takut jika mereka lalai dengan boy dan abraham percaya, namun 2 hari yang lalu abraham di telfon salah satu ART yang bekerja di rumah vincent menelfon abraham jika vincent dan chelsie meninggal dunia dengan surat di samping tempat tidur bertuliskan jika vincent dan chelsie sengaja bunuh diri dan menyuruh rayhan merawat adiknya.

Awalnya revan tidak memercayai semuanya karena abraham saja bisa memanipulasi kematian vincent hampir 15 tahun lamanya, apalagi saat ini revan tengah mengincar vincent namun setelah abraham menyerahkan bukti bukti kematian vincent dan chelsie baru revan percaya.

"kalau kalian keberatan merawat boy, papi yang akan merawatnya, bagaimanapun juga boy juga cucu papi"ujar abraham

"opa kenapa bicara seperti itu, tentu saja ragil ataupun papa sama mama akan merawat boy, kalian nggak keberatan kan?"

Ratih dan revan hanya diam bagaimanapun juga mereka masih sakit hati atas perbuatan yang di lakukan vincent terhadap rayhan, tapi saat ratih menatap mata rayhan yang penuh harap setelah itu menatap mata sipit yang sama persis seperti milik putra bungsunya, pikiranya tertuju waktu dulu saat ratih meninggalkan anak bungsunya di tempat yang bahkan rayhan tidak pernah singgahi dan tiba tiba rayhan di suruh tinggal di rumah itu, ratih ingat betul saat rayhan menangis histeris saat mobil yang di kendarai revan meninggalkan pekarangan rumah ke dua orang tuanya.

their storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang