Tangan lisa menari nari di atas teflon, ia sedang asik memasak menu masakan baru yang ia lihat di tutorial you tube itulah lisa dengan hobi memasaknya, ia selalu melihat lihat menu baru di intagram atau di you tube, karena ia anak pertama sejak kecil ibunya selalu mengajari memasak, bahkan waktu kelas 2 SD ia sudah mengambil alih dapur sebab ibunya harus menetap di rumah majikanya karena diangkat sebagar pemimpin ART, sebenarnya ayahnya tk tega tapi lisa kecil tetap ngeyel ingin membantu masak.
Kosentrasinya buyar saat mendengar ponsel yang ada di meja makan yang tak jauh darinya itu berdering nyaring, ia langsung mengecilkan kompornya
"hallo kak ada apa?"ucap lisa
"lagi sibuk? Nggak"ujar orang di sebrang sana
"emm enggak sih tapi lagi masak, emang kenapa"
"nggak ada apa apa sih kalau niat awal sih mau ngajak lo jalan tapi ternyata lo lagi masak, tumben jam segini udah masak?"
Lisa mengaduk ngaduk masakanya drngan spatula agar tak gosong"hehehe iya, soalnya bosen di rumah sendiri iseng liat you tube eh ternyata bahan bahan bahanya ada di kulkas yaudah masak aja dari pada nggak ngapa ngapin juga, emang mau jalan kemana? Ini aku udah selesai kok masaknya"
"ke taman"
"oh gitu yaudah aku siap siap ya, mau di bawain nggak, lumayan pedes kak gilang pasti suka"
"boleh, kalau gitu aku juga mau siap siap"
Tut..
Lisa menaruh ponselnya di samping kompor, ia mengambil tupperware yang ada di bufet, setelah itu memasukan masakan khas korea itu ke tupperware, setelah selesai ia segera ke kamar mandi untuk siap siap
30 menit kemudian mobil yang ke kendarai gilang sudah ada di depan pagar rumah kediaman lisa, ia segera masuk ke dalam mobil yang di kendari gilang
"lama ya nunggunya?"tanya gilang
"enggak kok baru aja selesai"
Gilang mengangguk mengerti"tadi masak apa?"
"ttokbokki aku kasih bakso sama sosis, tapi tetep enak kok"
"kan lo yang masak, ya kali bilang nggak enak"ucapnya terkekeh
Lisa mencubit lengan gilang, langsung saja gilang meringis sakit"ih sakit tau"
"biarin, emang selama ini kak gilang makan masakan gue pernah nggak enak?"
Gilang terdiam sejenak seolah olah sedang berfikir, memang masakan lisa gilang akui sangat enak tak peduli masakan indo maupun luar negeri ia sering mencicipi masakan yang di buat lisa dan rasanya tak kalah enak sama masakan yang ada di restoran besar.
"iya iya masakan lisa paling enak deh melebihi masakan chef juna"
Sifat humoris gilang sejak dulu membuat lisa nyaman, tapi gilang juga mempunyai sifa tempramental tak sekali dua kali lisa mendapat perlakuan kasar oleh gilang namun sifat humarisnya lebih dominan, sejak smp lebih tepatnya lisa sangat dekat dengan gilang kalau di bilang sayang tentu saja sejak kecil lisa sangat menyayangi salah satu anak majikan ibunya ini, tapi entah kenapa lisa tak bisa membalas perasaan gilang dulu gilang pernah mengutarakan rasa cinta ke dirinya namun sampai kini lisa tak pernah menjawab pertanyaan itu, untung saja setelah kejadian dimana gilang mengutarasakan perasaanya walau tak terbalaskan sifat gilang tak pernah berubah dengan dirinya, tapi hanya sekali! mungkin saat ini perasaan gilang ke dirinya sudah hilang.
"udah sampai, mau di sini aja"
Lisa tersadar dari lamunanya, ia segera keliar menyusul gilang yang sudah keluar terlebih dahulu tak lupa membawa peper bag yang ia bawa tadi, ia mengikuti gilang yang sibuk dengan ponselnya, sampai di tempat duduk yang di inginkan gilang, lisa mendudukan bokongnya berhadap hadapan dengan gilang.
"sibuk banget sama ponselnya"Gilang mendongak"eh maaf maaf tadi ada proposal yang harus aku koreksi"
Lisa mengangguk mengerti"kalau punya tanggungan kenapa ngajak jalan"
Gilang menghembuskan nafas pelan"udah selesai kok, cuma ngecek nggak bikin, gitu aja ngambek"
"lagian gue dari tadi di cuekin"ucapnya menyodorkan peper bag yang ia bawa tadi
Gilang mengeluarkan isi peper bag itu, membuka tupperware seketika bau khas langsung menyengat di indra penciumanya gilang"hmm baunya enak banget"
"modus"
Gilang menyuapkan sepotong bakso ke mulutnya"beneran, rasanya juga enak, katanya pedas ini kok b aja sih"
Lisa menutar bola matanya malas, padahal tadi ia mencoba itu pedas menyengat tapi menurut gilang maaih aja kurang pedas, padahal gilang mempunya maag akut tapi selalu di remehkan katanya kalau tak makan makanan pedas lidahnya pahit tapi lisa tau itu hanya alibi gilang saja"lidah kamu aja yang mati rasa, padahal tadi udah aku kasih cabe banyak plus cabe bubuk"
"hehehe iya iya udah pas kok ini, jangan cemberut gitu, nih aku suapin"gilang menyuapkan sepotong ttokbokki ke mulut lisa
"besok besok aku kasih cabe satu kilo biar bibir kamu tambah tebal"
Gilang terkekeh, melajutkan makanya yang sempat tertunda
*___*
Rayhan menatap langit langit kamarnya yang bercorak bintang dan bulan bak malam hari, lukisan ini di buat revan sendiri untuk ulang tahunya ke 7 tahun dan pertama kalinya rayhan tidur sendiri yang awalnya ia tidur dengan perawat yang mengasuhnya sejak kecil, saat usia rayhan 6 tahun dia bilang ingin mempunyai kamar yang ada bintang bintang dan revan berinisiatif membuat kamar untuk revan dengan jerih payahnya sendiri.
Rayhan menggerak nggerakan tangan kirinya yang masih sedikit sakit namun sedikit rayhan paksa untuk di gerakan, menurutnya jika tak di buat bergerak sembuhnya akan lama, dan dia tak akan mencoba mobil barunya yang di belikan revan tempo hari.
Ia bangkit dari rebahanya, memandang jendela kamarnya, tiba tiba ia mengingat lisa entah kenapa akhir akhir ini ia selalu memikirkan perempuan bertubuh tinggi nan langsing itu, apa dia benar benar jatuh cinta dengan lisa namun gosipnya lisa dekat dengan gilang tapi sepertinya gilang dan lisa tidak pacaran walau beberapa kali ia lihat lisa dan gilang cukup dekat tapi ia yakin mereka tak pacaran.
Lamunanya terbuyar saat mendengar derit pintu terbuka ia menoleh ternyata galang yang hendak masuk ke kemarnya, galang duduk di sampingnya
"abang kira kamu tidur, ternyata malah ngelamun di kamar sendirian lagi"
Rayhan menghembuskan nafas kasar"bang? Aku boleh tanya?"
"tanya apa?"
"emm bang gilang sama lisa itu deketnya udah lama ya?"
Galang mengernyitkan ke dua alisnya heran tumben adik bungsunya ini menanyakan hubungan lisa dan gilang"yaaa udah lama sih, tau sendiri lah keluarga lisa sama keluarga kita kan deket, abang juga lumayan deket kok dengan lisa, yaaa tapi gilang lebih deket"
Hati rayhan terasa di remas saat mendengar kenyataan itu ternyata benar adanya ia tak mungkin mendekati lisa lebih jauh, ia dan lisa harus sekedar teman tak lebih dari itu"bang galang keluar dulu ya, aku mau tidur"
"kok kamu kelihatan murung gitu, kenapa? Sakit?"
Rayhan menggeleng pelan"enggak kok cuma ngantuk aja, boleh keluar sekarang"
Galang yang merasa di usir secara halus dengan adiknya langsung berdiri, ia yakin adiknya sedang ada nasalah dan mungkin belum bisa menceritakan denganya"yaudah abang keluar dulu ya"
Rayhan hanya mengangguk
.
.
.
.
.
Bagi tipsnya dong yang suka baca buku pelajaran yang tebel tebel gitu, entah kenapa ya kalau udah liat buku tebel itu bawaanya males baca gitu, apalagi liat buku paket sekarang yang halamanya 2000 lebih ingin rasanya aku muntahin, tapi kalau baca novel setebel apapun halamanya tetap aja nggak ada sehari bisa aku selesain and nggak usah dihafalin udah hafal hafal sendiri tuh novel🤣🤣dasar akutuh udah tau malesan tapi tetep aja ambil kesehatan😐