Tiga hari sudah rayhan keluar dari rumah sakit karena kondisinya sudah membaik, perihal vincent rayhan sudah tidak peduli denganya sudah cukup kemarin ia sampai hampir meninggal karena ulah ayah biologisnya itu. Bahkan selama 2 minggu di rawat vincent tidak menjenguknya sama sekali bukan hanya vincent tapi chelsie juga tidak menjenguknya sama sekali.
Rayhan bukanya dendam dengan vincent tapi apa pantas seorang ayah kandung tahu anaknya sakit tidak ada niatan menjenguk, awalnya rayhan fikir vincent di larang ke ratih dan revan untuk menemuinya tapi saat ia bertanya ratih hanya berkata vincent sempat menjenguknya dan ingin mendonorkan darah tapi dengan syarat rayhan harus tinggal bersama vincent.
Kalau kemarin sampai vincent mendonorkan darahnya lebih baik rayhan mati kekurangan darah dari pada satu rumah bersama orang orang licik seperti vincent dan chelsie, awalnya saja baik tapi ternyata kebaikan itu hanya ingin melabuhinya.
Memikirkan itu membuat kepalanya pusing saja, kalau rayhan bisa memilih sudah pasti ia tidak mau di lahirkan dari ayah selicik vincent.
Rayhan menghembuskan nafas kasar, masalahnya dengan vincent belum selesai tapi kemarin ia mendengar sebuah fakta yang mengejutkan yaitu perihal gilang sudah mencelakai amel sampai amel keguguran, walau ia tidak tau kronoginya seperti apa tapi ia kecewa dengan gilang. Rayhan tahu gilang tidak menginginkan anak itu tapi jangan sampai membunuhmya juga, untung saja masalah amel tidak ada yang di tahu kecuali keluarganya, teman teman dekat galang dan gilang tidak ada yang tahu kecuali tharesa bahkan lisapun tidak tahu perihal ini karena para ART tidak ada yang boleh berbicara perihal masalah gilang kalau sampai revan ataupun ratih mendengar ada yang berbicara masalah gilang mereka tidak akan segan segan untuk memecat mereka.
Rayhan menuangkan air ke dalam gelas lalu meminumnya. Rayhan melipat ke dua tanganya di atas meja makan lalu merebahakan kepalanya dengan bantalan lipatan tangan. Sejak tadi ia melamun di meja makan sendiri ke dua orang tuanya sudah kembali sibuk dengan pekerjaan masing masing sedangkan galang masih sekolah
"den rayhan butuh sesuatu yang perlu saya ambilkan"tanya narti.
Rayhan menegakan tubuhnya kembali"hmm katanya tadi bibi buat brownies, ambilkan itu saja"
"maaf den bukanya saya nggak mau mengambilkan tapi pak revan bilang den rayhan nggak boleh makan yang mengandung coklat?"
"saya itu nggak papa makan coklat yang penting nggak banyak"
Narti menggaruk rambutnya yang tak gatal, ia bingung harus menuruti anak majikanya itu ayau tidak kalau menuruti apa kemauanya nanti kalau terjadi sesuatu dengan anak majikan bisa bisa ia di marahi lagi sama majikanya"aduh den bukanya saya nggak mau kasih tapi aden kan baru aja ke luar dari rumah sakit aden makan yang lain aja ya saya ambilkan, cari aman den biar nggak di marahi pak revan"
Rayhan menghembuskan nafas pelan, ia bangkit dari duduknya"nggak usah pengenya brownies tapi sekarang nggak nafsu"
Rayhan berjalan ke arah lift, lebih baik ia ke kamarnya rebahan sambil bermain game dari pada di meja makan seperti orang gabut tapi memang dirinya gabut, sebenarnya ia sudah tidak apa apa, tidak merasa lemas juga tapi revan dan ratih melarangnya untuk pergi ke sekolah.
Rayhan berhenti di depan kamar gilang, hatinya berkata ingin masuk ke dalam kamar gilang tapi sebenarnya ia masih kecewa dengan gilang"dendam itu nggak baik"gumamnya, rayhan kembali melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam kamar gilang
Saat ia membuka pintu kamar gilang netranya menangkap gilang kesusahan untuk maraih kursi rodanya, memang gilang masih belum bisa jalan karena saat gilang menggerakan tubuhnya perutnya akan terasa sangat sakit itu sebabnya dokter meyarankan saat beraktifitas gilang memakai kursi roda terlebih dahulu sampai kondisi lambungnya lebih baik.
Rayhan berlari menghampiri gilang"mau kemana bang?"
Gilang mendongak"kamar mandi"
Rayhan mengerutkan keningnya heran bukanya gilang pakai pempers buat apa ke kamar mandi"bukanya abang pakai pempers, kenapa ke kamar mandi?"
"gue belum sholat mau ganti pempers juga, oh ya tolong panggilin pak hasan bilang kalau gue mau ke kamar mandi mau telfon batrai hp gue low"
"kayaknya pak hasan lagi keluar belum pulang tadi aja bilang ke bi narti kalau abang butuh apa apa nunggu dulu, sama aku aja mau?"
"lo nggak jijik? Gue juga berat emang lo kuat mapah gue buat ambil wudhu"tanya gilang kalau bantu wudhu saja sih nggak papa tapikan gilang mau ganti pempers juga.
"abang nggak ngaca sekarang abang lebih kurus dari aku? Soal jijik enggak lah buat apa jijik, wong abang ini saudaraku"ucap rayhan terkekeh
Gilang menghembuskan nafas kasar, ia tersenyum getir melihat tubuhnya sekarang yang sangat kurus bahkan sampai turun 20kg dari 70kg sekarang tinggal 50kg terlihat jelas tubuhnya sekarang seperti tinggal tulang, pipinya dulu yang berisi sekarang sangat tirus, jika dulu orang sulit membedakan anatara gilang dan galang sekarang mudah karena galang jauh berisi dari pada gilang"terserah lo aja deh, pempersnya di samping meja belajar"
Rayhan mengambil satu buah pempers dan kantong plastik hitam untuk membuat pempers kotor gilang"mau mandi sekalian bang udah jam 4"
"nanti aja tunggu pak hasan"
"nanggung nggak sekalian ke kamar mandi? Nanti kalau kebanyakan gerak malah tambah sakit perutnya"
"terserah lo aja deh"
Rayhan mengangguk mengerti, ia mengambil baju dan sarung untuk gilang di lemari milik gilang"pakai sarung ya?"
"iya"
Rayhan membantu gilang pindah ke kursi roda, ia harus berhati hati karena setiap pergerakan gilang meringis ke sakitan,
Setelah hampir 1 jam rayhan membantu gilang mulai mengganti pempers sampai sholat akhirnya selesai juga"capek juga ya bang"keluh rayhan"di bilangin dari tadi nggak percaya, sesak nggak?"
Rayhan mengangguk pelan, tanganya mengelus dadanya yang sedikit sesak"dikit"
"inhaller lo mana?"
Rayhan tak langsung menjawab, ia masih mengatur nafasnya yang sedikit tersenggal"udah nggak papa kok"
"maafin gue ya gil, udah ngecewain lo bukan lo aja sih tapi semuanya terutama amel"
Rayhan menghembuskan nafas kasar"kenapa abang bisa dorong ka amel?"tanya rayhan, pasalnya ia belum tahu kronologinya lebih tempat nggak mau tau tapi sekarang ia jadi penasaran kenapa gilang melakukan itu.
"lo belum tahu?"rayhan menggeleng pelan"gue kemarin mabuk berat sampai gue nggak sadar ngelakuin itu sadar sadar udah di rumah sakit aja gue kira aja gue kecelakaan, bahkan gue nggak tahu kenapa bisa sampai ke apartemen amel"
"kenapa harus mabuk? Abang tahukan kalau akan berakibat fatal ke lambung abang seperti sekarang bahkan abang sekarang nggak bisa ngapa ngapain"
"gue kalut banget sama masalah yang gue alami, gue tahu akan berdampak buruk sama lambung gue tapi nggak tahu sampai kayak gini, setiap gerak aja ngerasain sakit perut sampai ke punggung"
"buat pelajaran aja, kalau ada masalah tuh sholat lebih mendekatkan diri pada sang pencipta"
.
.
.
.
.
.
Hay apa kabar?
Masih ada yang mau nunggu ragi?
Maaf ya lama nggak update karena semester 3 ini kuliahnya sudah mulai lurring walau masih bergilir tapi tugas ituloh masya allah😂😂