Galang dan gilang memasuki rumah mewahnya, mereka lamgsung merebahkan tubuhnya ke sofa empuk yang berada di ruang tamu, tubuhnya lelah karena seharian mencari keberadaan adik bungsunya, di ruang tamu tak hanya ada mereka di situ juga ada revan dan ratih yang juga baru sampai mencari keberadaan rayhan, mereka sampai lupa segalanya karena mencari anak itu.
Revan mengusap wajahnya kasar, hatinya tak tenang sebelum dirinya menemukan anak bungsunya itu.
Lina terpogoh pogoh menghampiri majikanya"pak buk den rayhan hah hah"lina mengatur nafasnya yang memburu sebab ia berlarian dari lantai ke dua tanpa memnggunakan lift, walaupun rumah ini hanya ada 3 lantai rumah kediaman revan itu di fasilitasi lift sebab anak tangga rumahnya sangat banyak membuat mereka malas bila tak menggunakan lift, tapi juga sering penghuni rumah naik ke lantai dua atau tiga menggunakan anak tangga.
"bik yang tenang rayhan kenapa?"tanya revan heran melihat tingkah salah satu asisten rumah tangganya itu.
"den rayhan ada di kamarnya"
Mereka sontak kaget mendengarkan minah jika rayhan berada di kamarnya"beneran bik"
Lina hanya mengangguk.
Mereka semua langsung naik ke lantai dua menggunakan lift, setelah itu mereka langsung masuk ke dalam kamar rayhan, dan benar saja rayhan dengan nyenyak tidur di kasur yang empuk dan hidungnya tersumpal nasal canula, seperti tidak punya salah saja padahal semua orang kalang kabut mencarinya.
Revan duduk di pinggiran kasur, tanganya mengusap rambut rayhan pelan, agar anak itu terbangun"ragil bangun"
Sang empu hanya berdehem tanpa membuka matanya, sebenarnya ia tidak tidur hanya saja ia malas jika keluarganya menghujani berbagai pertanyaan, ia pulang sejak tadi sore namun dengan keadaan rumah kosong, satpam yang biasanya menjaga pun tidak ada itu sebabnya mereka semua tidak ada yang tau kalau dirinya pulang sejak tadi sore.
"gil!"
Rayhan berdecak, membuka matanya"apa sih pa"
"kamu tau nggak semua orang mencari kamu dan kamu malah tidur enak enakan di sini"
"terus kalau nggak tidur di sini tidur dimana, kolang jembatan?"
"lo tau nggak, gue seharian nggak makan cuma gara gara cariin lo, dan sekarang perut gue sakit ini semua gara gara lo!"ujar gilang
"salah sendiri cari aku, aku nggak nyuruh bang gilang atau kalian nyari aku!"
"ragill kamu tau nggak kesalahan kamu apa"rayhan menggeleng"astaghfirullah gusti kenapa saya di kasih anak macam gini"
Rayhan mengerucutkan bibirnya lucu"katanya ragil bukan anak papa, ragil anak mama ya"rayhan memeluk ratih yang berada di sampingnya
Ratih menghembuskan nafas kasar"mama nggak punya anak modelan kayak kamu"
Rayhan melepaskan pelukanya"huaaa ragil anak siapa dong??"
"anak setan!"ujar gilang sebal
Tangan kiri rayhan memegang dadanya, dan meringkuk ke samping"papa mama... Dada ragil sakit hiks"
Sontak semua langsung kaget dengan keadaan rayhan yang tiba tiba kesakitan"gil apanya yang sakit bilang sama papa, kita balik ke rumah sakit aja ya"
Rayhan menahan tawanya yang ingin pecah"tapi boong hahahaha"
Revan menjitak kening rayhan pelan"kualat kamu dari tadi boongin orang tua mulu!"
Rayhan mengusap keningnya yang tak sakit itu"sakit tau"
"bodo amat!"ujarnya bangkit dari duduknya"ayuk ma bang, kita makan di luar"
Rayhan langsung melepaskan nasal kanula yang tadinya terpasang apik di hidung bangirnya dan beranjak dari kasur empuknya"ragil ikut"