8 MENJENGUK

4.5K 280 12
                                    

Keadaan rayhan sudah mulai membaik tak seperti kemarin yang ketakutan karena tanganya mati rasa, rayhan hanya takut kalau dirinya kena karma akibat tidak menurut dengan orang tuanya tanganya diamputasi, sungguh kemarin ia pikir tanganya akan diamputasi karena tak merasakan apapun, rayhan pernah membaca artikel kalau seandainya ternjadi kecelakaan di bagian tubuh tertentu mati rasa ada kemungkinan bagian itu akan diamputasi apalagi tangan kirinya beberapa tahun lalu juga patah membuatnya semakin takut saja.

"bang..?"panggilnya

Gilang hanya berdehem matanya masih fokus pada layar ponselnya

"bang gilang.."panggil rayhan sekali lagi

"apa sih gil, gue lagi fokus jangan ganggu"

Rayhan mengerucutkan bibirnya, tau gini lebih baik ia di temani galang saja walau kakaknya itu pendiam galang lebih menghargai orang yang sedang berbicara walaupun itu tak penting, tidak seperti gilang yang selalu sibuk dengan gamenya, karena hari ini tanggal merah galang dan gilang lah yang menjaganya tapi tadi galang pamit pulang sebentar katanya mau ngambil sesuatu entahlah rayhan juga tak tau.

Gilang meletakan ponselnya di atas nakas"gil, lo nggak punya celana ya?"

Rayhan mengernyitkan keningnya heran, apa apaan coba gilang tanya unfaedah seperti itu"nggak ada pertanyaan yang lain apa, nggak bermutu banget, ya jelas aku punya lah, terus kalau aku nggak punya celana anu aku di bungkus pakai apa coba?"

Gilang menghembuskan nafas kasar"bukan itu, maksut gue itu celana panjang, masak gue kemarin bongkar lemari lo nggak ada celana panjang adanya cuma sarung"

"ohh, punya kok. abang aja yang nggak teliti kalau nggak punya aku sekolah pakai apa coba?, pakai sarung?, kalau boleh lebih baik aku pakai sarung dari pada pakai celana panjang"

"bodo amat gil, kalau gitu gue kemarin ambil celana sekolah lo dari pada susah susah beli di luar ujan ujan lagi"

Memang kenarin galang dan gilang membelikan celana untuk rayhan karena di lemari adik bungsunya itu hanya ada sarung, baju dan sragam sekolah, entah kemana rayhan simpan celana celana lainya padahal waktu itu gilang pernah menjumpai rayhan memakai celana panjang hanya sekali sih saat pergi ke suatu acara, gilang heran adiknya itu kok betah banget kemana mana pakai sarung kecuali sekolah kalau tak di suruh pakai celana pasti rayhan pakai sarung.

"eh kenapa beli, di koper ada banyak kok celana panjang, celana pendek juga ada hanya saja aku masih taruh di koper males ngeluarin"

"kalau di koper ada, gue mana tau"

*____*

Kini ruangan rayhan di penuhi teman temanya yang menjenguk suara gelak tawa mengisi ruangan rayhan untung saja ruangan itu kedap suara kalau tidak mungkin sudah di tegur semua orang karena berisik sendiri.

Lisa menatap dalam diam gelegat rayhan sejak tadi entah kenapa ia sejak dulu ia menyukan tawa itu apalagi rayahan tersenyum memamerkan giginya yang sedikit tak rata sebab tumbuh gingsul di gigi rayhan bukan hanya gigi atasnya saja di gigi bawahnya juga ada satu gigi tambahan, di saat orang orang memilih menata gigi sedemikian rupa agar terlihat rapi namun rayhan membiarkan saja menurutnya itu sudah paling baik untuk dirinya yang di berikan tuhan.

"lis kenapa dari tadi diam saja sih"tanya maura

Lisa menyengir"ehh enggak papa kok cuma laper aja hehehe"

"kenapa nggak bilang dari tadi , di atas kulkas ada makanan yang di kirim ibu kamu tadi, makan aja"ujar rayhan menujuk kulkas yang ada di pojokan

"nggak usah nanti aja gue makan di rumah"

their storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang