12. I'M (note) OKAY

3.2K 242 7
                                    

Karena hari ini minggu sekolah libur rayhan memilih tidur seharian ini sebab ia sedang terserang flu kepalanya juga terasa pening, ia sendiri juga tak tau kenapa pagi pagi tadi ia bisa terserang  flu padahal seingat kemarin ia tak bermain hujan atau yang memicu terjadi flu.

Pintu kamarnya terbuka menampilkan revan dengan setelan baju santai yang pas di tubuh atletisnya, ia menghampiri ranjang anaknya, tanganya menyibak slimut yang menutupi tubuhnya"bangun dulu caba?"ujarnya seraya mengelus rambut rayhan yang lepek karena kringat

Rayhan membuka matanya, ia mengerjabkan matanya berusaha menghilangkan kabut di matanya, ia mendesah keras saat dadanya terasa di himpit sesuatu yang membuatnya semakin susah bernafas

Burhan menempelkan stetoskop di dada rayhan"kenapa tiba tiba bisa flu kayak gini, di rumah ini nggak ada yang flukan"

"enggak ada, kemarin juga seharian cuma di rumah aja nggak keluar rumah, aku juga kaget tadi pagi pagi ngeluh flu sama pusing, nggak ada yang di kawatirin kan?"ujar revan

Irfan  memposisikan mouthpiece pada mulut rayhan dan setelah memasangkan masker oksigen dengan kencang untuk menutupi hidung dan mulut agar tidak ada celah"cuma influenza biasa kok, wajar kalau ragil pusing atau demam, aku pasangin nebulizer biar cepat enakan"

Setelah 15 menit irfan melepas masker oksigen dan mematikan alat nebulizer.

"gimana udah enakan?"tanya irfan

Rayhan mengangguk gini hidungnya sudah tak terasa tersumbat nafasnya pun sudah bisa leluasa, hanya peningnya yang belum juga hilang"hah akhirnya flunya udah hilang, kenapa nggak dari tadi sih?"

Revan terkekeh"kamu aja dari tadi di bujuk ke rumah sakit nggak mau"

"kan bisa panggil om burhan"

"terserah kamu aja"

Keesokan harinya kondisi rayhan sudah cukup baik hanya sedikit pusing, tapi itu tak membuatnya malas malasan pergi ke sekolah sebab nanti ada ulangan harian 3 mata pelajaran sekaligus ia tak mau ulangan harian sendiri di kantor, untung saja pagi pagi tadi revan ada metting di luar negeri dan akan pupang besok, jadi tak ada yang melarang untuk pergi sekolah, tadi saat ia melintas di meja makan sudah sepi mungkin abang kembarnya itu beranggapan kalau dirinya tak masuk sekolah.

Rayhan meletakan tasnya di meja, setelah itu mendudukan bokongnya di kursi yang biasanya ia duduki, lisa yang baru menyadari rayhan ternyata masuk sekolah heran sebab tadi gilang menitipkan surat rayhan, lisa juga sempat membaca surat rayhan yang keteranganya sakit tapi kenapa rayhan malah masuk.

"loh ray kok lo masuk sekolah?"

Rayhan meyunggingkan alisnya"emang kenapa? Nggak boleh?"

"bukan gitu tadi bang gilang kasih aku surat lo ke gue keteranganya sakit pula"

Rayhan melebarkan matanya kaget"hah sekarang mana suratnya"

Lisa menyerahkan surat yang tadi di kasih gilang ke rayhan

Tanpa membuka isi suratnya rayhan langsung memasukan surat itu ke dalam tasnya"mungkin bang gilang masih ngira gue sakit padahal kan aslinya udah sehat"

Lisa langsung kawatir mendengar penuturan rayhan"lo sakit? Sakit apa? Kenapa sekolah kalau sakit"

Rayhan berdecak keras"ck gue sekarang udah nggak papa kemarin aja terserang flu"

"tapi lo masih kelihatan pucet?"

"ke depan yuk di kelas sepi nggak enak?"

Lisa hanya mengangguk mengikuti kemana rayhan melangkah.

*____*

Sejak istirahat ke dua rayhan tenggorokanya terasa gatal membuatnya batuk walau tak parah, dadanya juga terasa sedikit sesak belum lagi hidungnya ikut ikutan tersumbat mungkin akibat AC di kelas suhunya di turunin sebab sebelum istirahat tadi pelajaranya olahraga, jordan di samping memandang rayhan kawatir yang sedari tadi batuknya belum mereda, ia sudah menawari untuk ke klinik saja namun rayhan menolak dengan alibi kalau menyemprotkan inheller ia akan baik baik saja.

Guru pengajar jam terakhir memasuki kelas 10 ipa 2 sontak saja penghuni kelas yang semula berkelompak untuk mengerumpi ataupun mabar kembali ke kursi masing masing sebab jam pelajaran sebelumnya kosong karena guru pengajar sedang berhalangan hadir.

Setelah memberi salam irwan guru pengajar matematika yang terkenal killer itu berjalan ke arah meja nomor dua dari depan yang tak lain itu meja rayhan dan jordan.

Jordan yang sudah tau irwan akan menghampiri salah satu dari dirinya atau rayhan hanya menunduk takut sebab sejak pertama kali masuk tetapan tajam itu mengarah ke dirinya dan rayhan, namun rayhan tak memperdulikan itu ia masih sibuk meredam batuknya inhaller nya sudah habis dan nafasnya masih terasa sesak ia hanya membawa yang isinya tinggal sedikit.

"rayhan"suara boriton itu membuat jantung rayhan yang awalnya sudah berdetak lebih cepat bertambah cepat

"uhukk ada apa pak?"

"kamu sakit?......."

"iya pak rayhan sakit"bukan rayhan melainkan jordan

"terus kalau sakit kenapa nggak ke klinik, kalian teman teman juga tidak pengertian banget, kalau temanya sakit itu di bawa ke klinik ini malah di biarin di kelas, rasa kemanusian kalian itu dimana"

Semua hanya diam tak berani menjawab, teman teman rayhan sudah menawarkan ke klinik saja namun rayhan menolak.

"JAWAB! Jangan diam saja!"

"pak saya tadi uhukk uhukk baik baik saja hah hah"rayhan mengurut dadanya yang naik turun tak beraturan semakin bayak ia bicara nafasnya akan semakin berat juga.

"jordan bawa rayhan ke klinik!"

Jordan mengangguk setuju, ke tanganya membantu rayhan berdiri, sedangkan rayhan hanya menurut saja tak hanya jordan yang membantu rayhan galaksi juga membantu memapah rayhan

Saat di koridor rayhan berhenti untuk sekian kalinya setiap beberapa meter rayhan akan berhenti untuk mengambil nafas yang semakin menyesakan itu, ia melepas genggaman galaksi setelah itu mengurut dadanya yang sedikit nyeri.

"ray gue gendong aja ya?"tawar galaksi untuk kesekian kalinya menawari rayhan agar mau ia gendong.

Mata minus galang menyipit saat melihat ada 3 siswa yang sepertinya salah satunya adiknya, ia tak begitu bisa melihat jelas siswa itu sebab ia tak memakai kacamata karena minus galang sudah cukup banyak dan galang termasuk orang yang malas pakai kacamata kecuali saat pelajaran berlangsung, ia lebih memilih memakai soflen saat berada di luar sekolah, sedangkan saat di sekolah peraturanya setiap siswa siswi tidak boleh memakai soflen

Dari pada penasaran galang mendekati 3 siswa yang masih diam di tengah tengah koridor, saat digaanya benar ia langsung memegang punduk adik bungsunya itu"ragil lo kenapa?"

Rayhan mendongak"agak sesak bang uhuk uhuk, tapi batuknya nggak mau berhenti uhuk uhuk"ujarnya

"inhaller lo mana?"

"habis"

"yaudah gue bantu ke klinik, kalian balik ke kelas aja"

Galaksi dan jordan hanya mengangguk.
.
.
.
.
.
.
.utsnya udah mulai, jadi aku hiatus ajalah, sampai kapan? akupun nggak tau😁😁

their storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang