1. Rayhan ragil wijaya

27K 849 18
                                    

Pemuda yang baru saja melaksanakan salah satu sholat sunah bagi umat muslim itu melipat sajadahnya setelah itu ia letakan di kursi meja belajarnya, ia juga melepas peci yang di gunakan sholat dhuha, kaki jenjangnya melangkah ke cermin besar di sebelah lemari baju setelah merapikan rambutnya ia bergegas mengambil tas ranselnya di atas kasur king size nya

Pemudah itu adalah rayhan putra ragil wijaya biasa di pangil rayhan teman temanya sering memanggilnya ray sedangkan keluarganya lebih senang memanggil ragil menurut keluarganya rayhan lebih pantas di panggil ragil karena dia anak paling muda di keluarganya, usianya baru menginjak 15 tahun, rayhan anak ke 3 dari 3 bersaudara, ia mempunyai  kakak kembar laki laki yang usianya kini beranjak 18 tahun.

sekarang rayhan menempuh pendidikan di SMA 1 wijaya bangsa, salah satu sekolah swasta ternama di jakarta siswa siswinya juga termasuk kalangan menengah atas, rayhan sekaligus cucu dari pemilik yayasan wijaya group. walaupun yayasan wijaya mempunyai sekolah dari Paud sampai perguruan tinggi baru kali ini rayhan sekolah milik kakeknya itu, dulu pernah waktu sekolah dasar tapi hanya berlangsung 3 tahun setelah itu ia menempuh pendidikan salah satu pesantren di jawa timur.

"pagi mama papa dan para kakak kakaku tercintah"sapa rayhan penuh keceriaan.

Mereka semua membalas dengan keceriaan juga, mereka senang si bungsu sekarang bisa bergabung seperti dulu lagi, sifat si bungsu dari dulu sampai sekarang tak pernah berubah selalu memulai harinya dengan senyuman.

"dek udah lengkapkan perlengkapanya"tanya galang

"udah dong bang, aku mah selalu disiplin semuanya"ujar rayhan

Rayhan tampak bingung memandang makanan yang tersaji hanya roti dan selai, kebiasaanya di pondok setiap sarapan selalu makan nasi, kemarin kemarin mah nggak ada kegiatan jadi makan roti aja tidak terasa lemas tapi kan sekarang ia mau berangkat sekolah, tapi juga salah dia sendiri semalam ia tak mengasih tau mamanya suruh membuatkan nasi saja, rayhan menunduk takut takut"emm maaf ma, ragil kalau di pondok sarapanya selalu nasi. Ada enggak nasinya"

"ada kok di belakang, mama ambilin kalau gitu"

Rayhan menggeleng pelan"nggak usah ma biar ragil aja yang ambil"rayhan beranjak dari duduknya, ia melangkahkan kaki jenjangnya di dapur. Rayhan kembali dengan membawa sepering nasi dengan sayur lodeh, ini salah satu makanan kesukaanya di pondok apalagi di campur ebi dan ikan bertambah napsu makanya.

Gilang menatap senang adiknya, setiap makan apapun pasti adiknya itu tak pernah memilih milih makanan tak seperti dirinya kalau tak menarik ia akan mengomel tak mau makan"gil asma kamu sering kambuh?"tanyanya

Rayhan meletakan sendok yang hampir masuk ke dalam mulutnya"udah enggak kok bang, cuma kalau lagi mau demam atau meriang kambuhnya"

Soal penyekit itu sudah rayhan derita sejak lahir padahal biasanya asma itu penyakit genetik tapi setaunya keluarganya tak ada yang mempunyai penyakit sama denganya, entah kenapa dirinya mempunyai penyakit yang menyerang organ pernafasan itu.

"oh masih kambuh ya yaudah nanti kalau ada kegiatan yang fisik ke uks aja"ujar galang

"enggak kok bang, kalau keliling lapangan atau pus up mah aku masih bisa nahan asal nggak ratusan kali nggak bakal kambuh, nggak punya asma juga langsung kehabisan nafas"

"nurut aja, apa kata abang kamu dari pada nanti kenapa napa"ujar revan ayah 3 anak itu

"iya pa nanti kalau ngerasa nggak enak aku ke uks"

*___*

Hari ke 2 MPLS cukup melelahkan bagi mereka dari pada kemarin yang hanya upacara pembukaan, perkenalan dan seru seruan di aula berbeda dengan hari ini yang lebih mengutamakan fisik, sampai sampai banyak yang tumbang terutama para kaum hawa entah itu pura pura atau beneran yang pasti setiap ada yang ketahuan berpura pura sakit akan mendapat hukuman lebih keras lagi, tadi ada beberapa siswi yang pura pura sakit malah di suruh lari keliling lapangan membuat salah satu mereka sakit beneran

"makanya dek nggak usah remehin kita. Menurut kalian kita cuma nggretak aja"ujar anggata osis bername tag tharesa putri K

Peserta MPLS yang di hukum tadi menunduk takut, kakak kelas di depanya ini sangat menyeramkan melebihi singa betina yang sedang mengamuk, rumornya kakak osis bernama tharesa itu pacar ketua osis di SMA wijaya sekaligus cucu pemilik yayasan ini yang tak lain adalah galang, awal mereka pacaran seantero sekolah kaget seorang galang yang tak pernah di gosipkan dekat dengan perempuan tiba tiba pacaran dengan model terkenal seperti tharesa.

Galang berjalan ke arah siswi yang tengah di hukum"dek kalian boleh istirahat lain kali jangan ulangi kesalahanya apalagi berpura pura sakit"siswi itu mengangguk lalu pergi meninggalkan mereka

"kata pak revan nggak boleh keras keras sama siswa baru, dan tadi kamu malah hukum sampai ada yang sakit beneran"ujar galang

"aku tuh kesel, kok masih jaman sih pura pura sakit, padahal ini belum seberapa loh sama MPLS kita tahun kemarin"

Galang berdiam sejenak hatinya gusar memikirkan seseorang, ia menepuk keningnya kok bisa lupa dengan adiknya, sekarang kondisi adiknya gimana apalagi hampir seharian kegiatanya di luar"astaga kok bisa lupa sih"gerutunya

"kenapa?"

Galang menepuk keningnya beberapa kali"adik aku.. Aduh kok bisa lupa!"

"emang kenapa? adik kamu kan cowok pasti kuat lah, kegiatanya juga nggak terlalu memakan tenaga yang banyak"

"masalahnya ragil punya asma dan dia kalau belum ambruk nggak akan bilang siapa siapa"

"oh gitu. Yaudah aku bantu cari adik kamu"

Galang dan tharesa mencari rayhan dari uks ke kelasnya sampai ke kantin namun tak menemukan rayhan, galang takut kalau terjadi apa apa dengan kondisi adiknya, ia juga sudah tanya ke beberpa siswa baru namun tetap tak ada yang mengetahuinya

Ia masuk ke dalam sekertariat osis yang tampak sepi hanya gilang dan radit yang berkutat dengan laptop masing masing"lang lo tau ragil"

Gilang mengeryitkan ke dua alisnya heran"yang di luar kan lo kenapa tanya gue?"

Galang mengusap rambutnya kasar"udah gue cari kemana mana nggak ada"

"dit kalau udah selesai ngerangkapnya lo terusin punya gue"ucapnya bangkit dari duduknya"lo gimana sih kalau terjadi apa apa dengan ragil mampus lo di tangan bokap"

"lo jangan nambah nakut nakutin gue dong, gue tadi..."

"bacot lo!"gilang melangkahkan kakinya keluar dari sekertariat osis di ikuti galang di belakangnya, ia mencari rayhan ke penjuru ruangan dan yang belum ia masuki hanya toilet laki laki yang ada di pojokan

"lo kesini ngapain?"tanya gilang pada seorang yang menjaga di depan pintu bilik kamar mandi

"ada adik kelas yang kena diare"ucap irwan teman sekelas galang dan gilang dan juga salah satu anggota osis

"kok bisa? siapa namanya?"

"katanya dia nggak bisa minum soda, kebetulan regunya dapat air soda dan gini deh jadinya, udah gue kasih uralit sih tapi masih aja belum mampet. kalau nggak salah namanya rayhan"

Galang dan gilang membulatkan matanya kaget, mereka menoleh saat pintu terbuka menampilkan rayhan dengan wajah yang sudah pucat pasi dan kringat membanjiri tubuhnya"ragill?"panggil mereka

Rayhan terkejut ke dua kakak kembarnya di depanaya"bang..."hampir aja rayhan meluruh ke lantai kalau galang tak segera menangkap anak itu pasti sudah menghatam lantai kamar mandi yang dingin, nafasnya tampak memburu, galang mengusap peluh yang membanjiri wajah sang adik"bantuin goblok!"umpatnya kesal ke dua manusia di depanya masih terpaku di tempatnya.

Gilang dan radit langsung membantu rayhan ke luar dari bilik kamar mandi"aku masih kuat jalan.."ucap lemah, ia memang masih sepenuhnya sadar hanya tubuhnya yang lemas mungkin kehabisan cairan.
.
.
.hai aku kembali dengan genre cerita masih sama jadi yang udah bosan cerita aku yang itu itu aja nggak papa kok, aku cuma mau ngisi waktu luangku untuk nulis.

their storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang