Suara pintu mobil di tutup dengan keras menimbukan suara kegaduhan di salah satu perumahan minimalis membuat satpam penjaga runah langsung keluar dari gerbang hitam itu.
Dengan nafas memburu, raut muka yang memerah, menandakan seseorang itu sangat marah"mana majikan kamu!"ucap revan penuh penekanan.
Sang satpam ketakutan melihat orang asing di depanya seperti kesetanan"tidak ada di rumah tuan"ucap sanga satpam dengan nada bergetar.
Revan meremat kerah kemeja sang satpam"kemana! Kalau kamu nggak kasih tahu dimana keberadaan majikan kamu! Saya pastikan kamu akan kehilangan semuanya"
"saya beneran tidak tahu tuan, saya hanya di beritahu majikan saya kalau mereka akan meninggalkan rumah ini dan saya bersama istrinya di suruh menjaga rumah ini"
Revan menghepaskan satpam hingga satpam itu tersungkur ke paving"nggak guna!"ucap revan mengambil pinseonya yang berada di sakut, ia langsung mendial salah satu kontak yang ada di ponselnya. Tak lama kemudian panggilan revan tersambung.
"revan ada apa telfon, semua baik baik ajakan?"ucap pria paruh baya yang di telfon revan.
"dimana vincent? Papi nggak usah sembunyiin vincent dari revan!"ucap revan berusaha meredam amarahnya.
"kenapa kamu tanya ke papi bukanya vincent ada di indo?"
"papi nggak usah bohong sama revan! Revan tahu kalau papi yang menyembunyikan vincent dan keluarganya, seperti yang dulu dulu"
"apa maksut kamu revan? Papi tidak menyembunyikan vincent"
"dengar baik baik ya pi, kalau sampai anak kesayangan papi itu ketemu, jangan harap vincent akan hidup tenang! kupastikan di penjara seumur hidup atau mati di tanganku sendiri!"ucap revan penuh penekanan, bukanya ia tidak menghormati yang lebih tua apalagi itu ayah kandungnya sendiri tapi menerutunya perilaku abraham sudah keterlaluan.
*_____*
Rayhan duduk di salah satu kursi yang ada di samping masjid sendirian, ia tengah menunggu teman temanya yang baru saja pergi sholat karema tadi mereka ketiduran sebab guru pengajar keluar lebih cepat, saat rayhan membangunkan mereka malah bilang nanti saja alhasil setelah selesai sholat rayhan di suruh menunggu mereka.
Rayhan melepas kopyahnya kemudian ia letakan di sampingnya, sebenarnya ia sedikit risih saat banyak pasang mata kaum hawa mengintainya.
Rayhan menoleh ke samping saat merasa ada seorang yang duduk di sampingnya, seketika ia bergeser beberapa centi"eh bil udah selesai sholat?"tanya rayhan.
"sudah, kamu sudah sholat?"
Rayhan hanya membalas dengan anggukan saja.
"ibu nyariin kamu, Sejak kita pindah kamu cuma satu kali kesana, kapan kamu main ke rumah?"
Rayhan tidak langsung menjawab pertanyaan nabila, kepala celingak celinguk mencari seseorang, bukanya doa tidak menghargai nabila kalau boleh jujur rayhan tidak menyukai sifat nabila bukan hanya sifat nabila tapi semua keluarganya, rayhan bukan tanpa alasan tidak menyukai keluarga nabila, salah satunya sifat mereka yang sering ikut campur urusan orang makanya ia tidak terlalu suka dekat dekat dengan keluarga nabila walau mereka masih bisa di katakan saudara"lagi sibuk, kalau ada waktu nanti gue mampir kesana"
"lisa, lo mau balik ke kelas?"tanya rayhan saat melihat lisa baru saja keluar dari masjid.
Lisa menghentikan jalanya saat mendengar ucapan rayhan"iya"
"sama gue yuk, gue duluan ya bil"Sebelum beranjak rayhan mengirim pesan ke salah satu teman kalau dirinya ke kelas duluan, agar mereka tidak mencarinya
Nabila hanya membalas dengan anggukan, ia menghentakan kakinya kesal melihat sifat rayhan yang cuek padanya. Padahal ia ada disini kenapa rayhan lebih memilih balik ke kelas bersama lisa kenapa tidak dengan dirinya saja yang jelas jelas ada di samping.