Galang duduk di kursi panjang yang di sediakan rumah sakit bersama tharesa, rayhan sudah di pindahkan di ruang rawat keadaan sudah membaik namun belum sadar, ia tak tau perihal keadaan rayhan sebenarnya karena burhan hanya mengatakan jika rayhan sudah membaik, mungkin sebentar lagi akan sadar.
"by aku kok ngantuk ya"ucap tharesa menyenderkan kepalanya di bahu galang.
"udah di bilangin nggak usah ikut"ucap galang dingin
Tharesa mengerucutkan bibirnya lucu, ah kenapa ia bisa sangat bucin dengan galang namun gakang tak pernah bucin denganya"by.."
Galang hanya berdehem
Tharesa memainkan jari jari galang, kebiasaanya saat berduaan dengan galang pasti hanya memainkan jari jari galang, ya bagaimana galang itu irit bicara kalau denganya tapi ya pernah dia ngomel melebihi emak emak berdaster kalau dirinya berbuat salah, apalagi kalau sampai tahu dirinya jalan sama laki laki lain cemburunya minta ampun dan ngomelnya nggak berhenti kalau dirinya nggak minta maaf seribu kali canda seribu kali, galang paling nggak suka kalau dirinya jalan sama teman sekelasnya katanya teman sekelasnya pada genit semua, padahal menurutnya biasa aja.
Tapi kalau sama rekan kerja di model galang selalu mengizinkanya, entahlah kenapa bisa begitu. Tapi tharesa merasa bersyukur bisa memiliki galang ya walaupun orangnya dingin tapi dia selalu ada kalau dirinya butuh apa apa"by.."
"apa sih sa dari tadi cuma by by by terus"ucapnya dengan nada ketus
Tharesa menghentakan kakinya"ketus banget...hmm aku masih nggak nyangka kalau gilang ngelakuin itu semua, apalagi kemarin sampai hampir nyelakain calon bayinya eh bukan hampir tapi udah nyalakain"
"aku juga nggak tau jalan pikir gilang itu gimana"
"kamu jangan sampai kayak gitu ya awas aja sampai ngelakuin hal hal aneh. oh ya besok aku ada pemotretan tapi di pasangin sama indra"
"nggak boleh!"
"ih kok nggak boleh biasanya juga sama indra kamu ngizinin, kenapa sekarang enggak!"
"gimana kalau sama aku aja, aku sama indra gantengan aku pasti bisalah"ucap galang dengan pede
"ih pede banget kamu, iya emang ganteng kamu, tapikan kamu jarang senyum mana bisa jadi model"
"ya bisalah, emang kamau udah tanda tangan kontrak?"
"ya belum sih, besok mau bicara dulu kalau udah deal langsung pemotretan pertama, coba aku tanya om iwan gimana boleh apa enggak di ganti, biasanya sih kalau ada yang lebih baik boleh boleh aja"
"nggak jadi deh kamu sama indra aja, aku jagain gilang takutnya mamah sama papah fokus sama rayhan"
"galang ikut om yuk"panggil burhan baru sampai
Galang menoleh kesamping"kemana om?"
"ikut keruangan om, om mau bicara sesuatu sama kamu"
"aku boleh ikut?"
"kamu disini aja sebentar kok, nggak ada 10 menit"
Tharesa memutar bola matanya malas"yaudah deh"
"aku pergi dulu"pamit galang, ia beranjak dari duduknya, kaki jenjangnya melangkah mengikuti di burhan dari belakang, sampai ia berhenti di ruangan burhan.
Galang duduk di kursi berhadap hadapan dengan burhan, tiba tiba perasaanya berubah menjadi kawatir padahal burhan belum mengatakan apapun tapi hatinya gelisah"ada apa om"
Burhan menghembuskan nafas kasar"apa benar anak vincent kena kanker darah?"galang hanya membalas dengan anggukan saja"sepertinya rayhan baru saja melakukan donor sumsum tulang belakang dan donor darah buat anak vincent"
Galang membulatkan matanya tak percaya, umur rayhankan baru 15 tahun seingat donor darah harus berumur 17tahun dirinya saja tak pernah melakukan donor darah dan kata burhan rayhan juga mendonorkan sumsum tulang belakangnya apa boleh semuran rayhan melakukan itu semua"kok bisa om, umur ragilkan baru 15 tahun seingat galang syarat dari sonor darah itu 17tahun? Dan untuk donor sumsum tulang belakang emang boleh umur 15 tahun?"
"iya nggak boleh lah kalau donor sumsum tulang belakang itu minimal 18 tahun itupun harus memunuhi syarat kalau tidak ya nggak bisa, makanya om heran kenapa ragil bisa melakukan itu semua makanya keadaan rayhan sampai sempat kritis, om bakal pantau terus keadaan ragil takutnya sampai ada komplikasi. om bilang gini jangan sampai ada yang tau ya apalagi sampai papahmu dengar, bisa di bantai tuh vincent"
"aku juga nggak terima om, adik galang melakukan itu semua sepertinya juga itu di paksa vincent"
"om juga nggak ngerti nanti om bilang pelan pelan sama ragil, tapi ingat kamu jangan bicara apapun perihal kondisi ragil"
*____*
Kelopak mata yang sedari kemarin terututup kini terbuka menampilakn mata yang sayu, mata sipit nan sayu itu meliar mencari seseorang, ia ingin berteriak namun tenaganya belum kembali, ia merasakan tanganya ada yang menggenggam, ia menoleh ke samping, ternyata ada ayahnya yang tengah teritidur dengan posisi terduduk dan tanganya di menggenggam.
"papa.."ucap rayhan lirih, namun revan tak ada pergerakan sama sekali. Akhirnya rayhan menggerakan tanganya lemasnya pelan
Revan langsung terbangun saat tangan yang ia genggam terjadi pergerakan"rayhan kamu udah sadar?"dengan reflek revan memencet tombol emargency.
Tak lama kemudian burhan dan diikuti beberapa suster datang dan langsung mengecek keadaan rayhan"alhamdulillah keadaan ragil sudah membaik tapi keadaanya belum stabil bisa saja nanti drop lagi, kamu istirahat dulu ya?"
Rayhan hanya mengangguk
Burhan dan beberapa susuter itu keluar setelah mengecek kondisi rayhan.
"mamah.."gumam rayhan di balik masker oksigenya, namun rayhan mengerti dari pergerakan bibirnya.
"bentar lagi pasti kesini, kamu tidur lagi ya, pasti masih lemas"
"mamah..mamah"
Pintu ruanga rawat rayhan terbuka menampilkan ratih ia baru saja melihat kondisi gilang dan amel ke duanya sampai kini belum sadarkan diri.
"iya tuh mamah udah kesini"ujar revan
"alhamdulillah kamu udah sadar sayang"ucap ratih menghampiri rayhan
Rayhan memegang tangan ratih, ratih merasakan tangan lemas rayhan sedikit bergetar"hey kamu kenapa tanganya kok thermor gini"
Tangan rayhan yang tertancap infus itu menurunkan letak masker oksigem yang sedari tadi ia pakai, namun di tahan ratih"kenapa di lepas? Mau bicara apa? Pakai itu aja mamah dengar kok"
Air mata rayhan menetes membasahi pipi mulusnya"tadi ragil ketemu ninik, tapi ninik nggak bolehin ragil ikut. Mah bilangin ke ninik ragil pengen ikut ninik, ragil kangen sama ninik, izinkan ragil ikut nenek ya biar ragil di bolehin ikut ninik"suara tak begitu keras dan sedikit terbata bata namun revan dan ratih bisa mendengarkanya dengan jelas apa yang di katakan rayhan.
Ratih menggeleng pelan, satu tetes air matanya keluar membasahi pipinya, badanya ia condomgkan ke depan bibirnya mencium kening rayhan"ragil nggak boleh ikut ninik, disini aja ada mamah papah, abang kembar, yang mau jagain ragil"
Tangan rayhan meremat tangan ratih"nggak mau ragil mau ikut ninik"
Revan yang kawatir langsung memencet emergency lagi tak lama kemudian burhan dan beberapa suster datang, untuk mengecek kondisi rayhan. Burhan menyuntikan obat ke dalam infus rayhan tak lama kemudian rayhan mulai menutup matanya.
.
.
.
.
.
.
.
.udah dulu ya aku mau hiatus lagi, kali ini agak lama. mungkin paling lambat update lagi libur semester canda libur semester hahaha tapi kalau kalian sabar nunggu juga nggak papa aku up bulan agustus😂😂Alasan aku hiatus karena ada sedikit masalah yang harus aku selesain dan tugas kuliah yang deadline-nya mepet mepet dan sehari bisa dapat tugas 3 sekligus😬