Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
166.989 likes
Sojunghwansenin lagi
Lihat semua 22.346 komentar
Doyounganteng tempat apaan tuh burem banget
Jeongwooya horor sekali
Hamadasahi kangen sekolah ↪Jaehyukiss kangen kamu
Hereharu jadi keinget kalau gua masih punya hutang sama bu kantin ↪Jeongwooya miskin banget jadi orang
Withmashi bangku pojok paling enak buat tidur
Yohwanxxi aesthetic club
Hhyunsuk 4 taun yang lalu ↪Pjhxxn haha udah tua
Sochanwoo cepet pulang dek
Uyknujmik udah pernah mabal belum? Kalau belum yuk belajar sama ahlinya @pjhxxn
Yedamine pelajaran fisika asik banget ya hwan ↪Pjhxxn jangan temenin Yedam
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari senin jadwalnya piket kelas. Dalam hal ini junghwan sangat diandalkan, meskipun kerjanya cuman angkatin bangku saja.
Dari pojok kelas matanya memantau dengan sangat jeli. Kalau ada yang leha leha maka gagang sapu sudah siap untuk melayang.
Meskipun bukan ketua kelas, manusia manis ini cukup disegani. Alasannya hanya satu, karena Junghwan anak taekwondo. Sistemnya senggol bacok, makannya anak anak kelas pada takut sama Junghwan.
Sudah jam 4 sore tapi kelas belum kunjung bersih. Kendalanya ada pada tuan muda Junghwan. Dia banyak bicara tapi sedikit bekerja.
"Makannya bantuin jangan cuman ngeliatin aja!" Yang menjawab namanya Jeongin, jabatannya sekertaris kelas.
Junghwan tertawa, "Ih tadi kan udah ngangkatin bangku sama ngehapus papan tulis." Kalau sudah melakukan dua hal tersebut maka piketnya dianggap sah.
Jeongin mendumal karena kesal. Mau melawan tapi takut, katanya badan Junghwan terlalu besar untuk dilawan.
"Anaknya bapa chanu! Ada mas pacar tuh di parkiran." Jeon Somi berteriak diambang pintu, membuat seluruh atensi tertuju padanya.
Junghwan terperanjat kaget, "Hah? Mas pacar??!"
Somi mengangguk dengan senyum jail yang terpatri diwajah cantiknya, "Aaaacie dijemput mas ganteng."
Tanpa fikir panjang Junghwan langsung berlari meninggalkan kelas. Ia sungguh terburu buru, hingga lantai yang baru saja Jeongin pel ia injak tanpa sadar.
"Subhanallah Junghwan!! Gua santet, baru tau rasa lu!!"
Si pelaku menampilkan cengiran khasnya, lucu memang tapi menyebalkan. Begitulah kelakuan si ahli bela diri kalau sudah bertemu dengan pujaan hati.
Junghwan menahan nafasnya, semua perkataan Somi memang benar adanya.
Di depan body mobil range rover, Yoshi menyenderkan tubuh tegapnya. Gagah dan rupawan, siapapun yang berjalan dihadapannya bisa terkena serangan jantung mendadak.
Mata mereka berselisih tatap. Tapi itu tak bertahan lama, karena Junghwan keburu salah tingkah akan kegantengan Yoshi yang paripurna.
"Eh bapa Yoshi hehe... ada apa ya pak?" Tanyanya penuh basa basi.
"Saya mau antar kamu pulang, apa boleh?" Jawab Yoshi.
Sama seperti bunga di pagi hari, senyuman manis itu mekar dengan sangat cantik. "YA UDAH PASTI BOLEH LAH! TUNGGU SEBENTAR PAK, JUNGHWAN AMBIL TAS DULU!"
Semangat 45. Setelah mengucapkan hal tersebut Junghwan langsung ngacir kedalam kelas.
Dia bersenandung ria, sambil mesem mesem tidak jelas. Junghwan baru saja terkena efek samping jatuh cinta.
Tas hitam sudah ia letakkan dipundak. Dengan raut wajah bahagia, Junghwan berpamitan kepada seluruh warga kelas. "Semangat piketnya! Gua pulang duluan, Bye!!"
Melihat hal tersebut membuat emosi Jeongin kembali tersulut. Bukan karena Junghwan pulang duluan, bukan. Tapi karena lantai yang baru ia pel lagi lagi Junghwan injak, bahkan kali ini sampai meninggalkan sebuah jejak.
"JUNGHWAN MONYET!! SERIUSAN GUA SANTET LU!"
Teriakan tersebut tidak ia gubris, Junghwan malah tertawa sampai menggema keras disepanjang koridor kelas 12.
Sesampainya di parkiran ia melihat Yoshi yang sudah membukakan pintu mobil untuknya, "Ayo."
Sebenarnya Junghwan merasa ada yang aneh. Tidak biasanya Yoshi datang untuk menjemput. Kira kira ada apa?
Setengah perjalanan keadaan mobil hening, yang terdengar hanyalah sahutan penyiar radio.
Junghwan tidak suka situasi canggung seperti ini. Pada akhirnya ia pun memutuskan untuk membuka suara.
"Pak Yoshi." Kata Junghwan yang kontan dijawab, dengan sebuah deheman.
"Kok tumben banget mau jemput Junghwan? Di suruh sama papa ya?" Junghwan bertanya asal asalan, dia tidak memiliki topik pembicaraan.
"Bukan. Sebenarnya ada yang mau saya bicarakan."
Junghwan menoleh kearah kemudi. Dari nada bicaranya saja sudah dapat Junghwan simpulkan, kalau Yoshi itu sedang serius.
"Ada yang mau dibicarakan? Tentang apa?"
"Tentang kita."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.