25

4.9K 601 160
                                    

Sojunghwan
kamar

Sojunghwankamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

188.156 likes

Sojunghwan ☕ + 📖

Lihat semua 10.628 komentar

Doyounganteng cemungut cayang
  ↪Jeongwooya nyebut doy nyebut
  ↪Doyounganteng apaci cayang apa

Hhyunsuk semangat dek! biar bisa cepet nikah

Jeongwooya suka liat kamarnya
  ↪Hereharu kalau liat gua suka
      engga woo?
  ↪Jeongwooya Ga.

Jaehyukiss asik ada pulpen baru nih
  ↪Sojunghwan pergi kau begal
      pulpen!

Jujunghwan aaaaayang semangat dek!!

Hereharu ngeteh dulu ngab

Hamadasahi naks rajin

Withmashi junghwan lagi jagaian lilin guys
   ↪Uyknujmik mau ngepet dia
   ↪Withmashi iya kan lu babinya

Yowshinori manis
   ↪Pjhxxn tehnya apa murid lo?
   ↪Yowshinori dua duanya

Hateyou Sombong banget !! Mau pamer ke orang orang kalau lu paling produktif gitu ?! 🤮🤮

Hateyou Sombong banget !! Mau pamer ke orang orang kalau lu paling produktif gitu ?! 🤮🤮

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Junghwan dan kertas, terpaksa bersama karena tuntutan keadaan.

Sebuah kewajiban yang tidak dapat diabaikan, hingga membuat sejumlah aplikasi game harus ia korbankan.

Setiap goresan hitam diatas permukaan putihnya, menjadi saksi betapa kerasnya usaha Junghwan.

Menemukan jawaban tanpa adanya tuntunan menjadi suatu hal yang sulit bagi anak muda yang satu ini.

Browsing dan bertanya teman, ternyata memang tidak seefektif bimbingan langsung dari Yoshi.

Coretan abstrak pada buku catatannya, membuat indra penglihatannya lelah bukan main.

Ia membutuhkan suatu penyegaran mata, contohnya dengan melihat wajah tampan guru kesukaannya.

"Bapak Yoshi! Kenapa sih make gakan ngajarin segala, asu bener dah!" Keluh Junghwan yang benar benar nampak depresi.

Karena dirasa tidak akan mampu untuk mengerjakannya lagi, Junghwan pun memutuskan untuk menutup buku tersebut.

Ia lebih memilih untuk menyatukan tubuhnya dengan kasur empuk berwana biru. Ahh! Ini baru enak, begitu batinnya bersuara.

Junghwan mulai memejamkan matanya, dengan tujuan-- mengistirahatkan otaknya dalam beberapa saat.

Namun tak sampai lima menit, suara melengking dari sang bunda sudah berhasil menghentikan tidur singkatnya.

"ADEK! KELUAR DULU NAK!" Ia mendesah penuh frustasi, "Astaga... belum juga lima menit."

"KENAPA BUNDO??!" Ucap Junghwan yang kembali di balas dengan teriakan nyaring, "ADA YANG NYARIIN TUH DI DEPAN."

Junghwan tidak merubah posisinya barang hanya satu jengkal saja. Sekali lagi ia bertanya, "SIAPA YANG NYARIIN JUNGHWAN BUN??"

"LIAT AJA SENDIRI, POKOKNYA ORANGNYA GANTENG!" Seketika itu, Junghwan langsung membuka matanya.

Pria tampan mana lagi yang bundanya maksud, selain pria kelahiran Jepang bernama Yoshinori??

Dengan gerakan kilat ia segera berlari meninggalkan kamarnya, tanpa mempedulikan penampilan yang masih acak acakan.

Tebakannya seratus persen benar, di depan sana terdapat seorang pria yang tengah melambaikan tangannya.

Junghwan tersenyum kecil, lalu membalas lambaian tangan tersebut dengan begitu ceria, "Selamat malam bapak!!!"

"Malam juga Junghwan, bagaimana harinya?" Kini mereka sudah berdiri berhadapan. Yoshi menatap murid kebanggannya ini menggunakan sorot mata penuh damba.

"Gak baik pak, puyeng banget ngerjain latihan soal." Adu Junghwan pada sang lelaki.

"Yang semangat dong, manis. Oh iya, ini saya punya sesuatu buat kamu." Yoshi membuka pintu mobilnya dan mengambil sebuah paper yang ia taruh diatas kursi penumpang.

Ukurannya sedang, mungkin dapat memuat dua kotak makanan juga satu gelas minuman. Diam diam Junghwan tersenyum, duh pengertian sekali!

"Buat kamu sama bunda, di makan ya." Junghwan mengangguk kecil kemudian menerima pemberian tersebut, "Aaaa makasih bapak, tau aja kalau Junghwan lagi laper."

Yang lebih tua menyunggingkan senyum tampannya, "Iya sama sama. Disana juga ada flashdisk, isinya lagu lagu yang cocok didengar waktu belajar."

Junghwan tidak kuasa menahan seluruh afeksi ini. Rasanya seperti dibawa terbang sampai ke luar angkasa.

"Saya udah tanya sama Jeongwoo, katanya kamu suka donat. Benar begitu?" Tanya Yoshi yang dijawab dengan sebuah gelengan. "Jeongwoo salah, Junghwan gak suka donat."

Yoshi cukup terkejut saat mendengar penuturan tersebut. Ia merasa bersalah karena sudah membelikan sesuatu yang nyatanya tak di sukai oleh Junghwan, "Terus apa yang kamu suka?"

"Bapak Yoshi." Ucap Junghwan dengan tawa diakhir kalimat.

Ini sudah menjadi gombalan yang ke sekian kalinya, namun hatinya tetap saja lemah. "Hahaa iya boleh, saya sepenuhnya buat kamu."

Kali ini Junghwan yang terkena serangan jantung, "Junghwan sayang bapa."

"Saya juga sayang kamu." Begitulah Junghwan dan Yoshi setelah resmi membuat komitmen.

Sang bunda yang sedaritadi mengintip dari balik jendela hanya bisa menggigit tirai, "Ya tuhan gemes banget sih!!"

Sang bunda yang sedaritadi mengintip dari balik jendela hanya bisa menggigit tirai, "Ya tuhan gemes banget sih!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy 30k readers! Duh terharu banget, terimakasih banyak love!!♡♡

US! || Treasure fakestagram Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang