Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
200.618 likes
Yedamine fin!
Lihat semua 8.223 komentar
Hhyunsuk d-damie?
Dodamshippergua gak apa apa kok seriusan...
Hamadasahi 🥺🥺
Hereharukalau butuh pacar baru gua udah siap lahir batin ↪Jeongwooya ya
Pjhxxn it's oke putus cinta bukan akhir dunia
Sojunghwanjangan sedih lama lama! bahagianya kakak udah nunggu di depan sana! semangat kak!
Doyounganteng let's kill this love ↪Uyknujmik yeah yeah yeah yeah yeah ↪Pjhxxn Rum pum pum pum pum pum pum ↪Yowshinori ini bukan sambung lagu anj @Pjhxxn@Uyknujmik
Withmashi liat foto 😍😘😇🤭💖💋 liat caption 😲🤪😵😱😭💔
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kita emang udah putus, tapi itu gak akan ngerubah fakta kalau aku cinta sama kamu, kak."
Hatinya benar benar sakit. Jalinan kasih yang dikira akan bertahan selamanya, ternyata harus berakhir dengan pedihnya perpisahan.
Semuanya berakhir tanpa ada yang berusaha mempertahankan. Keduanya sadar, bahwa hubungan ini memang sudah tidak mungkin lagi untuk diteruskan.
"Lagipula.. perlu waktu jutaan atau bahkan ratusan taun buat ngelupain semua rasa cinta aku buat kamu."
Berlebihan sekali, tapi Yedam tidak dapat memungkiri bahwa hatinya membaik tatkala mendengar ucapan tersebut. Cinta adalah luka yang merangkap sebagai obat.
"Di dunia gak ada yang sia sia. Apa yang udah kakak korbanin, pasti setimpal sama apa yang bakal kakak dapetin di masa depan nanti."
Doyoung menyebutnya sebagai investasi. Tabungan menuju kebahagiaan, yang memerlukan sejumlah pengorbanan, kesabaran, dan kesetiaan.
"Tolong percaya, kalau perasaan aku gak akan pernah berubah. Raih semua mimpi kakak tanpa harus takut sama apapun, bisa ya?"
Yedam harus mampu, ia tidak akan membiarkan perpisahan ini berujung sia sia. "Bisa, aku janji."
Senyumnya terulas, tampak memikat walaupun ada setitik kesedihan yang tersimpan di dalamnya, "Iya, bagus. Kak Yedam emang yang terbaik."
Menghabiskan separuh waktu dengan saling berpelukan, mencegah pasukan angin malam yang datang menyerang.
"Dulu... waktu kakak jalan sama si Jake, aku marah banget. Beneran marah, sampe aku mau ngancurin seisi dunia."
Mengungkit kejadian tiga tahun yang lalu, ketika celana yang mereka kenakan masih berwana abu abu.
"Tapi itu gak bertahan lama, soalnya kakak tiba tiba dateng sambil bawain aku martabak. Dua bungkus lagi!"
Kecemburuan tinggi yang berujung dengan kencan di malam minggu, romansa anak remaja. "Aku paling gak bisa kalau ngeliat yang manis manis, seriusan deh."
Yedam mengerutkan dahinya, perkataan Doyoung terasa berbeda dengan kenyataan yang ada. "Kok manis? Kan waktu itu aku bawa martabak asin, Doy."
"Yang manis kamu kak, bukan martabaknya." Diberi serangan mendadak, pertahanan seketika hancur– sungguh, Yedam belum siap.
"Doyoung please.." Yang lebih muda tertawa kencang, berbeda keadaan dengan Yedam yang tampak kelihatan jengah. "Ngeselin banget!"
"Tanpa kamu, hariku pasti sepi." Ucap Doyoung dramatis. "Makannya cari pacar lagi. Kamu kan ganteng tuh, pasti bakal cepet dapet yang baru."
Doyoung menurunkan pandangannya, ia menatap wajah rupawan sang mantan kekasih dengan tatapan jahil. "Percuma ganteng kalau pasangannya bukan Bang Yedam."
Tawa itu menguar dengan begitu merdu, membuat Doyoung tersenyum tanpa diperlu dipaksa. Duh adem banget!
Lengannya terulur, membelai rahang tegas milik sang lelaki dengan gerakan lembut. "Tungguin aku ya, jangan berpaling kemana pun. Aku sayang kamu."
Cinta mereka sempurna, namun tidak dengan siatusi. Keduanya sudah saling merelakan, kini mereka hanya bisa berdoa–
agar dapat disatukan kembali di situasi yang sempurna.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
