2. Iri Bilang Bos!

3.3K 209 11
                                    

°
°
°
°
°°°



"OM?"

"KAMU?"

Elsa membelalakkan matanya, ia tidak menyangka akan bertemu om ini lagi. Elsa pikir lelaki itu sudah pergi jauh, ternyata masih di lingkungannya.

Ah, Elsa jadi geer sendiri kalo begini.

"HEH BOCAH! KALAU JALAN LIAT LIAT!" Pria jangkung bertubuh atletis itu menahan geram, lagi lagi ia bertemu dengan gadis yang hampir di tabraknya.

"I-iya om maaf." Ucap Elsa, namun matanya masih terpaku menatap ciptaan Tuhan yang begitu indah.

"HEH!" Sentak lelaki itu, membuat Elsa mengerjap kaget.

"Kamu lagi kamu lagi, sial sekali saya bertemu gadis bodoh seperti kamu!" Gerutunya membuat Elsa mengerjapkan matanya.

"Saya nggak bodoh kok om, saya peringkat dua di kelas waktu SMA." Jawab Elsa membuat lelaki di hadapannya itu semakin menatap tajam dirinya.

"Eh.. hehe, saya salah ngomong ya om?" Tanya nya, matanya masih menatap wajah tampan lelaki itu.

"APA?"

"E-enggak om."

"JANGAN PANGGIL SAYA OM!" Sentaknya membuat Elsa terperanjat dan sedikit memundurkan langkahnya.

"Y-ya m-maaf o-Pak."

"MEMANG SAYA BAPAK BAPAK?" Teriaknya membuat beberapa orang kini menatap ke arah mereka.

"Salah lagi ya?" Tanya Elsa polos, membuat lelaki itu menghembuskan nafasnya. Gadis di depannya benar benar telah menguras emosinya.

"Ya sudah sana pergi!" Usirnya.

Elsa menggeleng, "nggak om."

"Sudah saya bil—, ya sudah kamu mau apa?" Tanyanya, Elsa mengerenyitkan dahinya heran.

"Jangan menghalangi jalan saya! Cepat kamu mau apa?"

"Hah?" Elsa membuka mulutnya, menggaruk keningnya yang tak gatal. Ia sungguh tidak mengerti ucapan om om ini.

"Ck, katanya peringkat dua!" Decaknya, ia menarik tangan Elsa ke tempat yang sedikit sepi.

"Saya emang peringkat dua om!" Jawab Elsa, membuat om itu menoleh.

"Jadi, untuk apa kamu di depan rumah saya?" Mata Elsa membelalak ia sungguh tidak menyangka jika rumah besar ini milik om om galak tapi ganteng di hadapannya.

"M-mm..i-itu a-anu om."

"Jangan panggil saya om!" Ketusnya.

"T-terus apa? Elsa nggak tau nama om." Jawab Elsa, membuat lelaki itu kembali mengepalkan tangannya menahan amarah.

"Ya sudah, terserah kamu saja." Ucapnya lalu melenggang kembali ke arah tempat sampah. Ia menenteng kresek hitam itu lalu memasukkan ke dalam tong sampah, setelahnya ia kembali.

Sedari tadi Elsa juga memperhatikan gerak gerik om om galak itu.

"Kenapa?" Tanyanya dengan suara berat, Elsa sempat terkagum sebelum akhirnya sadar kembali.

"S-saya.. a-anu om, saya mau lamar pekerjaan." Ucapnya cepat, membuat lelaki itu mengerenyitkan dahinya. Ia menatap Elsa dari atas sampai bawah.

"Mau jadi apa kamu? Bukannya sekolah malah minta pekerjaan." Elsa kembali terkagum kagum dengan suara berat nan lembut itu.

"HEH!" Sentak lelaki itu membuat Elsa tersadar kembali. Ia lupa jika om om di depannya ini mempunyai riwayat penyakit galak.

"J-jadi istri Om boleh nggak?"

"SINTING!" Pekikan lebih tepatnya teriakan itu membuat Elsa mengusap telinganya beberapa kali. Ternyata selain galak om di depannya juga punya bakat jadi toa mesjid.

Pria jangkung bertubuh atletis itu menggelengkan kepalanya, ia heran anak jaman sekarang kok makin deblek saja tingkahnya.

Dengan cepat ia berbalik lalu melangkah masuk ke rumahnya, namun saat hendak menutup pagar tangannya di cekal hingga pergerakannya terhenti.

"O-om.. saya mau ngelamar jadi pembantu boleh?" Tanya gadis mungil itu, si pria nampak mendelik lalu menatap gadis di depannya dari bawah sampai atas.

"Bisa apa gadis seperti kamu? sok melamar menjadi pembantu, mau merusak rumah saya Hah?" Sinisnya sembari menatap gadis di depannya.

"Om kasih saya kesempatan, saya berpengalaman kok. Di jamin."

Pria itu menelisik Elsa dari atas hingga bawah, penampilan yang sedikit kumal dan berkeringat. Ya karena ini juga sudah menjelang siang.

"Terserah, saya tidak peduli." Desisnya tajam lalu dengan cepat menutup gerbang besi itu. Membuat Elsa lagi lagi menghembuskan nafasnya kasar.

"Ya Tuhan.. kasih Elsa orang tua angkat yang kaya dong." Sembari mengangkat tangannya berdo'a Elsa beberapa kali mengucapkan kalimat yang sama.

Sementara tepat di depan pintu, pria tegap itu menolehkan kepalanya. Ia meringis melihat gadis yang di bentaknya tadi, ada rasa kasihan dalam hatinya.

"Halah bodo amat, bukan urusan gue." Gumamnya meyakinkan diri sendiri lalu kembali melanjutkan langkahnya masuk ke dalam rumah.

"OM SAYA SUMPAH, SAYA BAKAL KERJA DI SINI!" Teriak Elsa dari depan gerbang, membuat dirinya semakin terlihat macam orang gila.









****

Saya update lagi nih, semoga suka ya!

See u❤

IRI BILANG BOS! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang