Happy reading!🍄
****
Habis menyelesaikan pekerjaannya, Elsa kembali ke ruang tamu dimana Adit tengah duduk dengan anteng. Setelah kejadian tadi, dirinya menangis di pelukan Adit hingga merasa lega.
Ketika hendak membersihkan pecahan piring pun, Adit menahannya dan menyuruhnya untuk membersihkan wajahnya terlebih dahulu. Benar memang wajah Elsa terlihat kacau, matanya pun sangat terlihat sembab.
Elsa menurut, ia membiarkan Adit mengambil alih pekerjaannya. Sisanya, barulah Elsa yang mengerjakan.
"Mau peluk lagi nggak?" Tanya Adit, kentara sekali perbedaan gaya bicaranya. Sewaktu Elsa tidak ada saja, seolah ia tak peduli. Tapi sekarang, lihatlah bagaimana Adit di depan Elsa. Sangat lembut.
"Nggak, kamu bau." Jawab Elsa asal, ia pun duduk tepat di samping Adit.
"Dih. Aku mandi pake kembang tujuh rupa ya. Wangi nih!" Candanya, sembari menyodorkan keteknya ke wajah Elsa.
"Adit ih." Kesal Elsa.
"Hahaha.. abisnya ngatain aku bau. Padahal kayaknya tadi ada yang meluk aku erat banget sampe nggak mau lepas deh." Sindirnya sembari mengetuk dagunya beberapa kali seolah tengah berpikir, membuat Elsa makin menatap kesal ke arahnya.
Adit pun tersenyum, menyudahi aksinya menggoda Elsa. Ia lantas mengacak gemas rambut gadis di depannya, dan kembali berhasil membuat Elsa berdecak kesal.
"Mau cerita sekarang, atau nggak?" Tanya Adit, namun raut wajah Elsa yang langsung berubah murung membuat Adit mengerti jika gadis di sampingnya itu masih enggan terbuka kepadanya.
"Sa, mau jalan jalan nggak?" Tanyanya berusaha mengubah suasana hati Elsa.
"Kemana?"
Adit tersenyum, usahanya berhasil membuat Elsa tidak murung lagi "kemana aja, asal jangan ke hatiku.. hahaha.." ucapnya di akhiri tawa yang renyah.
"Lagian siapa juga yang mau." Ceplos Elsa langsung membuat Adit menghentikan tawanya.
"Ekhem ekhem, ya udah kalo gitu terserah deh."
Elsa nampak berpikir "males ah, ke taman belakang aja yuk!" ajaknya, tentu saja di setujui Adit.
Mereka berdua pun beranjak dari duduknya, berjalan beriringan menuju taman belakang rumah Regan.
Sesampainya di sana, mereka duduk di kursi yang langsung menghadap ke kolam ikan. Tempat favorit Elsa yang jarang sekali di ceritakan. Bahkan Regan sendiri mungkin tidak tau jika tempat kesukaan pembantunya adalah taman belakang rumahnya sendiri.
"Loh, sejak kapan ada bunga di sana?" Adit menunjuk pohon bunga kertas yang tengah kembang dan tampak cantik itu.
"Enggak tau, dari aku masuk udah ada kok." Jawab Elsa yang duduk tepat di sampingnya, membuat Adit menoleh mengalihkan pandangannya menjadi ke arah Elsa.
"Iyakah?" tanyanya masih tidak percaya.
"Beneran Adit Sopo Jarwo!" Ketus Elsa menjawab pertanyaan Adit.
Pria itu berdecak "ya nggak Sopo Jarwo juga kepanjangannya Sa.." ucap Adit gemas sendiri.
Elsa tertawa menang karena berhasil membuat Adit sedikit kesal.
"Cantik." Ucap Adit menghentikan tawa Elsa.
"Kamu bilang apa Dit?" Tanya Elsa memastikan.
"Itu bunga kertasnya cantik, warna ungu." Jawab Adit berusaha setenang mungkin, padahal jantungnya berdebar tak karuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
IRI BILANG BOS! (End)
RandomMenceritakan kehidupan Elsa setelah lulus SMA, dirinya mulai kembali ke masa masa dimana susah dulu. Ia harus mencari pekerjaan yang layak, karena sebelumnya ia di pecat dari pekerjaannya sebagai pelayan di sebuah cafe dengan tanpa alasan yang jelas...