Happy reading!🍄
****
Regan tengah sibuk dengan pekerjaannya yang kian menumpuk tiap harinya. Namun entah kenapa hari ini terasa sangat ringan baginya, dari pagi hingga menjelang makan siang sekarang Regan telah menjadi dirinya yang lain. Bahkan sang asisten pun menatapnya heran beberapa kali.
"Permisi pak, ini laporan keuangan perusahaan—"
"Iya bagaimana Tino?" Tanya Regan menyela ucapan Tino, tapi berhasil membuat pria itu bergidik ngeri melihat Regan. Lihatlah bagaimana bosnya sekarang itu, Regan tersenyum. TERSENYUM! catat itu.
"Eng... anu pak, berkas ini harus bapak tandatangani." Lanjut Tino agak ngeri melihat Regan yang tiba-tiba saja berubah.
"Oke, simpan saja. Nanti saya periksa." Ucap Regan, sementara Tino hanya mengangguk beberapa kali. Masih tidak percaya jika bosnya bertingkah aneh hari ini.
Di mulai dari tadi pagi, Regan datang ke kantor untuk pertama kalinya dengan menunjukkan ekspresi. Tersenyum, tentu saja membuat beberapa karyawati memekik tertahan karena tingkat kegantengan Regan kian bertambah berkali lipat.
Bukan hanya itu, Regan juga beberapa kali menyapa para karyawannya. Termasuk dua satpam yang menjaga lift khusus. Membuat dua pria bertubuh besar itu agak bergidik ngeri sekaligus tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.
"Pak sudah waktunya makan siang." Ujar Tino mengingatkan, Regan yang sedang fokus dengan komputer pun menoleh.
"Tino tolong pesankan ayam goreng bagian paha plus dengan sambal. Jangan lupa nasinya." Ucap Regan, Tino masih berdiri di tempatnya hendak keluar untuk makan siang di restoran samping kantor.
"Baik pak, ada lagi?"
"Tidak itu saja."
"Minumny–"
"Bawakan air mineral saja."
"Baik pak." Jawab Tino lalu melangkah, baru saja satu langkah ia terhenti kembali karena panggilan Regan.
"Lima belas menit lagi saya tunggu, jika telat kamu tau sendiri saya akan melakukan apa."
Perkataan Regan tentu saja membuat Tino merinding sekaligus takut. Ya karena gajinya lah yang terancam. Sabar Tino hidup memang banyak ujian, salah satunya mempunyai bos galak macam Regan.
"Iya pak." Jawab Tino dan langsung meninggalkan ruangan, selain untuk mengisi perutnya yang keroncongan ia juga harus memesan dan membawakan bosnya makan siang. Jika saja Tino berani maka ia akan mengumpati bosnya hingga mampus.
Seperginya Tino, Regan kembali fokus pada pekerjaannya. Ia juga melihat jadwal yang sudah asistennya itu buat. Beberapa Regan harus mengecek ke lapangan langsung, dan itulah yang membuatnya beberapa kali menghela nafas kasar.
****
Sementara di rumah, Elsa tengah makan mie instan. Hari ini ia hanya menyiapkan roti dan susu untuk sarapan bosnya. Meski awalnya Regan menolak, namun pria itu tetap melahapnya juga.
Jadi Elsa tidak memasak, ia hanya membersihkan rumah dan membereskan beberapa keperluan rumah. Sehabis belanja di supermarket tadi Elsa langsung istirahat. Entahlah, dua hari meninggalkan rumah Regan memang tidak baik untuknya karena rumah itu akan sedikit berantakan apalagi kemarin ada dua makhluk lain yang tinggal di sini, jadilah Elsa harus lebih ekstra untuk mencuci, mengepel dan lainnya.
Ketika hendak menyuapkan mie tiba tiba ponselnya berbunyi. Elsa menoleh, kebetulan entah kenapa hari ini ponselnya itu tidak lepas dari dirinya.
Meninggalkan mie, ia segera membuka notifikasi dari aplikasi berbalas pesan.
Elsa tersenyum kala nama Si Bos' muncul paling atas. Ia segera membukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IRI BILANG BOS! (End)
RandomMenceritakan kehidupan Elsa setelah lulus SMA, dirinya mulai kembali ke masa masa dimana susah dulu. Ia harus mencari pekerjaan yang layak, karena sebelumnya ia di pecat dari pekerjaannya sebagai pelayan di sebuah cafe dengan tanpa alasan yang jelas...