Happy reading!
*****
Elsa masih terbaring di ranjangnya, ia kini sedang melihat-lihat situs belanja online. Di sana banyak sekali barang barang yang ia ingin beli.
Setelah Adit pergi, dirinya memang hanya tinggal sendirian di ruangan. Maka dari itu daripada Elsa hanya melamun dan berkhayal menjadi istri Kim Tae-hyung BTS yang tidak mungkin terjadi, makannya ia lebih baik scroll situs belanja online.
Siapa tau ada sesuatu barang yang menarik untuk dibelinya.
Namun, notifikasi dari aplikasi berbalas pesan membuat acara scroll-nya terhenti. Pesan itu terlihat lebih menarik daripada baju baju yang sedang dilihatnya.
Tanpa basa basi, ia pun langsung membukanya. Nomor tidak dikenal, tapi saat membaca isi pesannya Elsa langsung membelalakkan matanya, sangat terkejut.
Di dalamnya juga ada dua video, dan beberapa poto seseorang yang sangat ia kenal. Hatinya sudah berdebar kencang, bahkan kini hanya tuhan yang bisa menolongnya.
****
"ELSA!!" teriak Genta saat sampai di ruangan itu, ia berlari mendekati ranjang. Namun hanya ada selimut dan bantal yang sudah tidak teratur.
Alat alat yang tidak mungkin untuk bisa lepas tanpa bantuan dokter pun kini sudah tergeletak, bahkan selang infus yang menggantung di sertai bercak darah di ujungnya membuat ketiga orang itu meringis ngeri, membayangkan bagaimana susahnya mencopot paksa alat alat yang menempel pada tubuh seseorang itu.
"ELSA!" teriak Arkana, ia sadar terlebih dahulu dari lamunannya. Ia segera berjalan ke kamar mandi, mengecek setiap ruangan yang ada di sana. Untuk mencari keberadaan adiknya, namun nihil tak ada seorangpun di sana.
Adit dan Genta juga bergegas mencari, Arkana sudah pergi keluar ruangan entah kemana, sementara Genta juga menyusul Arkana. Dan hanya Adit yang bertahan di ruangan itu. Kakinya bahkan sudah lemas terlebih dahulu.
Adit terduduk di lantai, ia menghapus kasar air matanya yang terus keluar. Entah kenapa sekarang pikirannya hanya berisi kemungkinan kemungkinan terburuk yang akan terjadi selanjutnya.
Bahkan di selang waktu beberapa menit saja Elsa tidak dalam jangkauannya, sesuatu besar seperti ini sudah terjadi.
Adit kembali berdiri, ia tidak mungkin hanya diam dan menangisi hal yang belum tentu seperti ini.
Dengan sedikit lemas, Adit pun beranjak keluar dari ruangan, namun sebelum itu matanya tak sengaja melihat benda pipih yang tergeletak di lantai.
Dengan cepat Adit menghampirinya, ternyata benar itu ponsel milik Elsa yang layarnya sudah pecah, mungkin akibat terlempar keras. Apalagi posisinya yang agak jauh dari ranjang.
Meskipun demikian, Adit masih bisa melihat apa isi di dalamnya, dan untungnya ponsel itu tidak mati dan tidak di kunci.
Begitu terbuka ponsel itu langsung terhubung ke room chat, dengan penasaran Adit membacanya dari atas sampai pesan terakhir.
Ia diam beberapa saat, sebelum akhirnya Adit berlari keluar ruangan dengan cepat. Sembari berdoa, agar semuanya tidak sama seperti yang dipikirkannya.
"Halo Ta! Lo dimana?" tanya Adit, ia masih berlari sambil menyempatkan menelpon Genta hanya untuk tau keberadaannya.
"Gue di ruang cctv bareng bang Arkana, kenapa?" jawab Genta di sebrang telpon.
"Lu cepet keluar sekarang, Elsa nggak baik baik aja. Gue sekarang di lobi, lu lewat jalur belakang di sebrang jalan rumah sakit. Tolong selamatin Elsa."
KAMU SEDANG MEMBACA
IRI BILANG BOS! (End)
RandomMenceritakan kehidupan Elsa setelah lulus SMA, dirinya mulai kembali ke masa masa dimana susah dulu. Ia harus mencari pekerjaan yang layak, karena sebelumnya ia di pecat dari pekerjaannya sebagai pelayan di sebuah cafe dengan tanpa alasan yang jelas...