24. Iri Bilang Bos!

1.4K 109 9
                                    

°
°
°
°
°°°°

Happy reading!

🍄



Sehabis Elsa melakukan kesalahan tadi ia masih mengurung di kamar, belum ada tanda tanda Regan sudah kembali ke kamarnya. Elsa tentu saja sangat merasa bersalah, karena untuk kedua kalinya ia membuat bosnya jijik dan belum sempat benar benar meminta maaf.

Tok tok tok

Tubuh Elsa menegang kala ketukan pintu begitu menusuk pendengaran nya di dalam ruangan yang tengah hening itu.

"Elsa saya tunggu di ruang tamu." Teriak Regan berharap Elsa mendengarnya dan tentu saja Elsa mendengarnya. Namun tak ada niatan sama sekali untuk menjawab Regan.

"Elsa saya tunggu kamu lima menit, jika tidak maka saya akan benar-benar menjadikanmu istri saat itu juga." Teriakan Regan yang juga berisi ancaman itu tentu saja semakin membuat Elsa takut.

Sementara di luar, Regan menghembuskan nafasnya karena tak urung mendapatkan jawaban dari si penghuni kamar. Ia menggaruk pelipisnya, berpikir positif mungkin saja Elsa langsung tidur sekembalinya dari ruang mencuci tadi. Regan pun mulai melangkahkan kakinya menuju dapur, ia menyeduh teh lalu di bawanya ke ruang tamu.

Dan di dalam kamar, Elsa tengah mondar mandir. Suhu tubuhnya semakin panas, kepalanya juga terasa sangat pusing. Elsa mengigit kukunya bingung, hendak keluar atau tidak, pasalnya Regan mengancamnya menikah dan Elsa sangat tidak mau dengan hal itu.

Ia memang akui menyukai Regan namun untuk menikah Elsa belum cukup keberanian untuk melakukan hal sakral itu, umurnya masih sembilan belas tahun dan ia masih punya banyak mimpi untuk masa depannya. Lagi pula tujuan Elsa bekerja pun untuk menambah uang tabungannya yang dulu ia simpan di kantong dan sekarang sudah punya rumah sendiri yaitu bank.

Tujuan utamanya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi masih tertanam dalam dirinya, ia tidak tergoyah sedikitpun untuk mengurungkan niatnya itu.

"Keluar aja lah." Ia bergumam, lantas melangkahkan kakinya keluar kamar sesuai perintah bosnya untuk menemui pria itu di ruang tamu.

Saat sampai di sana, Elsa melihat Regan yang asyik dengan acara TV. "Bos nggak berangkat kerja?" Tanya Elsa tiba tiba mengalihkan pandangan Regan dari layar besar itu.

"Duduk."

Elsa menurut, ia mendudukkan dirinya di kursi agak jauh dari Regan.

"Ada apa bos?"

"Tidak, hanya saja saya sudah memanggil dokter untuk memeriksa kamu. Jadi tunggu saja di sini, saya akan ke kamar untuk bersiap." Tutur Regan panjang, Elsa hanya manggut-manggut saja.

Entah kenapa perlakuan Regan yang seperti ini malah membuat Elsa sedikit takut, ia terbiasa dengan Regan yang galak, dingin dan menyebalkan. Tiba tiba berubah menjadi baik, manis dan tentu saja selalu bisa membuat Elsa terbang lalu di jatuhkan dalam satu waktu.

"Permisi." Di ambang pintu seorang wanita dengan setelan jas putih tengah berdiri celingukan.

Elsa yang memang tidak budek pun langsung bangkit dari duduknya guna memeriksa siapa yang datang. Namun belum juga melangkahkan kakinya, sebuah tangan besar sudah terlebih dahulu mencegahnya.

"Kamu duduk, biar saya saja." Ya benar sekali itu adalah Regan yang sudah rapi dengan setelan jas kantornya.

Ela menatap Regan tak percaya, "duduk Elsa." Dan suara berat itu mampu menyadarkan Elsa, ia segera melepaskan cekalan bosnya dan kembali duduk di kursi.

IRI BILANG BOS! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang