Sorry telat😊
Happy reading! 🍄
****
Regan berjongkok mensejajarkan dirinya dengan perempuan itu.
"E-elsa." gumamnya tak percaya, lantas ia membawa perempuan itu ke dalam pelukannya.
Membenamkan wajahnya di celuk leher gadis itu, Regan memejamkan matanya menghirup aroma yang selalu ingin ia hirup dari dekat.
"Di-ngin.." lirih Elsa pelan namun masih bisa di dengar oleh Regan. Pria itu langsung kembali sadar, ia menangkup wajah pucat di depannya mengelus pipinya lembut, lalu memberikan kecupan di dahi mulus itu.
Segera Regan membopong Elsa masuk ke dalam, tak ada kuasa dirinya untuk bertanya kemana saja gadis itu selama ini. Melihat kondisi yang mengenaskan membuat hatinya terenyuh sakit.
"ADIT!" Teriak Regan masuk ke dalam rumahnya, bahkan pintu yang sedikit tertutup pun ia tendang hingga terbuka lebar.
"ADIT CEPAT BANGUN!" Teriaknya lagi dari lantai bawah, ia panik karena tiba tiba Elsa pingsan di pangkuannya.
"Ngapa sih malem ma— ELSA!" Adit yang awalnya mengantuk pun langsung membelalakkan matanya terkejut. Bergegas ia turun ke bawah menghampiri Regan.
Baru saja menganga ingin bertanya, Regan terlebih dahulu memotong nya.
"Cepat buka pintu kamar Elsa!" Titahnya, langsung di lakukan oleh Adit.
"Tolong telpon Genta, suruh cepat ke sini." Ujar Regan seraya membaringkan Elsa di kasurnya.
Tanpa banyak tanya lagi, Adit pun segera menelpon temannya yang berprofesi sebagai dokter itu.
Sementara Regan fokus mengurus Elsa, ia mencopot sendal jepit yang terlihat lusuh itu. Berlari ke dapur untuk membawa air hangat dan lainnya.
Dengan sendu, Regan mulai mengelap kaki mungil Elsa yang terlihat lusuh dan sedikit kotor. Setelahnya berganti menyurai rambut Elsa, memandanginya beberapa saat.
"Saya ingin marah, tapi saya tidak bisa." Katanya seraya mengelus lembut pipi itu.
Mengerjapkan matanya beberapa kali, Regan pun sadar. Hampir saja ia melakukan hal tak senonoh ketika sedang memandang bibir pucat Elsa.
Ia berbalik, merutuki dirinya sendiri kenapa bisa bertindak seperti itu.
"Regan, tuh si Genta dah di depan." Pekik Adit tak sopan, sebenarnya ia ingin masuk ke dalam kamar untuk memberi tau Regan, tapi ketika dirinya hendak masuk tak sengaja melihat Regan yang entah sedang apa. Anggap saja Adit masih polos.
Sedikit geram karena Adit bertingkah tak sopan, Regan pun keluar dari kamar. Dan berapa terkejutnya ia saat melihat Adit yang nyengir di samping pintu.
Mengabaikan Adit, ia pun lantas bergegas membuka pintu utama. Membawa Genta untuk segera memeriksa gadisnya, ah tidak mungkin lebih tepat pembantunya.
"Hei bro, how are you!" Girang Adit melihat Genta berjalan beriringan dengan Regan.
Kakaknya itu menatap sinis Adit, entah kenapa adiknya menjadi gila kembali seperti ini.
"Ayo Genta sebelah sini!" Tutur Regan. Genta mengangguk paham.
Di sana Adit berdecak kesal "heh gentong! gue nyapa lu malah sombong. Anjing emang." Gerutunya menghasilkan kekehan pelan dari Genta.
Ia pun lantas menghampiri Adit dahulu "nggak sombong, sekarang gue lagi tugas dulu. Nanti kita kangen-kangenan bareng oke!" Ucapnya, membuat Regan yang tak jauh dari sana ingin segera memuntahkan isi perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IRI BILANG BOS! (End)
RandomMenceritakan kehidupan Elsa setelah lulus SMA, dirinya mulai kembali ke masa masa dimana susah dulu. Ia harus mencari pekerjaan yang layak, karena sebelumnya ia di pecat dari pekerjaannya sebagai pelayan di sebuah cafe dengan tanpa alasan yang jelas...