°
°
°
°
°°°°Happy reading!
🍄
"Sabar Regan."
Sontak Regan mendongak, terlalu terkejut dengan suara tiba tiba itu. Dan ketika melihat ternyata gadis yang di pikirannya tengah nyengir dengan nampan berisi secangkir teh.
"Kok—"
"Cepat sekali?" Lanjut Elsa sebelum Regan melanjutkan ucapannya.
Regan bergumam.
"Tentu saja, saya kan punya kekuatan super bos." Ucap Elsa, lalu meletakkan teh itu di hadapan bosnya.
"Terimakasih" Regan menyeruput tehnya.
Ia mendongak, "kok—"
"Bisa pas gini?" Lanjut Elsa lagi. Membuat Regan berdecih pelan.
"Bisa dong bos, saya kan pinter."
"Terserah."
Elsa cekikikan, ternyata melihat Regan kesal bisa menaikkan moodnya juga hahaha..
"Lagian bos, karyawan tuh udah tau. Saya tadi papasan sama yang biasa anter teh untuk bos. Jadi ya saya bawa aja, sekaligus meringankan beban mereka. Baik kan saya?" Cerocos Elsa sementara Regan hanya diam sebagai pendengar.
"Bos, nanti meeting jam berapa?" Tanya Elsa.
Regan masih fokus dengan laptopnya,
"sudah terlewat.""Loh kok?"
"Kamu tidur." Jawab Regan singkat.
Elsa menggeleng, "apa hubungannya saya tidur sama batal meeting bos Regan yang terhormat?" Kesal Elsa.
"Ada." Regan mendongak menatap Elsa, membuat gadis itu semakin penasaran.
"Apa?"
"Karena saya khawatir jika meninggalkan kamu sendiri Elsa." Ucapnya, membuat Elsa membeku di tempat.
Suasana ruangan mendadak hening dan canggung, Regan sudah kembali fokus pada laptopnya dan beberapa berkas. Sementara Elsa berjalan menuju sofa dan mendudukkan dirinya di sana.
Elsa menggeleng pelan, ia tidak boleh baperan begini. Lagian sejarah dari mana seorang Elsa yang pendiam, dan cuek itu bisa baper hanya di khawatirkan oleh bos yang mendapat cap gemblung plus menyebalkan darinya.
"Em- Bos, terus yang ganti siapa?" Tanya Elsa sedikit merasa bersalah karena bosnya tidak jadi meeting juga karenanya. Ya meski sebetulnya Elsa enggan sekali di salahkan. Kan cewek itu dimana-mana selalu benar, cowok yang salah.
"Adit." Jawab Regan, sedikit membuat Elsa menghembuskan nafasnya lega.
Ia pikir meeting di batalkan dan bosnya akan kehilangan kesempatan untuk bekerjasama dengan perusahaan lain. Eh, ya meski Elsa tidak tau juga sih itu meeting tentang apa.
"Bos! Saya lapar." Keluh Elsa sembari menatap nampan yang ia bawa tadi. Belum sempat mengembalikannya.
Regan mencopot kacamatanya, lalu beralih melihat ke arah Elsa yang tengah memegangi perutnya.
"Kamu tidak sarapan?" Tanya Regan khawatir, pasalnya gadis itu terlihat meringis.
"Saya makan telur ceplok doang. Nggak sempat makan nasi."
KAMU SEDANG MEMBACA
IRI BILANG BOS! (End)
RandomMenceritakan kehidupan Elsa setelah lulus SMA, dirinya mulai kembali ke masa masa dimana susah dulu. Ia harus mencari pekerjaan yang layak, karena sebelumnya ia di pecat dari pekerjaannya sebagai pelayan di sebuah cafe dengan tanpa alasan yang jelas...