29. Iri Bilang Bos!

1.3K 86 5
                                    

°
°
°
°
°°°°

Happy reading!

🍄


Elsa tengah berbenah kamar bosnya yang hampir tiga hari tidak ia bereskan, penyebabnya ya juga bosnya sendiri karena melarangnya untuk mengerjakan pekerjaan yang memang seharusnya Elsa kerjakan.

Hari ini Regan tidak pulang ke rumah, melainkan pulang ke rumah orang tuanya. Ia sudah berbicara terlebih dahulu kepada Elsa tadi pagi sebelum berangkat ke kantor, agar Elsa tidak perlu menunggunya sampai larut.

Regan juga mengajaknya, namun Elsa menolak dengan lembut. Akhirnya Regan pun luluh dan meninggalkan Elsa sendiri di rumah. Ya meski Elsa tau dari raut wajah Regan seperti ada rasa tak rela meninggalkan Elsa sendiri di rumah.

Padahal status mereka pun tidak naik tingkat sama sekali, masih sama dengan yang dulu yaitu pembantu dan majikan.

Elsa sedikit heran juga, setelah Regan menyatakan perasaannya apa pria itu tidak mau melanjutkan hubungan mereka ke jenjang yang serius, mengingat usia Regan yang sudah dua puluh tujuh tahun.

Jika begini Elsa merasa di gantung, berdekatan dengan pria lain tidak boleh. Bersama Regan pun tidak leluasa karena status mereka tidak lebih dari majikan dan pembantunya. Kecilnya ketika ingin memeluk pun, masih ragu dan mesti izin terlebih dahulu.

Ya, meski Elsa pun masih takut jika Regan mengajaknya serius. Masa depannya masih panjang dan dalam hidupnya masih banyak hal yang belum terselesaikan, terutama asal usul dirinya.
Bekerja dengan Regan bukan malah membantu, namun semakin mempersulit Elsa untuk menemukan jati dirinya.

Asal usulnya dari keluarga mana, dan siapa orang tuanya. Elsa semakin sulit menemukan itu, ya karena aksesnya memang terbatas. Ingin keluar pun harus mematuhi jadwal, apalagi kini Regan semakin posesif kepadanya. Membuat ruang gerak Elsa makin terbatas saja.

Elsa bersenandung mengikuti irama lagu yang viral baru baru ini. Butter milik BTS yang baru saja di rilis, menggema di ruang tengah. Apalagi volume yang sengaja Elsa besarkan agar terdengar hingga lantai atas. Bodo amat dengan tetangga, yang penting Elsa bahagia.

'Side step, right-left, to my beat
High like the moon, rock with me, baby

Lagu itu masih menggema, bersamaan dengan gerakan-gerakan kecil yang spontan Elsa keluarkan. Itung-itung hiburan dirinya ketika sedang bebas seperti ini.

'Side step, right-left, to my beat
Get it, let it roll.

Tubuh Elsa masih berjoget-joget ria, ya meski ia tidak tau apa artinya. Yang penting lagunya enak dan masuk ke telinganya.

"Uuuh... capek juga ya." Gumamnya setelah melihat sekeliling kamar Regan terlihat rapih.

Bersamaan itu juga, lagu berganti menjadi lebih santai. Entah lagu apa karena Elsa menyetel random, ia pun turun ke bawah. Mematikan musik yang asing di telinganya, lalu berjalan ke dapur.

Seharian di rumah tanpa Regan akan sangat membosankan baginya, Elsa memilih masuk ke kamarnya setelah dari dapur. Ia akan mandi lalu pergi ke pasar, mumpung bosnya tidak pulang. Membandel sesekali boleh lah, lagian Elsa juga capek di kekang mulu. Ia butuh refreshing.

Elsa keluar dengan celana kulot biru muda di padu kaos oblong berwarna hitam, dengan sepatu putih yang melekat di kakinya dan satu satunya yang ia punya. Tak lupa tas selempang yang berisi barang-barang berharga miliknya, ya meski hanya handphone dan dompet saja. Tapi kan memang berharga.

IRI BILANG BOS! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang