35. Iri Bilang Bos!

1.2K 80 10
                                    


Semoga suka 🤗

Happy reading! 🍄


****

Regan meregangkan tubuhnya yang terasa pegal, ia menoleh tepat dimana jam dinding berada. Ternyata sudah menunjukkan pukul tujuh pagi.

Seraya menyadarkan dirinya, Regan celingukan. Ia tidak tidur di kamarnya semalam, dan dirinya tidur dengan posisi duduk dengan kedua tangannya sebagai bantalan.

Namun perasaannya ada yang kurang, Regan segera menoleh kembali ke arah kasur. Tak ada siapapun di sana, panik mulai kembali menyerang dirinya. Ia segera beranjak lalu mengecek kamar mandi dan tak ada siapapun di sana.

Regan segera berlari keluar, tubuhnya mematung ketika melihat siapa yang tengah asyik bergelut dengan peralatan-peralatan dapur.

Di sana, gadis yang hampir membuatnya gila, tengah asyik dengan masakannya. Regan pun menghela nafas lega, tak ada yang perlu di khawatirkan lagi olehnya. Elsa-nya, sudah ada dalam jangkauannya.

Perlahan Regan menerbitkan senyumannya, ia berjalan menghampiri gadis itu.

"Elsa.." panggilnya. Elsa menoleh.

"Iya bos." Jawabnya, namun seperti ada yang kurang bagi Regan. Tak seperti biasanya Elsa seperti ini.

"Saya merindukan—"

"Maaf bos, saya permisi menyiapkan sarapan dulu." Ujarnya dan berlalu sesuai dengan ucapannya.

Regan tentu saja tersentak di tempat, tak ada yang bisa ia lakukan selain menatap Elsa aneh dan bingung. Tak ada raut ceria dari gadis itu, tak ada nada tengil lagi ketika menjawab pertanyaan darinya.

Ia mencoba memaklumi itu, mungkin saja Elsa masih trauma dengan kejadian yang menimpanya. Yang ia sendiri tidak tau apa yang terjadi kepada Elsa selama tak berada di rumah.

Akhirnya Regan memutuskan untuk naik ke atas, dirinya harus mandi dan bersiap pergi ke kantor. Meski sedikit tak rela meninggalkan Elsa sendiri di rumah.

"Bareng lah bangsat!"

"Jalur kita beda ya!"

"Please lah!"

"Ogah, aing juga terlambat!"

Grasak-grusuk itu terdengar dari arah tangga, Regan memejamkan matanya dan menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan nya. Ia lupa, jika di rumahnya masih terdapat dua manusia yang menjengkelkan.

"Eh bang Regan, pagi!" Adit nyengir di ujung tangga tepat beberapa langkah di depan Regan. Di susul Genta yang sama tingkahnya dengan Adit. Memang cocok dua manusia itu menjadi saudara kembar.

"Pagi bang!" Sapa Genta menyusul. Regan mengangguk dan berlalu naik ke atas, meninggalkan dua orang yang saling pandang lalu tersadar.

"Ih amit amit."

"Anjret, lu ngebayangin apa setan?" Sewot Adit melotot menatap Genta yang menatapnya jijik.

Genta mengedikkan bahunya acuh, ia bergidik beberapa kali lalu kembali berjalan.

"Sarapan dulu woy!"

"Kan aing bilang dah lambat!"

"Sarapan dulu!" Teriak Adit, membuat Genta menghela nafasnya dan mau tak mau menuruti perintah Adit.

"Lambat beberapa menit mah gapapa kali." Ucap Adit saat sampai di meja makan.

"Tumben banyak makanan, si Regan masak ya?" Tanya Adit, sementara Genta pun heran.

IRI BILANG BOS! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang