18. Iri Bilang Bos!

1.6K 106 10
                                    

°
°
°
°
°°°

Happy reading!

🍄


Pagi ini Elsa berharap seperti pagi pagi di dua hari sebelumnya, yang adem ayem tanpa ada teriak teriakan yang memekakkan telinganya.

Dan semua itu, tidak terjadi hari ini. Elsa keluar dari kamarnya berjalan menuju dapur dan membuat sarapan.

Setelahnya ia berjalan ke ruang tamu hendak membereskan kekacauan semalam, namun langkahnya terhenti kala dirinya melihat sesuatu yang aneh.

"ASTAGA! KUNTILANAK MERAH!" Teriaknya sepontan sembari melempar gelas di tangannya sembarangan. Hingga  terdengar suara pecahan yang sangat kuat.

Regan yang mendengar itu pun langsung berlari ke lantai bawah, di sana ia melihat Elsa yang sedang menutup mulutnya dan Laura yang sedang duduk di sofa seraya menatap Elsa tajam.

"Ada apa ini?" Tanya Regan, membuat kedua wanita itu sama sama terlonjak kaget.

Elsa yang langsung menatap Regan waspada, dan Laura yang meneduhkan tatapannya agar terlihat baik di mata Regan.

"Laura? kamu masih di sini?" tanya Regan.

Laura tersenyum, " iya aku ka—"

"Kamu tidak mendengar apa yang saya katakan tadi malam? bukannya saya menyuruh kamu pulang?" Tutur Regan tajam. Laura yang merasa terintimidasi menundukkan kepalanya.

"Aduh.. bos jangan marah marah! tuh si mbaknya kasian ketakutan." Celetuk Elsa tak sengaja, ia refleks berbicara seperti itu karena Kasim juga melihat si Laura itu di perlakukan tidak baik oleh Regan.

"Diam, saya tidak punya urusan denganmu!"

Elsa berdecih, "dasar bos sialan. Kolot!" Umpatnya lalu berjalan mengambil sapu dan pengki guna membersihkan pecahan gelas.

Baru saja sampai Elsa di suguhi pemandangan yang membuat matanya melotot. Di sana sedang berdiri Regan di tangga dan Laura yang meringis kesakitan, sepertinya hendak mengejar Regan.

"Gan.. s-sakit.." lirihnya sembari menatap kakinya yang banyak mengeluarkan darah.

"ADUH MBAK! MBAK DIEM DULU DEH!" Pekik Elsa tersadar dari bengong nya.

Ia sedikit berlari, mengambil kotak P3K dan wadah berisi air dan lap.

"Mbak—"

"Apa?" belum juga Elsa menyelesaikan ucapannya, Laura sudah memotong dan menatapnya tajam.

"Puas hah? Puas kamu membuat saya terluka seperti ini hiks.." ucapnya seraya meringis kesakitan.

Elsa sedikit merasa bersalah, "aduh mbak lagian mbak tau ada pecahan gelas malah di injek. Mbak nggak rabun kan?" bukannya meminta maaf, perkataan Elsa malah sangat jauh dari perkiraan Laura malahan lebih ke menohok hatinya. Ia kira Elsa akan bersujud dan memohon maaf kepadanya.

Laura beralih menatap Regan yang masih diam, "Gan.. please bantu aku. Gara gara dia aku jadi gini.. hiks hiks.. sakit." Lirihnya.

Regan diam, ia berdecih pelan. "Kamu yang salah, jangan harap saya akan memarahi Elsa, Laura." Balasnya, lalu kembali berjalan menaiki tangga tanpa memedulikan Laura yang semakin menangis di bawah sana.

Elsa cengo dengan kejadian di depannya, tangannya masih memegang wadah berisi air hangat dan lap. Kotak P3K sudah ia taruh di meja.

"Mbak duduk di sofa dulu ya, saya mau bersihin ini." Laura menatap Elsa tidak suka, namun ia tetap berjalan tertatih ke arah sofa.

IRI BILANG BOS! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang