16. Iri Bilang Bos!

1.7K 117 5
                                    

°
°
°
°
°°°°

Semoga suka.

Happy reading!

🍄




Tugasnya sebagai asisten Regan kembali di hentikan oleh pria itu. Katanya sih bukannya membantu Elsa malah membuat kacau semua pekerjaan kantornya.

Ya memang salah si Regan sih, sudah tau Elsa itu lemotnya sampai ke urat nadi. Malah di jadikan asisten, mana harus di rumah dan di kantor. Memang Elsa robot yang bisa melakukan hal sesuai dengan programnya. Tentu saja bukan.

Hari ini Regan sudah berangkat ke kantornya, hampir dua hari Elsa tidak mengepel lantai dan membersihkan kaca. Elsa hanya menyapu dan membereskan barang-barang saja, mencuci pakaian dan piring tentu saja itu hal utama.

Rencananya, hari ini ia akan membersihkan rumah besar ini. Dari lantai atas sampai lantai bawah. Kecuali satu kamar bosnya, satu satunya ruangan yang belum pernah Elsa masuki sama sekali.

Mencuci piring dan pakaian sudah ia bereskan, kini tinggal menyapu dan mengepel. Elsa melakukannya di mulai dari lantai atas, tak sedikitpun ia lewatkan. Ya, ingat hanya kamar Regan. Itu juga atas perintah dari bosnya.

Di rumah sebesar ini sendirian kadang Elsa merasa kesepian, tentu saja. Jika dulu di kosannya ia akan berkumpul dengan ibu ibu, maka sekarang Elsa hanya diam diri di rumah. Kecuali pergi ke pasar untuk membeli kebutuhan makan mereka. Kadang kadang juga sih ia mencuri-curi kesempatan agar bisa sedikit lama di luar rumah, itung-itung refreshing dari pekerjaannya sebagai pembantu.

Hampir satu jam lebih ia berkutat dengan sapu dan lap pel saking besarnya rumah ini, ya meski di bandingkan dengan rumah rumah besar lainnya rumah si Regan ini termasuk standar lah.

Elsa berjalan menuju dapur, ia mengecek kulkas melihat apa saja yang sudah habis dan harus di beli.

Setelah mandi dan menuliskan apa saja yang harus ia beli, Elsa segera mengambil uang yang di berikan bosnya.

Ia melihat jam, "si Regan balik jam berapa ya? Semoga sore deh." Gumamnya lalu berjalan keluar rumah dengan tas jinjing di tangannya.

Elsa berjalan menuju pintu gerbang komplek, karena tidak jauh juga dari rumah bosnya. Ia selalu menyapa satpam yang dulu pernah menjadi tetangga kosnya. Beruntungnya bapak itu selalu ingat kepadanya, sesekali ia juga bercerita jika istrinya mang Ucup menagih janjinya. Yang tentu saja Elsa ingat janji itu.

Angkot yang ditujunya datang, Elsa langsung naik tanpa basa basi, lagian naik angkot tidak harus joget dulu kan.

Jika tidak macet, ia akan sampai di pasar sekitar jam sepuluh. Belanja satu jam lebih dan kemungkinan sekitar jam dua belas siang ia sudah akan sampai di rumah.

Setelahnya ia punya waktu sekitar dua sampai tiga jam sebelum bos titisan toa masjid itu pulang dari kantor. Syukur-syukur bosnya akan pulang lebih lambat dari biasanya. Jadi Elsa akan main terlebih dahulu. Mumpung keluar.

Itu sih tujuan awalnya, jalan jalan dengan alasan belanja ke pasar. Sungguh cerdik bukan.

Elsa turun dari angkot, ia hanya membayar tiga ribu. Bahkan dulu pernah hanya dua ribu, jika orang lain sekitar empat atau lima ribu maka Elsa akan menawar agar lebih murah dari itu. Lagian pasar itu tidak terlalu jauh dari komplek perumahannya, namun malas saja jika harus bolak balik jalan kaki. Jika naik Go-Jek, Elsa malas memesan. Yang sebenarnya Elsa tidak tau bagaimana cara menggunakan aplikasi itu. Handphone memang android, tapi Elsa hanya berkecimpung di Google dan YouTube selebihnya ia bodo amat. Makannya ia bodoh dan lemot sampai sekarang.

IRI BILANG BOS! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang