°
°
°
°
°°°°Happy reading!
🍄
Kemarin sore, Regan pulang hampir jam empat sangat jauh dari perkiraan Elsa yang akan pulang jam tiga ya meski hanya beda satu jam sih. Ia mendapati kamarnya yang tidak berantakan seperti biasanya, bahkan ketika membuka pintu ia seperti berada di ruangan lain saking rapinya tempat itu.
Regan tersenyum bangga, tidak sia sia ia mempekerjakan Elsa sebagai pengurus rumah tangga mereka. Aish.. maksudnya pembantu.
Setelah acara makan malam itu, Elsa langsung masuk ke kamarnya. Regan yang ingin mengucapkan terimakasih pun sampai tak sempat. Bahkan gadis itu hanya membereskan piring kotor dan tidak kembali lagi untuk membereskan meja makan. Membuatnya haru membereskan itu sendiri.
Di saat hendak ke kamarnya pun, Regan sebenarnya ingin mampir mengetuk pintu kamar Elsa namun ia urungkan karena takut mengganggu. Ia pun hanya menghembuskan nafasnya pasrah, ketika melihat Elsa yang bersikap aneh malam tadi.
****
Di pagi hari ini, Regan bangun dengan santai tak seperti biasanya yang menuntut ia untuk bangun lebih pagi. Hari ini jadwalnya hanya dari jam sepuluh pagi hingga jam empat sore. Tak ada yang berat, karena hanya memeriksa keuangan dan menandatangani kontrak dengan perusahaan lain yang tentunya sudah melalui beberapa meeting di hari hari sebelumnya.
Regan keluar kamarnya dengan celana pendek dan kaos hitam. Entah kenapa paginya ini terasa lebih cerah, mungkin karena Elsa juga. Ia jadi tidak sembarang lagi menyimpan barang. Contohnya kemarin saat ia pulang dan hendak masuk ke kamarnya di pintu tertempel sticky notes 'bos saya capek bersihin ini kamar, jadi jangan di berantakin lagi ya! Pinggang saya encok soalnya, males kalo harus beresin lagi :) tulis Elsa di sana, sampai Regan mesem mesem sendiri membacanya.
Ia juga menemukan sticky notes yang lainnya, di meja kerja, pintu kamar mandi, tempat tidur bahkan lemari pakaian yang berisi kata kata lucu, unik dan menggemaskan menurutnya. Dan itu jugalah alasan Regan mesem mesem sampai makan malam. Selain ia tersenyum karena tulisannya, Regan juga tersenyum karena ia baru menemukan perempuan yang unik seperti Elsa.
Regan yang hendak meminta kopi, namun keburu berpapasan dengan Elsa yang tengah memegang secangkir teh.
"Saya ingin kopi Elsa!" Kata Regan, membuat Elsa mendelik ke arahnya.
"Mau penyakitan? udah tua makin nggak tau diri." Cibir Elsa dan itu berhasil membuat seorang Regan tersenyum meski Elsa tidak melihatnya.
"Teh aja, saya sengaja nggak kasih banyak gula."
"Terimakasih." Kata Regan ketika menerima cangkir teh itu.
"Elsa..." Panggilnya, membuat Elsa yang hendak kembali ke dapur pun mengurungkan niatnya.
"Kamu mau berapa lama lagi bekerja di sini?" Tanya Regan tiba tiba, sampai Elsa sedikit membelalakkan matanya.
Elsa bergumam, "bos mau pecat saya?" tanyanya balik.
Regan terkekeh pelan "saya bertanya Elsa, dan itu harus di jawab bukan di balas pertanyaan." Tutur Regan.
"Terserah, saya mah kalo mau di berhentikan sekarang juga gapapa."
"Yakin?" Tanya Regan menggoda.
Elsa gelagapan "eum.. ya yakin lah."
"Oke." Celetuk Regan ambigu.
KAMU SEDANG MEMBACA
IRI BILANG BOS! (End)
DiversosMenceritakan kehidupan Elsa setelah lulus SMA, dirinya mulai kembali ke masa masa dimana susah dulu. Ia harus mencari pekerjaan yang layak, karena sebelumnya ia di pecat dari pekerjaannya sebagai pelayan di sebuah cafe dengan tanpa alasan yang jelas...