5. Iri Bilang Bos!

2.5K 162 2
                                    

°
°
°
°
°°°°°
Happy reading ❤

🍄

Kini Elsa sedang berkutat dengan pekerjaan dapur, setelah drama yang ia lalui tadi. Ia merasa lelah, lalu meminta izin pada om yang masih belum ia ketahui namanya itu untuk memasak di dapur. Dan tanpa Elsa duga, pria itu mengizinkannya sekalian sembari membuat makan siang untuknya.

Dengan lihai Elsa menata makanan di meja, ia memasak ayam goreng bumbu kuning, tumis kangkung dan sambal goreng. Perpaduan yang sungguh nikmat menurutnya, terserah mau pas atau tidak untuk sajian makan siang, dan suka atau tidak pria itu. Yang penting Elsa kenyang terlebih dahulu.

Kemudian ia menyajikan nasi, di kipas sebentar agar tidak terlalu panas. Setelah semuanya rapi, Elsa naik ke lantai atas sesuai dengan perintah Om menyebalkan itu.

"Kamar yang mana sih? Ini pintunya putih semua, mana ada tiga lagi." Gerutunya, pasalnya pria itu hanya bilang pintu ber- cat putih tanpa menjelaskan detailnya.

Elsa menarik nafas lalu menghembuskannya jika sudah begini, maka tidak ada cara lain selain,

" OM MAKANAN SIAP! AYO TURUN!" Yap tepat sekali, Elsa berteriak membuat suara cemprengnya masuk ke seluruh penjuru ruangan.

Cklek.

"Berisik!" Desis pria itu, ia keluar dari pintu bercat putih, tepatnya ruangan kedua setelah ruangan yang terlihat seperti ruang santai.

"Makannya Om, kalo ngasih tau itu yang jelas. Elsa mana tau kamar Om yang mana, wong semua cat pintunya putih." Cibir Elsa, lalu turun terlebih dahulu. Bodo amat perihal sopan santun, ia lapar sekarang dan itu tidak bisa di cegah oleh apapun.

"Dasar gadis edan." Cibirnya, lalu melangkah menuruni tangga.

Tepat saat sampai di dapur, Indra penciumannya tidak bisa berbohong. Wangi masakan begitu terasa di sini, membuat perutnya kembali meronta ingin di isi.

Ia menarik kursi tepat di hadapan gadis gila yang ia ketahui bernama Elsa.

"Om mau ambil sendiri atau saya siapkan?" Tanya Elsa, membuat pria itu menaikan alisnya.

"Sejak kapan kamu seformal itu?"

Elsa berdecak, mau makan saja susah. "Om, nanti aja ya bahasnya. Sekarang Om diem, terus makan. Beres deh." Jawabnya, membuat pria itu berbalik mendecak.

"Yasudah, tolong siapkan."

Elsa menahan bibirnya untuk tidak menerbitkan senyuman, susah susah ia sedari tadi menahan diri untuk tidak berteriak karena baper dengan Om Om di hadapannya ini.

Mau bagaimana tidak baper, yang biasanya sekali ketemu langsung teriak. Ini malah bicara dengan suara rendah dan beratnya. Membuat siapa saja yang mendengar pasti akan nyaman di telinga.

"HEH! JADI TIDAK?"

Astaga.. baru saja Elsa memujinya, dasar Om Om gila.

"Iya Om sabar, jangan ngegas elah." Elsa memutar bola matanya malas. Sembari menyiapkan makanan untuk majikan baru beberapa jamnya itu.

"Terimakasih." Ucapnya, membuat Elsa melongo.

"Apa?" sewotnya.

Ya Tuhan, semoga jantung Elsa di beri kesehatan lahir batin.

"E-enggak Om."

"Makan!" Titahnya, langsung di turuti oleh Elsa.

Mereka berdua makan dengan diam, tidak ada suara bahkan dentingan sendok pun tidak terdengar. Iya lah, wong makannya di comot pake tangan.

IRI BILANG BOS! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang