Menjadikanmu Milikku
"Tempatku? Tentu, baby."
Tanpa pikir panjang Jaebum membawanya dengan sepeda motornya dan mulai pergi dari sana. Jennie mengatakan pada dirinya sendiri untuk tidak gugup karena dia akan berada di tempat geng itu tinggal. Di perjalanan, dia diam-diam mengeluarkan ponselnya.
23:11
Jennie
- Aku dalam perjalananIrene
Good girl -
Aku siap sedia -
Jangan lupa untuk mengikuti rencana -
Fighting! -***
"Sooyaa, buka pintunya." Terdengar ketukan dari luar, "Ayo cepat!"
Jisoo dengan rambutnya yang acak-acakan mengerang di atas kasur sebelum menyeret kakinya ke pintu. Dia dengan sembarangan menendang kaleng dan botol kosong yang memenuhi ambang pintunya. Dia mengerjapkan matanya beberapa kali agar penglihatannya lebih jelas untuk melihat yang ada di depannya, "Ada apa?"
"Keluarlah. Ada yang harus kita lakukan." Kata Irene.
Jisoo menghela nafas, sedikit mabuk karena whiskey yang dia minum sebelumnya, "Apa? Cari orang lain. Aku sedang tidak mood untuk--"
Kemudian pacar sahabatnya itu meraih tangannya dan memaksanya keluar dari kamar.
"Ada apa denganmu?" Pertanyaan Jisoo membuatnya berhenti. Mata Irene melihat ke sekitarnya, dia melihat antara Jisoo dan ke suatu tempat.
"Ooh? Bukankah itu Jennie? Dia bersama dengan Jaebum?" Irene menunjuk ke lantai bawah.
Jisoo mengikuti arah pandangan Irene, dia melihat dua orang menaiki tangga. Bergegas kembali ke kamarnya, buku-buku jarinya putih saat dia mengepalkan tangannya terlalu keras, menggertakkan giginya berusaha untuk diam, dia merasakan sakit di dadanya yang akan segera meledak. Dia tidak salah. Itu adalah Jennie, gadis yang dia peringatkan berkali-kali untuk tidak berada di dekat Jaebum dengan berani masuk ke kamar pria itu. Apakah otak gadis itu rusak atau sesuatu yang dia lupa tentang apa yang telah dilakukan Jaebum sebelumnya?
Jadi, bagaimana dengan chat yang banyak dikirim oleh Jennie padanya saat itu? Gadis itu menyatakan bahwa merindukannya dalam chat itu tetapi apakah Jennie sudah move on dan pergi ke Jaebum lagi pada akhirnya? Jika demikian, Jisoo akan terlihat seperti orang bodoh karena dia belum move on dari yang lebih muda itu. Dia masih menyalahkan dirinya sendiri karena melarikan diri dari perasaannya, karena tidak memperjuangkan Jennie.
"Apa kau hanya akan berdiri di sini?" Suara Irene terdengar di belakangnya, "Kupikir kau akan melakukan sesuatu. Kapan kau berhenti menjadi pengecut dan melepaskan dirimu yang bodoh itu, Jisoo?"
Jisoo tidak menjawab.
"Kurasa Jay B benar. Kau benci bagaimana dia menyebutmu pengkhianat, tapi apa kau tidak tahu apa yang kau lakukan sekarang? Kau mengkhianati hatimu, Jisoo. Meskipun kau bilang kau punya alasan untuk membuatnya menjauh darimu tapi dengarkan aku, apa yang kau lakukan sekarang ini bodoh! Sangat bodoh. Karena ketika kau mencintai seseorang, kau mengaku, kau terbuka, kau terus melanjutkannya dan lihat apa yang akan terjadi besok. Bukan hanya bersembunyi dan menjadi pengecut seperti ini yang akan membuat kau menyesal suatu hari nanti."
"Aku bukan pengecut, Irene!" Jisoo membalas, dia mengatupkan giginya sebelum kakinya membawanya keluar dari ruangan.
Setelah itu, sebuah palu terlihat di tangannya. Tiba-tiba terdengar suara keras di dalam rumah saat Jisoo memukul pintu Jaebum dengan palu itu. Yah, jangan berharap dia mengetuk dengan baik dalam situasi seperti ini. Dengan dua pukulan berhasil menghancurkan kenop pintu, Jisoo menendang pintu hingga terbuka lebar.