Perasaan
"Mama, dada!!"
Mereka segera menarik diri dari satu sama lain begitu mereka mendengar suara Minju di sana. Jisoo menjauh sepuluh langkah dari Jennie, merasa lega bahwa gadis kecil itu setidaknya memanggil mereka sebelum dia berlari ke sana.
"Ya baby. Kami di sini." Ucap Jennie dengan nada tinggi. Kemudian mereka melihat Minju berlari dengan boneka barbie di tangannya.
"Mama bisa mama menata lambutna untuk Minju?" Dia mengacu pada bonekanya yang rambutnya sedikit berantakan sekarang.
"Oh okay. Ayo, ayo." Jennie setuju, melirik Jisoo sebelum dia berjalan keluar dengan balita itu.
Begitulah bagaimana momen mereka hancur.
***
Jennie tersenyum ketika dia melihat Jisoo agak menghindari tatapannya setiap kali dia menatap yang lebih tua itu atau saat mereka berbicara, bahkan di meja makan. Tetapi ketika dia tidak melihat, Jisoo sebenarnya seolah menelanjanginya dengan tatapan itu.
Versi Jisoo ini agak menyenangkan bagi Jennie. Dia entah bagaimana menemukan cara Jisoo itu sangat menggemaskan ketika Jisoo mencoba menahan diri meskipun jelas dia menginginkan Jennie.
"Chu, ayo tidur. Apa yang kau lakukan di sana?" Jennie bertanya dari tangga ketika dia melihat punggung Jisoo bersandar ke sofa di ruang tamu.
"Jisoo." Panggilnya lagi, berjalan menuju ke arah Jisoo ketika tidak ada jawaban.
"Nde?" Jisoo akhirnya menyadari Jennie, dia berbalik untuk melihat Jennie berjalan dengan gaun tidur yang terlihat terlalu mencolok saat ini.
"Kenapa kau tidak tidur? Sekarang jam setengah sebelas."
"Umm...iya sebentar lagi. Kau duluan saja."
"Wae?" Jennie bertanya, perlahan-lahan mendudukkan dirinya di pangkuan Jisoo, satu tangan melingkar di leher Jisoo.
Jisoo terkesiap.
'Oh shit, ini dia lagi.'
"Kenapa kau tidak ikut denganku sekarang?" Jennie mengangkat dagu Jisoo untuk membuat Jisoo menatapnya, "Putri kecilmu sedang tidur." Dia berbisik.
"Jangan menggoda ku, Kim Jennie."
Jennie tertawa lepas, bangkit dari pangkuan Jisoo, "Kau lucu sekali Chu. Ayo cepat tidur." Katanya lalu berjalan kembali ke kamar.
Tapi Jisoo menghabiskan terlalu banyak waktu di sofa sehingga dia tertidur sambil memainkan ponselnya.
Dan ketika dia menyapa Jennie selamat pagi keesokan paginya, dia menerima tatapan tajam dari wanita itu. Jennie sedang menyiapkan sarapan untuk putri mereka.
Minju yang berada di meja menunjuk ke arah daddynya begitu melihatnya, "Dada tidul lalut malam."
Jisoo tidur nyenyak tadi malam, dia benar-benar bangun terlambat. Berjalan menuju putrinya sambil menggaruk kepalanya, "Aku ketiduran. Hanya satu jam."
Jennie meliriknya, tapi dia mengalihkan pandangannya ketika Jisoo melihatnya kembali.
"Mama rasa sofa lebih nyaman untuk dada, Minju. Dia seharusnya tidur di sana setiap malam." Jennie berkata tapi Jisoo bisa merasakan kekesalan itu melalui suaranya.
Minju menatap mommy-nya. Dia tidak mengerti apa-apa.
Jisoo memperhatikan saat Jennie menyajikan stroberi yang sudah dipotong-potong di dalam piring Minju dan miliknya bersama dengan secangkir kecil madu dan pancake.