KatakanDari: Jennie
Chahee akan menunggumu, tolong berikan padanya saat kau tiba. Saranghae."Okay." Jisoo membalas sms dari istrinya saat dia masuk ke hotel. Dia melihat asisten istrinya, Chahee sedang menunggu di lobi.
Chahee berjalan cepat ke arahnya saat dia menyapa. Asistennya memiliki usia yang sama dengan Jennie dan Jisoo mendengar bahwa wanita itu sangat pandai bekerja dan sangat membantu istrinya.
"Ini dia." Jisoo menyerahkan USB flash drive padanya, "Rapatnya akan dimulai, kan?"
"Ya. Terima kasih untuk ini--oh aku harus pergi, maaf aku tidak bisa berbicara lama dengan mu. Manajer membutuhkannya untuk rapat." Kata Chahee terburu-buru.
"Iya, aku tahu." Jisoo mengangguk, "Sekarang pergilah, kau tidak ingin terlambat."
"Ya--sampai jumpa lagi." Chahee hendak berjalan tapi dia berhenti, "Umm Mrs. Kim?"
"Ya?"
"Aku tahu ini bukan urusanku, tapi aku yakin kau ingin melihatnya sebelum kau pergi. Nona Kim terlihat tidak sehat hari ini, aku khawatir...em--aku hanya mengkhawatirkannya jadi... " Tambah Chahee cepat.
Ekspresi Jisoo kemudian berubah sedikit khawatir, "Baiklah, aku akan melihatnya nanti. Terima kasih."
"Bagus, kau bisa menunggu di kantornya eh, aku benar-benar harus pergi! Sampai jumpa lagi." Chahee sekali lagi membungkuk dengan cepat dan lari.
Jisoo tidak perlu bertanya lagi. Dia tahu setiap hari adalah hari yang berat bagi istrinya sejak Jennie mulai bekerja. Terkadang dia mendengar wanita itu menghela nafas di depan laptopnya sebelum tidur. Jisoo akan menariknya untuk tidur dan memastikan istrinya mendengar kata-kata dukungannya dan tahu dirinya akan ada di sana untuk istrinya, untuk memastikan Jennie mengingat bahwa dia akan berlari ke arahnya kapan pun istrinya membutuhkannya. Seperti hari ini Jisoo harus menghentikan apa yang dia lakukan hanya karena dia mendapat telepon dari istrinya yang memintanya untuk membawa USB yang tertinggal di rumah.
***
"Apakah kau pernah mendengar tentang General Manager yang baru?"
"Putri manja dari CEO? Tentu saja! Setiap pekerja di sini mendengar tentang dirinya. Orang-orang di lantai 12 mengalami kesulitan bekerja di bawahnya saat ini. Maksudku--karena dia putri CEO jadi dia bisa naik ke posisi itu segera setelah dia tiba di sini. Apa hebatnya itu? Aku benar-benar merasa tidak enak pada manager lama kita."
"Aku juga merasakan hal yang sama. Kudengar dia menyuruh kepala departemen makanan untuk mengubah seluruh menu makan hanya karena dia tidak menyukainya. What the hell--dia pikir dia siapa? Dia manager tapi ini bukan dia--"
"Tentang itu, kami mendapat begitu banyak keluhan dari para tamu itu sebabnya dia menyuruh mereka untuk mengubah-nya."
"Benarkah? Tapi itu tetap tidak bisa mengubah fakta bahwa dia adalah anak manja yang bertingkah seperti dia tahu segalanya dalam bisnis ini tapi faktanya dia terlihat seperti remaja yang baru lulus SMA. Aku ingin tahu berapa lama kita semua bisa bekerja dengan wanita muda yang mengelola hotel itu."
"Aku dengar dia sudah menikah."
"Really? Yah, dia cantik dan kaya. Tidak heran."
Jisoo kebetulan mendengar dua wanita berbicara tentang istrinya di sudut lorong. Mereka berdua mengenakan seragam hotel jadi dia mengira mereka adalah karyawan yang bekerja di sini bergosip tentang bos mereka di jam kerja.
Jisoo berdecak kesal saat dia melangkah di belakang mereka, "Kau benar bahwa dia cantik." Katanya lantang membuat para wanita itu terlonjak kaget.
Mereka menatapnya dengan mata lebar saat mereka saling melirik. Mereka tidak tahu siapa dia. Dilihat dari pakaiannya, mereka mengira Jisoo adalah tamu.