Chapter 26

1.9K 234 29
                                    


Better Off

'Apa yang aku rasakan? Mengapa aku merasa seperti aku berdebat dengan diri ku sendiri? Tidak, jangan seperti ini.'

'Sebenarnya, aku berdebat dengan diri ku sendiri. Pikiran dan hati ku berperang satu sama lain.'

'Menyebalkan sekali.'

Jisoo menghela nafas sambil menoleh ke jendela mobil. Taksi baru saja berhenti di lampu merah. Sopir itu memandangnya melalui cermin ketika dia mendengar Jisoo menghela nafas. Jisoo bisa melihat pasangan berjalan dengan anak-anak mereka. Mereka terlihat sangat bahagia dan tersenyum. Dia menghela nafas lagi.

'Kapan kita bisa seperti mereka? Bisakah aku membuatmu bahagia seperti mereka? Atau apakah kita terlalu berharap?'

Sebuah toko buku di dekat sana menarik perhatiannya. Kemudian Jisoo memikirkan sesuatu. Jadi dia menyuruh sopir untuk menurunkannya di sana dan keluar dari mobil di tengah jalan. Dia melangkah masuk ke dalam toko buku untuk mencari sesuatu. Ada banyak buku mewarnai, tapi masalahnya semuanya tebal, tidak seperti yang dia beli sebelumnya. Jisoo penasaran mengapa mereka membuatnya seperti itu, padahal itu untuk anak-anak.

"Hai? Ada yang kurang tebal dari ini? Aku ingin membelinya untuk putri ku tetapi ini terlalu banyak untuk anak berusia tiga tahun." Jisoo bertanya kepada pemilik toko.

"Oh ya, tapi maaf kami hanya punya satu versi. Ini penuh kartun Disney, aku yakin putri mu akan menyukainya."

"Mm tapi halamannya terlalu banyak... berapa lama dia akan menyelesaikan ini..." Jisoo berpikir sebentar, lalu memutuskan, "Okay, aku akan mengambil ini."

***

"Oh, jangan repot-repot bertanya. Dia pergi bermain sebentar lalu datang dan menanyakan kami tentang kamu dan Jennie." Ucap Nyonya Kim ketika Minju naik ke sofa dan menempel di leher Jisoo.

Balita itu sangat senang ketika dia melihat ayahnya tetapi segera setelah itu dia menanyakan ibunya. Hal itu menghancurkan hati semua orang karena mereka harus menggunakan semua alasan setiap kali dia bertanya tentang Jennie.

"Uhh dada dimana mama?" Lagi-lagi pertanyaan yang sama dari balita.

"Dada punya sesuatu untukmu." Jisoo berkata, meraih sesuatu di belakang punggungnya, "Ayo lihat."

Minju akan menangis lagi tapi dia kemudian pindah untuk duduk di pangkuan daddynya dan Jisoo menunjukkan buku dan seikat krayon warna yang dia beli sebelumnya.

"Kamu tahu apa ini, kan?"

"Yah." Minju meraihnya, "Butu Minju dan... klayon."

"Ya, ada putri Disney dan unicorn favoritmu." Jisoo mengecup sisi kepalanya.

"Bica Minju mewalnana?" Tanya Minju bersemangat.

"Tentu."

Balita itu kemudian pindah untuk meletakkan buku di atas meja kopi dan mengambil krayon. Mereka mudah mengalihkan perhatiannya seperti itu. Jisoo memperhatikannya memilih warna dan mulai mewarnai halaman mana pun yang dia inginkan.

"Minju." Panggil Jisoo pelan sambil menatapnya.

"Yah?" Si kecil menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari apa yang dia lakukan.

"Apa yang Nini, grandma dan grandpa ceritakan tentang mommy mu?"

Minju kemudian menatap Jisoo dengan mata polos, "Um--mama pelgi bekelja."

Jisoo harus mencari tahu apa yang dikatakan mereka kepada Minju untuk memastikan mereka semua mengatakan hal yang sama dan tidak membuatnya curiga.

"Okay, mama beker--"

Roller Coaster ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang