Chapter 27

1.9K 214 20
                                    


Sudah waktunya

'Kekuatan cinta sejati membawa kekuatan dan harapan tetapi langkah menuju cinta menyebabkan rasa sakit dan kesulitan. Terkadang kau mungkin kehilangan kekuatan untuk bertarung, terkadang kau mungkin ingin menyerah. Tapi kemudian dengan semua keberanian dan dukungan yang dia berikan kepada ku, aku terus berjalan di jalan ini tidak peduli seberapa keras dan sulitnya.'

'Apa yang paling aku syukuri darinya adalah kenyataan bahwa dia selalu percaya padaku.'

Jisoo kembali setelah membawa balita itu ke Nini di kamar sebelah. Matanya menyipit di depan pintu kamar mandi ketika dia mendengar suara air jatuh dari dalam. Mengintip, bibir Jisoo terbuka saat dia melihat tubuh telanjang Jennie. Tidak menyeramkan tetapi sudah lama dia tidak mendapatkan klimaks. Pemandangan itu membuatnya turn on.

Jisoo menyilangkan kedua tangannya--duduk di atas kasur ketika Jennie keluar dari kamar mandi, mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk kering.

"Apa yang aku katakan tadi?" Tanya Jisoo sedikit kesal.

"Apa?" Jennie tidak memandangnya, dia menghadap cermin.

"Kau benar-benar tidak pernah mendengarkan aku, kan?" Jisoo bergerak untuk mengambil handuk dari wanita itu dan mulai melayaninya dengan sopan, "Aku bisa melakukannya untukmu, kau tahu, jika kau mengizinkanku." Katanya sambil mengeringkan rambut Jennie dengan lembut.

"Jujurlah, Chu." Jennie berbalik menghadap Jisoo.

"Hah?"

"Kau ingin beberapa momen denganku di kamar mandi kan?"

"Apa?" Mata Jisoo melebar lalu dia menertawakan ucapan Jennie, "Lelucon apa itu!"

Jennie tertawa, dia tahu dia benar, "Apakah benar atau tidak? Ketika kau menciumku seperti itu, itu selalu mengarah pada sesuatu. Jujur saja. Kau mengintip aku di kamar mandi, ketahuan ya--"

"Siapa?"

"Kau, Kim Jisoo."

"Aku tidak tahu apa yang kau katakan."

Jennie cekikikan menggoda tunangannya, ia memang memergoki Jisoo sedang menikmati pemandangan dirinya yang telanjang di kamar mandi tadi.

"Aku hanya ingin membantumu. Lihat--kau membuatku terdengar seperti itu." Tuduh Jisoo, bergegas mengambil pengering rambut untuk wanitanya.

"Okay, anggap saja itu hanya lelucon." Jennie terkikik lagi.

"Ya, itu benar-benar lelucon, oh my god."

"Oh, sudah lama, bagaimana kau mengatakan, 'oh my god' seperti itu." Jennie sedang duduk seperti gadis yang baik di atas kursi membiarkan Jisoo mengeringkan rambutnya.

'Kau membuatku jatuh cinta padamu setiap hari, Kim Jisoo.'

"Kurasa aku harus pergi sekarang. Sudah larut." Ucap Jisoo setelah dia selesai.

"Bisakah kau tetap di sini sedikit lebih lama? Aku tidak ingin kau pergi." Jennie sedang menyisir rambutnya, langsung merasa sedih. Jisoo tinggal dengan seorang teman dan Jisoo bilang temannya itu sangat baik meskipun Jennie tidak bertanya padanya.

"Kau tahu aku akan kembali besok, dan setiap hari. Aku akan selalu menemukanmu, untuk bersamamu. Sabar ya sayang. Kita akan segera bisa tidur di ranjang yang sama setiap malam... Sebentar lagi kita tidak akan terbangun karena merindukan satu sama lain, karena kita akan bangun dalam pelukan satu sama lain." Jisoo tersenyum padanya, mencondongkan tubuh ke depan untuk mencium bibir Jennie dengan cara yang lembut.

Kedengarannya sangat bagus dan Jennie baru saja memikirkan bagaimana dia akan menghabiskan hidupnya bersama dengan orang yang dia cintai.

Chu." Panggilnya, tangannya di bahu Jisoo.

Roller Coaster ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang