Little Bean"Harry?"
Jennie menggelengkan kepalanya.
"Ron?"
Jennie menghela nafas sebelum menggelengkan kepalanya lagi tanpa menatap Jisoo. Dia sedang membaca buku.
"Bagaimana dengan Drago?"
"Tentu saja tidak, big no." Jennie mengerutkan kening pada Jisoo yang sedang berbaring. Itu hari Minggu. Mereka sedang piknik keluarga di halaman belakang rumah mereka dengan Minju bermain di dalam rumah bermainnya.
"Kita tidak akan menamai putra kita seperti karakter fiksi mana pun, Jisoo." Kata wanita itu dan kemudian mulai membaca lagi.
"Okay--bagaimana dengan Dumbledore?"
Kali ini, Jennie mengirim tatapan tajam dan Jisoo berdecak.
Jisoo menghela nafas, meletakkan tangannya di bawah kepalanya berbaring telentang sekarang, "Ini sangat sulit." Katanya sambil memainkan ponselnya dengan satu tangan.
"Apa?" Jennie membalik halaman buku yang sedang dia baca tetapi kemudian membaliknya lagi, dia menyadari bahwa dia tidak bisa berkonsentrasi karena Jisoo.
"Menemukan nama yang tepat untuk Chilli. Aku tidak terlalu pandai dalam hal ini."
"Kau tidak perlu menjadi begitu baik untuk melakukan hal seperti itu. Cukup buat beberapa nama dan aku akan membantu mempertimbangkannya." Jennie berharap Jisoo diam sekarang agar dia bisa fokus pada bacaannya.
"Benarkah? Kau baru saja menolak semua saran ku."
Jennie menghela nafas lagi, "Maksudku, apa pun kecuali nama karakter terkenal di film itu."
Jisoo langsung duduk, "Bagaimana jika kita meminta bantuan Nini? Kau tahu dia pandai dalam hal ini." Dia pikir mereka bisa menggunakan bantuan. Nini lah yang menemukan nama untuk Minju.
"Tidak." Jennie langsung tidak setuju.
"Kenapa tidak?"
"Aku bilang aku ingin kau melakukannya. Aku ingin daddy-nya memberi nama yang cocok untuknya. Aku tahu kau bisa--"
"Tapi bagaimana jika aku tidak bisa?"
"Kau bisa. Coba lagi, bersabarlah kau memiliki setidaknya 10 minggu lagi. Itu tugas mu sayang."
Jennie hamil sekitar 30 minggu, jadi Jisoo harus buru-buru mencari nama.
Jisoo menghela nafas saat dia meraih cookie di depan mereka. Dia melihat Minju di dalam rumah bermainnya. Sebenarnya, mereka telah memberi tahu si kecil tentang adik laki-lakinya yang sedang on the way. Minju sangat bersemangat. Dia bilang dia akan membiarkan Chilli bermain dengannya di rumah bermain itu.
Kemudian bel berbunyi. Minju mengikuti daddy nya untuk melihat siapa yang ada di depan pintu sedangkan Jennie hanya duduk disana di halaman belakang.
Tidak lain adalah Nini yang datang dengan banyak barang di tangannya.
"Selamat siang, anak-anakku."
"Hai - apa yang Nini beli lagi?"
"Tidak perlu bertanya, Jisoo. Kamu tidak bisa menghentikanku." Kata Nini dramatis sambil menjatuhkan semua tas belanjaan di pintu membiarkan Jisoo mengambilnya.
"Hai, Nini." Minju memeluk neneknya.
"Oh, hai sayang dimana ibumu?"
"Di belatang. Tami cedang pinik."
"Kalian piknik di halaman belakang?" Nini menoleh pada Jisoo, "Dan kamu tidak mengundangku? Kenapa aku tidak diundang?"
"Oh ayolah, kami hanya bersantai di luar sana Nini." Kata Jisoo sambil mengumpulkan barang-barang yang dibeli Nini ke dalam rumah.