Cium & Berubah
"Jadi kau bilang Jennie ada di rumah dengan seorang anak yang sebenarnya adalah anakmu? Well ... ANAKMU?"
"Aku sudah bilang--"
"Oke tunggu tunggu! Jadi kau minta maaf? Kau ingin kembali bersama tapi dia bilang tidak?"
Jisoo memutar matanya, "Oh my god! Berapa kali kau akan menanyakan hal yang sama? Sudah tiga kali, Seulgi!"
"Aku benar-benar tidak bisa mempercayainya. Maksudku, bagaimana? Jennie benar-benar melahirkan anakmu oh god--kalian bertemu lagi bukan di tempat lain tetapi di pulau itu? Oh wow aku baru saja merinding--aww!" Seulgi merengek melalui telepon kemudian terdengar suara Irene, "Pergi, kau tidak membantu." Dia mendesis pada pacarnya, "Hai Jisoo."
"Oh hai Irene. Aku tidak tahu kau ada di sana."
"Ya, aku di sini mendengarkan dua idiot berbicara satu sama lain sementara salah satu dari mereka sekarang telah berubah menjadi orang tua dari seorang anak tetapi masih idiot seperti biasanya."
Jisoo memutar matanya untuk kesekian kalinya, "Aku merasa tersinggung."
Irene tertawa, "Oh ayolah, kita semua tahu kau idiot, tapi baiklah, lupakan itu. Aku akan mengatakan sesuatu dan aku tahu kau akan menghargainya."
Jisoo mengerutkan alisnya, "Oke? Silakan."
"Baiklah, izinkan aku bertanya sesuatu padamu. Kau yakin ingin kembali dengan Jennie setelah sekian lama berlalu? Kau masih mencintainya dan bukan hanya karena kalian punya anak bersama?"
Jisoo tidak menyangka Irene akan menanyakan hal itu, dia mengambil sedikit waktu untuk menjawab, "Kurasa mungkin..."
"Aku ingin kau yakin tentang dirimu sendiri, Kim Jisoo."
"Apakah aku terdengar tidak cukup yakin?"
"Benar. Well, kau bisa melanjutkan."
"Aku tahu kenapa kau berpikir seperti itu, aku juga. Aku juga berpikir seperti itu karena selama ini aku pikir aku sudah melupakannya tapi tidak, Rin. Ketika aku melihatnya lagi, aku sadar aku masih mencintainya. Aku--bahkan sebelum dia memberitahuku bahwa Minju adalah anakku, jadi kau tidak bisa mengatakan itu hanya karena Minju."
"Oke, lanjutkan."
"Tapi kau tahu dia sepertinya membenciku sekarang. Jennie sepertinya sangat membenciku. Itu membunuhku setiap kali aku memikirkan bagaimana aku memperlakukannya... Dia berkorban untuk anak kami, dia sekarang benar-benar menjadi seorang wanita, aku tahu dia dapat membesarkan anak ku dengan baik tetapi aku juga ingin menjadi bagian dari keluarga--aku benar-benar ingin tetapi aku tidak berpikir aku akan pernah bisa ketika dia berkata--"
"nde, baiklah..." Irene menyela, "Mengapa kau tidak menunjukkannya padanya? Kau bilang kau minta maaf, kan? Tapi kau tidak bisa membuat segalanya lebih baik hanya dengan kata yang kau ucapkan, Jisoo. Kau tahu mengapa? Itu karena kepercayaan sudah tidak ada lagi. Kau tidak bisa pergi begitu saja dan mengatakan kau menyesal dan berharap seorang wanita akan berbalik padamu... dia tidak akan melakukannya. Bukan begitu caramu meminta maaf, bukan ketika kau telah menyakitinya seperti itu."
Jisoo kehilangan kata-kata.
"Kenapa kau tidak menunjukkan padanya? Tunjukkan padanya bahwa kau menyesali semua hal yang telah kau lakukan, tunjukkan padanya bahwa kau telah berubah, tunjukkan padanya bahwa kau telah menjadi orang yang jauh lebih baik sekarang." Irene melanjutkan, "Kau tidak bisa melakukan komunikasi dan perilaku yang sama seperti yang kau lakukan dalam hubungan di masa lalu. Kenapa aku memberitahumu ini? Ya, itu karena Jennie mungkin merasa takut mengalami hal yang sama lagi karena kau, Jisoo. Karena dirimu."