💙11🍊

416 82 1
                                    

Beomgyu turun dari taksi dan segera menghampiri penginapan mereka. Dengan bermodalkan petunjuk nomor kamar oleh teman Ryujin sebelumnya, Beomgyu pun menyusuri penginapan mereka dan mencari kamar nomor 5.

Sesampainya Beomgyu di depan pintu kamar itu, Beomgyu menghembuskan napasnya kasar sebelum menyiapkan hatinya untuk bertemu dengan Shin Ryujin.

Baru saja Beomgyu ingin memencet bel, tiba-tiba pintu kamar itu sudah dibuka oleh pemiliknya. Dapat Beomgyu lihat bibir dan wajah pucat di hadapannya itu tengah mencoba keluar dari sana sebelum ia menyadari keberadaan Beomgyu di hadapannya.

"Eh? Beomgyu?" katanya.

"Mau ... kemana?" tanya Beomgyu.

"Keluar, cari makan," ucapnya dengan senyuman pucat di bibirnya, "oh, lo sendiri, ngapain di sini ...?"

"G-gue denger lo sakit. Ini gue bawa bubur ... buat lo."
Beomgyu kemudian memberikan bubur bawaannya yang memang sengaja ingin ia belikan untuk Ryujin.

"Makasih, Beomgyu!" terlihat jelas gadis itu tengah menahan pusing, namun ia masih memaksakan senyumannya.


Beomgyu sedikit mengintip ke dalam kamar itu saat Ryujin menyambut bubur di tangannya. Hingga sebuah ide lewat di kepalanya saat itu juga.

"Ryujin?"

"Hm?"

"Lo sendirian?"

"Iya."

"Gue jagain, boleh?"


💙🍊💙🍊



Ryujin duduk di kasurnya, memperhatikan Beomgyu yang berlalu lalang di hadapannya mencari mangkuk untuk menyajikan buburnya. Tak lama setelahnya, Beomgyu yang telah menemukan mangkuk itu pun menyajikan buburnya di hadapan Ryujin.



"Gue nggak tau rasa buburnya gimana, tapi kalau nggak suka bilang aja. Biar gue beli yang lain."

Ryujin tersenyum mendengar penuturan Beomgyu. Beomgyu yang ini terasa seperti orang yang berbeda dengan Beomgyu yang tadi malam ia temui.


"Thanks ya, Beomgyu. Maaf ngerepotin. Gara-gara gue lo jadi nggak bisa ikutan main ke wahana ..."

"Nggak, kok. Itu bukan apa-apa."

"Haha, Okay ..."


Keheningan menyelimuti keduanya. Hanya suara iklan di TV lah memenuhi pendengaran mereka.

Hingga Beomgyu akhirnya memberanikan dirinya tuk bersuara, "Ryujin ..."

Ryujin menatapnya dengan alis terangkat.

Beomgyu menghela napasnya, dapat Ryujin lihat bahu Beomgyu yang turun di hadapannya itu. Sebenarnya Ryujin tahu, bahwa Beomgyu datang karena merasa bersalah.



"I don't know how to express you my feelings. I just want you know that i'm really really sorry. I'm literally suck for judging you like that. Sorry."


Beomgyu menunduk. Tak berani melihat mata Ryujin. Ryujin pun menarik punggung Beomgyu untuk mendekat padanya dan memeluknya. Menepuk pundak Beomgyu, berusaha menenangkan Beomgyu dengan mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja.

"Beomgyu, aku nggak sakit karena kamu. Aku sakit karena kecapekan, okay?"

"Tapi biar begitu, harusnya aku nggak menilai kamu sepihak dan ngeluarin kata-kata sekasar itu tanpa tau kebenarannya.

Jadi selama ini, yang gue benci itu siapa? Anak yang lagi sedih karena masalah keluarganya? That makes me feel ... fool."

"Beomgyu ... sudah, ya? Gue tau kok lo nyesel. Tapi nggak ada gunanya juga kalau terus dipikirin, ya? Bikin sakit yang ada. Udah-udah sshhh nggak papa. Gue udah maafin kok. Gue paham perasaan lo.

Lo berani ngakuin kesalahan lo sendiri dan nggak gengsi buat minta maaf pun juga udah hebat kok! Makasih ya, Beomgyu. Jangan diulangi lagi, okay?!"


Tanpa sadar senyuman Beomgyu mengembang dengan sendirinya.

"Thanks, Ryujin."

blue orangeade ;c.beomgyu✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang