💙41🍊

308 62 15
                                    

Awalnya Beomgyu dan Ryujin ingin saling cuddle di kamar Ryujin. Namun karena adanya Yeonjun yang selalu mencari-cari alasan untuk masuk ke kamar adiknya itu, mereka berdua pun kini memilih untuk pulang ke rumah masing-masing saja. Lagipula sudah malam, dan besok adalah hari senin. Mereka harus sekolah.

Yeonjun awalnya ingin mengantar Ryujin saja kemudian menyuruh Beomgyu pulang berjalan kaki sendirian karena masih tak terima adiknya dipeluk. Tapi Ryujin justru ingin bersama Beomgyu dengan berkata,

"Kalau Beomgyu jalan kaki, Ryu juga jalan kaki."

"Iiih, adek!! Kok gitu, sih! Udah malem ini, nggak baik malam-malam keliaran di jalanan."

"Yaudah kalo gitu anterin Beomgyu juga dong!!"


Dan saat ini, Yeonjun tengah berada di dalam mobil berdua saja dengan Beomgyu karena adiknya itu baru saja turun dari dalam mobilnya. Baru sampai di depan perumahan komplek rumah Ryujin, Yeonjun menghentikan mobilnya.

Sudah Beomgyu duga. Ia pasti diturunkan di tengah jalan. Maka dengan tahu diri pun Beomgyu segera membuka pintu mobil Yeonjun itu.

"Makasih tumpangannya, Bang."

"Mau kemana lu?" ucap Yeonjun dari balik kursi pengemudi sambil melihat Beomgyu di kursi belakang yang ingin keluar dari mobilnya.

"Keluar, kan?" tanya Beomgyu.

Sial kenapa Yeonjun malah ngerasa bersalah?!

"Gue berhenti buat minta lo pindah, duduk di depan. Gue bukan supir lo."

"Ah— oke, Bang."


Beomgyu pun keluar dari mobil Yeonjun itu untuk berpindah ke kursi depan.

"Lewat mana rumah lu?"

Beomgyu kemudian menunjukkan arah rumahnya kepada Yeonjun. Tak ada obrolan apapun di sepanjang perjalanan keduanya. Hanya Yeonjun yang sibuk menyetir dan Beomgyu yang sesekali menunjukkan arah rumahnya.


Hingga akhirnya mobil Yeonjun pun sampai di depan rumah Beomgyu. Yeonjun sebenarnya sedikit kagum dengan ukuran rumah Beomgyu yang tampak seperti rumah-rumah di ftv itu, namun tentu saja ia gengsi mengakuinya.

"Makasih banyak, Bang."

"Tunggu dulu," ucap Yeonjun menghentikan Beomgyu yang ingin keluar dari mobilnya itu. Beomgyu pun kembali berbalik menghadap Yeonjun yang tengah serius menatapnya.



Yeonjun terlihat menghembuskan napasnya kasar sebelum berbicara.

"Lo beneran sayang sama Ryujin?" tanyanya to the point.

Maka tanpa ragu Beomgyu mengangguk dan menjawab, "Banget, Kak."

"Sejak kapan?"

"Nggak tahu kapan tepatnya, tapi gue rasa sekitar acara liburan kenaikan kelas kemaren.

"Lo pernah ngapain aja sama Ryujin?"


Beomgyu membelalakkan matanya. Kelewat kaget dengan pertanyaan ambigu yang dilemparkan Yeonjun kepadanya itu.

"Ngapain gimana, Bang?"

"Ck, yaa ngapa-ngapain! Ryujin nggak pernah cerita apa pun ke gue soal pacar-pacarnya sebelumnya, jadi gue nggak tahu urusan pacarannya kayak gimana. Tapi ngeliat dia yang hidupnya jadi jungkir balik banget karena lo ... bisa lo jelasin?"

Merasa tahu ke mana arah pembicaraan Yeonjun, Beomgyu pun menggeleng. "Nggak pernah ngapa-ngapain, Kak. Demi Tuhan."

Melihat raut wajah Yeonjun yang tidak puas dengan jawabannya itu, Beomgyu pun melanjutkan.


"Kaya yang lo udah liat, gue baru aja pacaran sama Ryujin satu jam yang lalu setelah sempet lost contact tiga minggu. Sebelumnya kita temenan. Melihara kucing bareng, kadang bantuin tugas masing-masing, jalan bareng. Nggak ada yang spesial sama sekali.

Jujur, Kak, gue sendiri bahkan nggak tau kenapa gue bisa jatuh cinta sama Ryujin. Kita berdua nggak punya jalan pikiran yang sama, kita berdua mandang semua hal dari sudut pandang yang bertolak belakang. Kadang ada beberapa hal yang kita lebih milih buat nggak lanjut diobrolin saking bedanya pendapat kita.

Tapi itu awalnya. Sekarang, makin kesini, justru gue malah ngerasa, kadang gue butuh pendapat dia buat hal-hal yang gue nggak nemu jalan keluarnya. Terkadang gue butuh opini dia, cara pandang dia buat nyelesein hal yang nggak bisa gue selesein, gitu juga sebaliknya.

Ryujin cewek pertama buat gue. Kalau orang-orang harus ketemu sosok yang sama, justru gue sama Ryujin jadi sosok yang bisa saling mengisi satu sama lain, gue rasa. Lama-kelamaan, gue ngerasa gue mulai bergantung sama dia. Gue mulai nggak bisa apa-apa kalau nggak ada dia. Gue mulai terus-terusan stuck di satu masalah yang sama kalau nggak ada dia yang biasanya ngarahin gue.

Simply, i just can't living my own life alone since i met your sister."





"Shit."


Yeonjun mengambil jurusan Psikologi di kampusnya. Walaupun lebih sering tertidur daripada terjaga saat kelasnya berlangsung, tetapi Yeonjun sedikit banyak mengerti





bahwa Beomgyu sama sekali tak sedang berbohong mengenai ucapannya saat ini.








besok ending😁

blue orangeade ;c.beomgyu✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang