💙17🍊

334 68 1
                                    

Hari pertama sekolah sebagai murid kelas akhir sudah dimulai. Di tengah-tengah upacara sambutan kepala sekolah kepada para murid baru, guru kesiswaan mereka, Pak Jackson membawa beberapa murid terlambat ke tengah lapangan.

"Gila Pak Jackson, yang cewe juga ikut dihukum anjir! Mana panas banget lagi!" bisik Jaehyuk di sebelahnya.


Awalnya Beomgyu tak peduli. Namun saat netranya menangkap sesosok gadis berambut hitam sebahu dengan tas kuning terang di punggung serta jaket denim itu, ia membelalakkan matanya. Mencoba memfokuskan pandangannya kepada gadis dengan penampilan mencolok itu.

"Astaga ..."


Yup, benar. Gadis itu tidak lain dan tidak bukan adalah Shin Ryujin.

Sebenarnya, selama ini ia tahu bahwa gadis itu sering telat dan dihukum di lapangan saat upacara seperti saat ini. Namun setelah menghabiskan waktu bersama gadis itu 1 minggu yang lalu, baru kini ia memperhatikan dengan jelas kehadirannya.

Gadis itu tampak menunduk memainkan tali tasnya, seolah dihukum adalah hal yang biasa baginya. Berbeda dengan anak-anak di sebelahnya yang juga terlambat namun tampak gugup dan malu berdiri di depan seribu lebih anak sekolah itu.

Beomgyu masih tak habis pikir. Bagaimana bisa gadis itu terlambat di hari pertama sekolah?

Sekitar 40 menit setelahnya, upacara dibubarkan. Semua anak-anak memasuki kelasnya masing-masing, terkecuali 5 orang anak yang masih dihukum di depan sana. Dapat Beomgyu lihat Pak Jackson yang datang mengahmpiri ke-lima anak tersebut sembari membawa beberapa sapu beserta alat pel di kedua tangannya.

Bagaikan sudah hafal, Shin Ryujin segera menyambut sapu dari tangan Pak Jackson dan berbalik untuk menuju ke aula belakang sebelum Pak Jackson bahkan sempat memberikan instruksi selanjutnya.

"Gyu? Ayo, kok malah bengong?" ajakan Jeongin menyadarkan Beomgyu dari lamunannya.

"Ngeliatin apaan, sih?" tanya Jaehyuk mengikuti arah pandang Beomgyu sebelumnya.

Beomgyu kemudian segera membalikkan tubuh temannya itu agar tak melihat hal yang sebelumnya ia lihat, "Lo berdua duluan aja. Gue mau ke koperasi dulu, titip nggak?"

"Gue titip susu ultra deh. Yang stroberi ya. Pake duit lo aja." ucap Jeongin.

"Gue yang karamel ya Gyu, pake duit lo juga. Jangan lama lo, bentar lagi si botak masuk."

Beomgyu hanya mengacungkan jempolnya dan berlalu dari hadapan kedua sahabatnya itu. Ia berlari kecil menuju aula tempat diselenggarakannya perpisahan kakak kelasnya 2 minggu yang lalu itu, dan memasukinya.

Di dalam sana, dapat ia lihat Ryujin bersama keempat anak perempuan yang tadinya juga dihukum bersama Ryujin seakan tengah memohon-mohon kepada gadis itu. Beomgyu pun turun dari atas tempatnya berdiri dan menghampiri para gadis itu.


Samar-samar Beomgyu mendengar dari kejauhan,
"Kak, please bantuin kita ya, Kak ... kita baru masuk hari ini, Kak ..."

"Iya, Kak ... janji nggak akan telat lagi, kok!"

"Iya, Kak ... sekali aja, Kak, please ..."

"Ryujin?"

Gadis itu tampak terkejut melihat kedatangan Beomgyu, "Eh, Beomgyu? Ngapain di si—"

"Ada apa?" potong Beomgyu.

"Oh? Ini, mereka minta tolong gue gantiin, soalnya baru masuk hari ini. Yaudah, kalian sana aja gih—"

"Jangan." Tukas Beomgyu.

Ryujin yang terkejut pun menatap Beomgyu, sama seperti keempat gadis itu menatap Beomgyu.

"Salah sendiri telat. Jadi kalau ketinggalan kelas pun ya salah sendiri. Kerjain sendiri hukumannya."

Keempat anak gadis itu yang awalnya menatap Beomgyu terpesona pun kini menatap Beomgyu dengan takut.

"I-iya, Kak."

Keempat anak gadis itu terlihat menggerutu kecil saat berbalik dari mereka.

"Jangan ngeluh, salah sendiri ya tanggung jawab sendiri!"

"Gyu? Kayaknya lo kegalakan deh ...."

Beomgyu menatap Ryujin bingung, "Kegalakan gimana?"

"Ya ... sebenernya gue bisa aja sih bersihin aula ini sendiri. Udah biasa juga."

"Bukan masalah itu, Ryu."

Ryujin menatap Beomgyu meminta penjelasan.

"Ini masalah konsekuensi. Kalau dibiarin begitu terus, mereka nggak akan pernah ngerti yang namanya tanggung jawab. Biar ini jadi pelajaran juga buat mereka ke depannya, kalau nggak mau dihukum ya jangan telat. Bukannya mohon-mohon supaya nggak kena hukuman.

Lagian jujur aja, kalau pun lo ngerasa keberatan juga lo nggak akan bisa nolak, kan?"

Ryujin tampak menggaruk tengkuknya canggung, "Ya ... iya, sih. Hehehe."

Beomgyu menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kurang-kurangin begitu deh, Ryu. Lo kalau gitu terus bisa diremehein orang yang ada. Tegas aja, nggak salah kok. Pikiran diri lo sendiri, jangan cuma karena ngerasa nggak enak doang lo jadi mau nyusahin diri sendiri padahal lonya keberatan."

"Hm, Okay ..." cicit Ryujin, "oh iya, btw, lo ngapain kesini, Gyu?"



"Gue cuma ... ngikutin lo."

"Ngikutin gue? Ngapain? Oh, lo ada yang mau ditanyain sama gue?"

Beomgyu menggeleng.
"Nggak."

"Jadi?"




"Gue pengen ngobrol aja, sama lo."

blue orangeade ;c.beomgyu✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang