Beomgyu membenarkan posisi duduknya. Entah kenapa menjadi gugup. "Apa?"
"kamu sayang aku?"
"Y-yaiya kok ditanya ..."
"Kalo gitu aku punya satu permintaan."
Beomgyu sebisa mungkin mencoba mengabaikan perasaannya yang tidak enak. Namun, rupanya firasat buruk tak pernah salah.
"Cat rambut samaan yuk?!"
Nasi sudah menjadi bubur. Sepertinya itulah peribahasa yang tepat saat kuas dan sisir itu bagaikan menari-nari di atas rambut Beomgyu. Beomgyu hanya dapat memejamkan matanya pasrah saat Ryujin menyuruhnya menengadah, menunduk, hingga memiringkan kepalanya agar dirinya lebih mudah dalam mengecat rambut Beomgyu.
Padahal, Beomgyu paling anti dengan yang namanya mewarnai rambut sebab Beomgyu benci terlihat mencolok dan menjadi pusat perhatian.
Namun beda kasus jika yang memintanya adalah Ryujin ....
Sudah satu minggu sejak keduanya dinyatakan lulus dari SMA. Dan sudah 7 bulan semenjak Beomgyu dan Ryujin resmi berpacaran. Berbeda dengan teman-teman mereka yang justru malah ramai kandas hubungannya, kedua pasangan ini justru tambah lengket.
Yaa seperti saat ini. Beomgyu hanya bisa diam tak berkutik saat helai demi helai rambutnya telah diwarnai oleh kekasihnya.
"Yang ..." panggil Beomgyu yang dijawab dehaman oleh Ryujin.
"Masih lama, nggak? Ngantuk."
Tepat setelahnya, Ryujin pun melepas sarung tangan plastiknya dan meletakkan sisir beserta alat-alat yang ia gunakan untuk mewarnai rambut Beomgyu tadi.
"Sudah selesai~ tapi belum bisa baring dulu, sabar yaa~"
Ryujin kemudian membungkus kepala Beomgyu dengan pelindung rambut yang sama seperti yang ia pakai di kepalanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Beomgyu menguap. Cuaca sejuk yang sangat nyaman untuk tidur siang.
Namun tentu saja lebih nyaman saat bersama Ryujin.
Ryujin saat ini tengah berbaring di paha Beomgyu sambil memainkan Hp-nya kemudian tertawa geli sendirian. Membuat Beomgyu ikut tertawa karena mendengar suara tawa gadis itu yang aneh.
Gadis yang tengah berabring di pangkuannya itu mengusap air matanya yang keluar akibat terlalu keras tertawa. "Aduh— sakit perut. Gyu, liat ini deh."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
