"FORTY"

4.8K 511 99
                                    

"FORTY"









Renjun, berlari secepat yang ia bisa setelah mendapatkan telefon dari rumasakit yang mengatakan akan kondisi Jaemin.

Brakk!!

"Will you marry me?"

Renjun, terdiam dengan mata melotot saat melihat ruangan Jaemin penuh dengan balon berwarna putih dan hitam, di tambah Jaemin yang mengenakan jas dan terlihat baik-baik saja tak seperti yang di kabarkan pihak rumasakit padanya.

"J-Jaem"

Jaemin, tak menjawab dan berjalan mendekati Renjun sebelum berjongkok sambil membuka kotak cincin sebelum mengarakan ke pada Renjun.

"Ren, mau kah kau menikah denganku?" ucap Jaemin.

Renjun, yang sebenarnya masih belum percaya apa yang ia lihat hanya sebuah mimpi atau nyata, hanya mengangguk mengiyakan permintaan Jaemin.

Melihat itu Jaemin tersenyum cerah dan meraih tangan mungil Renjun untuk di pasangkan cincin yang sudah Jaemin siapkan.

"Jika ini mimpi, aku harap tak ada seseorang yang membangunkanku" gumam Renjun sambil terisak haru.

Jaemin, bangkit dan menangkup kedua pipi Renjun, "Jika kau berharap ini mimpi maka bangunlah" ucap Jaemin sebelum mempertemukan bibirnya dengan bibir Renjun untuk kedua kalinya setelah kejadian tujuh bulan lalu yang berhasil menghancur hati Haechan.

• • • • •


Di hari yang sama di mana Jaemin melamar Renjun di rumasakit dengan cara mengerjai Renjun terlebih dulu.

Di hari itu juga Haechan harus berjuang demi anaknya dan nyawanya yang mungkin tak akan tertolong.

Jeno, mengusap lembut rambut Haechan dan memberi kecupan pada dahi Haechan.

"Kau pasti kuat, aku yakin itu" ucap Jeno yang mendapatkan senyum dari Haechan.

Jeno, membungkuk untuk membisikkan sesuatu pada Haechan.

"Aku juga mencintaimu, sangat...sangat mencintaimu, berjanjilah untuk tidak meninggalkan ku dan kita besarkan bersama anak kita" ucap Jeno sebelum dia melangkah keluar ruangan meninggalkan Haechan bersama para dokter yang akan menjadi saksi hidup dan matinya Haechan.

Dengan air mata yang mulai membasahi wajah tampannya, Jeno menutup pintu ruangan itu setelah menatap dalam Haechan yang mulai menutup matanya secara perlahan setelah dokter menyuntikkan obat bius.

• • • • •

Sedangkan di sisi lain Jaemin dan Renjun tengah menikmati hari kebebasan Jaemin yang biasanya di habiskan di lingkungan rumasakit untuk menjalani kemo.

Mereka datangi cafe yang dulu sering mereka gunakan menghabiskan waktu sebelum berangkat ke Amerika.

"Kau makan sesuatu?" tanya Jaemin.

Renjun, menggelengkan kepalanya lucu tak lupa dengan senyum manisnya.

"Kau ingin membeli sesuatu?" tanya Jaemin lagi.

Dan lagi-lagi Renjun menggelengkan kepalanya, tapi kali ini di sertai dengan air mata yang menetes dari sudut matanya.

"K-kenapa?" tanya Jaemin bingung sambil menghapus air mata Renjun menggunakan kedua ibu jarinya.

"Kenapa hhmmm?" Jaemin bertanya sekali lagi dengan nada yang sangat lembut.

"Makasih Jaem hiks... Makasik kau sudah memberiku kesempatan untuk merasakan di cintai orang yang di ku cintai" ucap Renjun yang langsung di tarik ke dalam pelukan Jaemin oleh Jaemin.

"Sssttt.... kau berhak mendapatkan" ucap Jaemin membuat tangis Renjun semakin pecah.

• • • • •


Satu setengah jam berlalu dan lampu yang ada di atas pintu masuk ruang operasi belum juga menyala.

Jeno, meraih ponselnya dan mulai membuka galery yang berisi foto-fotonya bersama Haechan ataupun foto Haechan yang dia ambil secara diam-diam saat Haechan masak ataupun membersihkan kamar asrama.

"Cantik, imut" gumam Jeno sambil terus melihat foto Haechan.

Ting!

Suara penanda operasi telah usai berbunyi membuat Jeno segera beranjak dan berdiri di depan ruangan itu.

Cklek!

Pria paru baya dengan jas putih keluar dari ruangan itu dengan masker yang belum di lepas membuat Jeno tak melihat ekspresi sedih dokter itu.

"B-bagaimana dok?"

"Selamat anak anda perempuan" ucap dokter sambil melepas masker dan senyum yang seperti di paksakan.

"Lalu bagaimana dengan ibunya" tanya Jeno.

Dokter, itu menghela nafas dan menatap Jeno dalam sebelum menggelengkan kepalanya.









~||~

Hayolohhh Haechan kenapa..???

"STRAIGHT" {Nohyuck or Nahyuck} || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang