"TWENTY-FOUR"

7.2K 673 92
                                    

                                   "TWENTY-FOUR"












Haechan dan Jaemin kembali duduk di ruang tunggu dengan raut wajah tang terlihat cemas.

"Na"

"Kau butuh sesuatu? Kau haus biar ak-"

"Na, bukan itu" ucap Haechan memotong ucapan Jaemin.

Jaemin, mengerutkan dahinya bingung sambil terus menatap ke arah Haechan.

"Apa kau percaya jika laki-laku bisa hamil?"

Kerutan pada dahi Jaemin semakin terlibat saat mendengar pertanyaan random Haechan.

"Aku tak tau tapi sepertinya itu tak mungkin" ucap Jaemin berusaha berpikir positif.

Haechan, mengangguk dan kembali menundukkan kepalanya sampai suara suster kembali memanggil namanya.

"Mr. Haechan!"

"Chan" panggi Jaemin yang mendapatkan anggukan dari Haechan.

Haechan dan Jaemin di buat bingung oleh raut wajah dokter yang duduk di depan mereka.

"Ini mustahil tapi aku percaya akan mukjizat dan keajaiban" ucap dokter itu membuat Jaemin semakin bingung sedangkan Haechan menanggapi hanya dengan tatapan datar seolah paham apa yang di maksud dokter itu dan paham ini semua pasti terjadi.

"Mr. Jaemin dan Mr. Haechan selamat ada positif hamil" ucap dokter itu sambil bersalaman dengan Haechan.

Jaemin, terduduk lemas mendengar ucapan dokter yang berkata bahwa Haechan hamil.

"Na" panggil Haechan dan Jaemin menoleh dengan senyum yang terlihat di paksakan.

"Ini sangat langka dan mungkin ada banyak kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada Mr.Haechan karena dia seorang laki-laki yang pasti kehamilan ini tak akan sama dengan kehamilan pada umumnya yang di alami seorang wanita, jadi saya minta perhatikan dengan baik kesehatan anda" jelas dokter itu dengan panjang lebar.


"Na, kita bisa mempertahankan pernikahan ini dan menggunakan ini untuk alasan pada papa" ucap Haechan saat mereka sudah keluar dari ruangan dokter dan berjalan menuju parkiran.

Tak banyak respon yang Jaemin berikan, ia hanya mengangguk atau ber kata iya setiap Haechan berbicara.

Selama perjalanan menuju rumah Haechan, Jaemin juga hanya diam seribu bahasa berbeda dengan Haechan yang terus tersenyum.

Sesampainya di rumah Haechan segera menghubungi kedua orang tuanya dan meminta Jaemin menghubungi kedua orang tua Jaemin juga.

"Ada apa ini?" tanya Appa Jaemin.

Haechan, dan Jaemin masih bungkam menunggu kehadiran orang tua Haechan yang langsung melakukan penerbangan ke Korea saat Haechan menghubungi mereka.

Tiga puluh menit berlalu dan terdengar suara pintu terbuka yang artinya orang tua Haechan telah sampai.

"Papa, mama" ucap Haechan berlari kecil dan memeluk kedua orang tuanya.

"Ada apa ini?" pertanyaan yang sama di lontarkan papa Haechan.

Setelah semuanya berkumpul dengan segala pemikiran masing-masing menunggu Haechan atau Jaemin membuka suara alasan mereka ngumpulkan orang tua mereka.

"Papa, Mama, Appa, Eomma"

Semua orang menatap Haechan kecuali Jaemin yang memilih menundukkan kepalanya.

"Haechan hamil" ucap Haechan.

Respon dari kedua keluarga itu benar-benar di luar dugaan Haechan.

Eomma, Jaemin beranjak mendekati Haechan dan memeluknya hangat "selamat sayang" ucapnya di susul Appa Jaemin yang juga memeluk Haechan.

Sedangkan kedua orang tua Haechan menatap Haechan datar.

"Papa"

"Kau tau resiko dari semua ini?"

Seketika Haechan menunduk tak berani menatap mata sang Papa.

"Kau bisa mati kalau masih mempertahankan anak itu, apa kau tau itu?"

Jaemin, yang sedari tadi menunduk seketika mengakat kepalanya menatap mertua dan Haechan secara bergantian.

Ya, sebenarnya Haechan tau tentang hal ini, Haechan tau jika dirinya bisa mengandung, maka dari itu kakek dan neneknya meminta Haechan menikah dengan seorang kaki-laki demi keterusan keturunan mereka karena Haechan tak akan bisa menghamili seorang wanita.

Dan Haechan juga tau resiko jika dia hamil hanya akan ada salah satu dari mereka yang bisa selamat, Haechan atau anaknya dan ini alasan utama orang tua Haechan memisahkan Haechan dan Jaemin.

Orang tua Haechan tau tentang semua ini, intinya semua orang tau kecuali Jaemin.

Lalu apa yang membuat Jaemin merasa khawatir dari pertama dia mendengar ucapan dokter bahwa Haechan hamil?

Jaemin, juga memiliki rahasia yang tak di ketahui semua orang termasuk kedua orang tua dan nunnanya.

"Tapi Pa" ucap Haechan lirih.

"Papa, tak akan memaksa kamu menggugurkannya karena dia juga tak bersalah, sekarang itu tanggung jawabmu dan Jaemin" ucap Papa Haechan sebelum beranjak pergi.












                                                     ~||~

HALLO ASSALAMU'ALAIKUM!! KALIAN NUNGGUIN AKU UPDATE GAK? ENGGAK YA...

IHHH GAK MAU GAK SUKA GELAYYY~

#PLAK!!!

Bentar lagi end nih.... bakal Happy atau Sad ending wehh..???

Yang belum follow minta follownya donk sebagai uang parkir jempolku ngetik 🤣🤣.

"STRAIGHT" {Nohyuck or Nahyuck} || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang