"FORTY-NINE"

5.2K 478 71
                                    

"FORTY-NINE"









Sesampainya di rumah, Haechan langsung berlari menuju kamarnya tanpa perduli dengan Hyuckje dan Jeno yang menatapnya bingung.

"Mama kenapa?" tanya Hyuckje.

"Tidak sayang, mungkin Mama hanya kecapekan" ucap Jeno sambil mengangkat anaknya untuk di gendong menuju kamarnya.

"Cal! sekarang anak Papa mau makan apa?" tanya Jeno setelah membatu Hyuckje mandi dan mengganti pakaian.

"Uumm... makan apa ya" ucap Hyuckje sambil mengetuk-ngetukkan jarinya pada dagu seolah sedang berpikir.

"Apa saja boleh" ucap Jeno.

"Spaghetti sama es cream boleh?"

"Tentu" ucap Jeno mencubit pelan hidung anaknya.

Selesai dengan urusan makan dan tetekbengeknya, sekarang Jeno berjalan menuju kamarnya yang mana Haechan mengurung diri setelah bertemu Jaemin di taman tadi.

"Chan~aaa" panggil Jeno.

"Kau sudah tidur? Jika belum makanlah sedikit kau belum makan dari siang tadi" ucap Jeno.

"Di mana Hyuckje?" tanya Haechan dengan suara serak karena habis menangis.

"Dia sudah tidur" jawab Jeno.

"Maaf" ucap Haechan sambil memeluk Jeno.

Jeno, yang paham akan Haechan membalas pelukan itu "jangan meminta maaf, kau tak salah" ucap Jeno mengeratkan pelukannya pada Haechan yang mulai menangis lagi.

                                              • • • • •



Jika biasanya Hyuckje akan di jemput sang papa saat pulang sekolah, hari ini Hyuckje di jemput oleh Haechan karena Jeno ada lembur.

Ya, Haechan dan Jeno membagi tugas untuk mengurus anak mereka, Haechan akan mengantar Hyuckje ke sekolah di pagi hari, dan Jeno bertugas menjemput Hyuckje yang jam pulang sekolah berbeda sedikit dengar jam pulang kantornya Jeno.

"Mama, papa kemana?" tanya Hyuckje.

"Papa lembur sayang" jawab Haechan.

"Chan"

Haechan, berhenti dan terkejut dengan kedatangan Jaemin di hadapannya.

"Chan, aku mohon berbicaralah padaku sebentar" ucap Jaemin menahan tangan Haechan yang ingin pergi.

Jaemin, sengaja berdiri di depan gedung apartemen Haechan demi mengetahui di mana Hyuckje bersekolah dengan cara mengikuti.

"Aku tak ada waktu" ucap Haechan.

"Chan, dia anakku"

Plakk!!

Satu tamparan yang cukup keras mendarat di pipi Jaemin begitu Jaemin berkata Hyuckje adalah anaknya.

"Siapa yang kau bilang anakmu? bukankah dulu kau tak mau mengakuinya, dengan berkata kau tak bisa memiliki keturunan" ucap Haechan.

"Mama" panggil Hyuckje yang ketakutan dan memeluk lengan Haechan.

"Jangan pernah temui kita lagi" ucap Haechan, meraih tangan anaknya dan berjalan menjauhi Jaemin.

Jaemin, terdiam melihat kepergian Haechan dengan anaknya, "tapi Renjun hamil" batin Jaemin.

Flashback oN.

Malam di mana Jaemin baru sampai di Korea, dan baru saja memasuki apartemennya, Jaemin mendapatkan telefon dari seseorang yang tak lain adalah Renjun.

"Hallo Ren"

"Jaem, aku hamil"

Jaemin, terdiam tak percaya dengan apa yang iya dengar, bagaimana bisa Renjun hamil sedangkan dokter berkata kalsu dirinya tak bisa memili keturunan.

Jaemin, meraih ponselnya yang sempat terjatuh di lantai "Ren, nanti aku telfon lagi" ucap Jaemin sebelum memutuskan sambungan.

Ia berlari keluar apartemen dan menghentikan taxi untuk mengantarnya ke rumasakit di mana dirinya pertama kali di nyatakan menderita kangker ginjal dan tak bisa memiliki keturunan.

Jaemin, berlari masuk kedalam rumasakit seperti orang ke setannya.

"Maaf sus, apa dokter (......) madih di sini?" tanya Jaemin.

"Masih"

Mendengar itu Jaemin segera berlari menuju ruangan dokter yang dulu memeriksanya.

Tok..

Tok..

"Masuk"

Jaemin, membuka pintu ruangan itu dan masuk yang mana membuat dokter di dalamnya terkejut karena sudah lama tak bertemu Jaemin.

"Ada apa?" tanya dokter itu setelah Jaemin duduk di depannya.

Jaemin, menarik nafas dalam sebelum menceritakan semuanya pada sang dokter.

"Kau mau tes ulang?" tanya dokter yang di angguki oleh Jaemin.

Jaemin dan dokter itu memasuki satu ruangan khusus untuk mengetes ulang Jaemin.

"Datanglah kembali besok" ucap dokter itu.

Sedangkan di sisi lain Renjun di buat bingung kenapa dirinya bisa hamil padahal Jaemin berkata tak bisa memiliki keturunan.

"Kenapa bisa" gumam Renjun sambil menatap tes kehamilan yang ia bawa.

Flashback Off.

Lamunan Jaemin terpecahkan saat suara klakson mobil terus menurus berbunyi.

"HAECHAN~AAAA!!!"

Cciittttt!!!!!

Brakkkk!!!!!

Suara sirine ambulans mulai terdengar bersamaan dengan mengalirnya cairan merah pecat yang tak henti-hentinya mengalir memenuhi jalanan.











                                                     ~||~

Nungguin gak..???

Nungguin gak..???

NUNGGUINLAH MASA ENGGAK!! CHAPT TERAKHIR KAN YA 🤣🤣




Book Baru!!!

Book Baru!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"STRAIGHT" {Nohyuck or Nahyuck} || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang