"SIXTEEN"

10K 865 198
                                    

                                           "SIXTEEN"








Entah apa yang membuat Jeno mendiamkan Haechan sejak mereka kembali dari liburan mereka dua hari lalu.

"Jen"

Tak ada jawaban dari yang di panggil yang lebih memilih fokus pada laptopnya.

"Jeno"

Haechan, masih berusaha memanggil Jeno dan berharap laki-laki berambut pirang itu mau menanggapi panggilannya.

Tetapi nihil, bukannya menjawab Jeno justru beranjak dari duduknya dan melenggang pergi begitu saja.

Sedangkan Haechan hanya bisa menghela nafasnya berat dengan rasa sesak yang entah sejak kapan ia rasakan.

ddrrrttt...

ddrrtt....

Getaran yang berasal dari ponsel yang ia genggam menyadarkan Haechan dari lamunan.

"Hallo?"

........

"Baiklah"

Telefon singkat itu berakhir dan tanpa pikir panjang Haechan segera bergegas menuju lemarinya setelah sebelumnya menghubungi seseorang untuk menjemputnya.

Tak selang berapa lama suara ketukan pintu terdengar membuat Haechan yang tadinya rebahan sambil memainkan ponselnya beranjak guna membuka pintu.

"Cepat sekali kau sampai"

"Hehehe... takut kamu menunggu, sudah siap?"

Haechan, mengangguk dengan senyum manis di wajahnya "ayo masuk dulu" ucap Haechan.

"Jaem, kamu ingin minum apa?"

Jaemin, menoleh ke arah Haechan "tak usah Chan, aku gak haus"

"Ahh.. baiklah kalau begitu kita bisa berangkat sekarang" ucap Haechan yang di angguki setuju oleh Jaemin.

Saat Haechan dan Jaemin keluar dari kamar di saat bersamaan Jeno baru datang dengan kantong kresek di tangannya.

Jeno, memilih menghentikan langkahnya dan bersembunyi di balik tangga melihat Haechan dan Jaemin dari ke jauhan.

Dahi Jeno semakin mengerut kebingungan saat melihat Haechan menenteng koper dengan di bantu Jaemin.

"Mau kemana dia?" batin Jeno.

Sedangkan Haechan dan Jaemin lanjut berjalan menuruni tangga tanpa mengetahui keberadaan Jeno.

Setelah Jaemin dan Haechan tak terlihat lagi, Jeno segera bergegas masuk kedalam kamarnya dan membuka lemari Haechan yang menyisakan beberapa lembar baju di sana.

"Apa dia pindah kamar bersama, Jaemin?" batin Jeno.

Dengan cepat Jeno mengeluarkan ponselnya dari saku celananya dan mencoba menghubungi nomer Haechan yang entah sejak kapan nomer itu tak aktif lagi.

Jeno, kembali berlari keluar kamar dan menuru tangga berharap dirinya masih bisa mengejar Haechan dan menghentikannya.

"Ohh SHIT!!!" umpat Jeno saat mobil Jaemin melaju saat dirinya baru sampai di lobi.

"HAECHANNN!!!" teriak Jeno yang sebenarnya ia tau itu akan sia-sia karena mobil Jaemin yang di dalamnya ada Haechan telah menjauh.

"Jeno?"

Jeno, menoleh ke belakang saat namanya di panggil dan wajahnya yang tadi lesu karena kehilangan Haechan yang tak ia tau apa sebabnya Haechan pergi begitu saja, tiba-tiba tersenyum cerah saat melihat siapa yang menyapanya.

"Ngapain disini?" tanya Jeno.

"Kangen kamu"

Cup.

Satu kecupan yang Jeno dapatkan dari kekasih cantiknya mampu melupakan orang yang membuatnya lari kesetanan menuruni tangga beberapa menit lalu.

"Ayo ke atas" ajak Jeno yang di angguki oleh Mina.

Sesampainya di kamar, Mina si buat bingung karena kamar terlihat sepi dan seperti ada kurang.

"Uumm... kemana Haechan?" tanya Mina yang menyadari kekurang yang ada di kamar itu.

Jeno, yang sedang menuangkan air untuk Mina, menoleh dan tersenyum "entah, mungkin dia sedang keluar mencari angin segar" jawab Jeno.

"Jadi?"

"Uummm"

"Baiklah" sahut Mina sambil membuka tas yang ia bawa dan mengeluarkan segebok uang dari dalamnya.

"Kau pintar sayang" ucap Jeno sambil memberi kecupan singkat pada bibir Mina.

Prakk!!

Ponsel milik Jaemin yang tadi Haechan gengam terjatuh membuat sepasang kekasih yang sedang menghitung uang terkejut.

"H-Haechan?" gugup Jeno.

"Aku membencimu, Jen" ucap Haechan sebelum dia lari dengan mata yang berkaca-kaca.

Jeno, yang melihat itu ingin mengejar Haechan namun tangan Mina sudah lebih dulu kenagan lengannya yang membuat Jeno kembali duduk.

"Biarkan saja" ucap Mina.

"Tapi kita akan kembali miskin tanpa dia" bantah Jeno.

"Kita tinggal cari yang lain" ucap Mina enteng.

Ada rasa nyeri di dada Jeno saat Mina berkata seperti itu, meski Jeno merasa aneh dengan rasa yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, ia tetap berusaha bersikap biasa di depan kekasihnya.











~||~

Hayolohhh bingung 🤣🤣.

"STRAIGHT" {Nohyuck or Nahyuck} || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang