SECRET 4 : JANTUNG YANG BERDEBAR

26.5K 742 79
                                    

SECRET : 4
Jantung yang Berdebar

***

Pria itu masih menatap lekat mata Andin. Aldebaran merasakan lagi degup itu, debaran yang sama, yang ia rasakan saat pertama kali melihat gadis itu tersenyum. Rendy yang melihat adegan saling menatap dan tersenyum di hadapannya itu hanya bisa menoleh kanan dan kiri bergantian, dengan wajah kebingungannya, Rendy menepuk lengan Aldebaran pelan,

"Pak.. Pak Al" Ucap Rendy. Seketika Aldebaran sadar dari lamunanya,
"Ehm, maaf Ren.." Aldebaran mengerjapkan matanya beberapa kali.
"Bapak kenal sama mbak ini?" tanya Rendy. Aldebaran mengangguk. "Iya" jawabnya
"Oh gitu, ya udah pak, ayo berangkat, nanti keburu telat" kata Rendy.

Aldebaran mengisyaratkan untuk pergi, dengan senyuman yang merekah di wajahnya. juga Andin, yang masih tersenyum menatap punggung pria itu. tak lama, receptionist kantor memanggilnya.

"Mbak Andin, ini berkas yang harus di lengkapi ya, untuk panggilan interview akan HRD infokan besok pagi" ucapnya.

Andin beruntung, karena perusahaan yang dia lihat semalam itu memang sedang membutuhkan karyawan baru untuk Staff marketing dan pemasaran.

"Mbak, saya boleh nanya gak?" Andin bicara dengan sedikit berbisik
"Boleh, kenapa mbak?"
"Itu yang dua orang tadi, yang berdiri disini, kerja disini juga mbak?" tanya Andin
"Yang mana ya ?"
"Ini loh yang barusan berdiri disini sama saya, yang satunya tadi duduk disitu tuh" kata Andin menunjuk sofa yang sebelumnya di duduki dia dan Rendy
"Oh itu, Pak Al sama pak Rendy mbak"
"Kerja disini juga mbak?"

Bukannya menjawab, receptionist itu justru terlihat menahan tawa nya. Mendengar pertanyaan polos yang keluar dari bibir Andin. Gadis itu merasa kebingungan dengan sikap recepsionist itu.

"Itu yang tadi berdiri pakai jas warna merah maroon itu namanya pak Aldebaran mbak, beliau yang punya kantor ini. Nah yang pakai jas abu-abu itu, yang tadi duduk di sebelah mbak Andin, itu namanya pak Rendy, pak Rendy itu asisten pribadi nya pak Al.
Demi tuhan, mendengar itu, Andin merasa sangat malu pada dirinya sendiri. bisa-bisanya ia berharap kepada seorang bos..

***

"Tunggu... pemilik kantor ini" Andin menghentikan langkahnya, tepat di depan kantor itu, perlahan ia menoleh ke arah papan dimana terletak nama dari kantor itu...
"Aldebaran Sejahtera. Astaga Andini Karisma Putri... bodoh bodoh bodoh" Andin memukul-mukul jidatnya beberapa kali. Ia merasa sangat konyol, bisa-bisa nya ia dengan sembarangan tadi memanggil mas, ke bos besar pemilik perusahaan dimana dia menggantungkan harapannya ini. Mau di taruh dimana ini muka, pikirnya.
***

"Ren, nanti setelah pulang dari meeting, kamu langsung cari tau ya ke receptionist, ngapain perempuan tadi datang ke kantor" ucap Aldebaran dengan sedikit berbisik pada Rendy. Mereka sedang duduk di meeting room Fairmont Hotel. Lagi-lagi pikiran Aldebaran terus tertuju pada gadis itu, siapa sebenarnya dia sampai berani-beraninya membuat Aldebaran terus saja terbayang.

Selesai dengan investor Jepang itu, di jalan menuju kantor, Rendy mengingat perintah bos nya,

"Oh iya pak?"
"Kenapa?"
"Perempuan yang bapak tadi suruh saya cari tau itu, namanya siapa pak ?"
"Andin, namanya Andin. Kamu tanya ke receptionist ngapain dia datang ke kantor saya. Langsung kasih tau saya ya, info nya"
"Baik pak"

Perjalanan menuju kantor agak sedikit lambat, karena jalanan yang mulai padat. Aldebaran yang duduk di samping kursi mengemudi terus mengingat Andin.

Pikirannya tidak bisa lepas dari gadis biasa yang cantik itu.

"Ren, saya langsung ke ruangan ya. Temui saya kalau kamu sudah dapat info" kata Aldebaran yang turun dari mobil dan membiarkan Rendy memarkirkan mobilnya.
"Siap pak"

SECRET 1 : Story Before DEBARANDINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang