SECRET 5 : RAHASIA

27.5K 818 84
                                    

SECRET : 5
Rahasia

***

"Huuuh..." Al masih berusaha membuat nafasnya kembali normal dengan tetap memeluk erat tubuh gadis itu.

Dengan posisi seperti itu, Aldebaran yakin, Andin tau bahwa dia sedang ingin. Dia ingin yang lebih dari apa yang baru saja mereka lewati. Tapi Andin juga paham bahwa dia ataupun laki-laki yang sedang mendekap erat tubuhnya itu tidak punya kuasa untuk meminta.

"Maaas" suara Andin yang sedikit mendesah itu kembali membuat Aldebaran bergetar

"Emmh.."

"Maas.. lihat aku" ucap Andin, ia berusaha membantu Aldebaran yang sudah sangat ambruk ke dalam pelukannya

Sial! Andin justru kembali mengelus lembut wajah pria itu, menikmati setiap inci wajahnya, lalu tersenyum.

"Heii.. kok diem sih?" Andin masih saja mengelus pipi pria yang sangat manis itu. Aldebaran tetap bergeming. Ia hanya sibuk menatap manik coklat Andin dan seolah menemukan rumah di dalamnya.

"Saya...

"Saya nyaman sama kamu" ucap Aldebaran dengan sedikit terbata-bata

"Saya tau, saya salah, saya seharusnya tidak melakukan ini, tapi saya gak bisa"

Aldebaran yang masih di tatap mata sendu itu tertunduk. Gadis itu tidak menjawab apapun, selain terus mengelus lembut wajah Aldebaran dan tangan yang lainnya masih saling menggenggam

"Andin, saya tau mungkin saya terlihat sangat gila sekarang, tapi saya gak pernah merasakan ini sebelumnya, dengan siapapun" ucap nya. Hati Andin terasa hangat padahal ia tau apa yang baru saja dia lakukan dengan bos nya adalah sebuah hal yang terlarang. Tapi naluri nya tidak bisa menolak itu.

"Kamu pasti berpikir kalau saya..."

"Ssst..." kini giliran Andin yang melakukan itu pada Aldebaran. Ia menyentuh bibir Al dengan telunjuknya.

Andin memegang dagu pria itu, mendongakkan nya agar kembali menatap Andin seperti sebelumnya. Wajahnya yang semula tertunduk, kini sedang ia tatap. Lalu sedetik kemudian Andin kembali memberi kecupan disana, di bagian wajah Aldebaran yang kini rasanya menjadi bagian favoritnya

"Udah, diem" kata Andin
"Andin... kamu.."
"Kenapa? Aku gak boleh, cium kamu duluan? Ini pembalasan karena waktu itu kamu tiba-tiba cium aku di mobil"

Mendengar itu Aldebaran tersenyum. Matanya menyipit. Astaga... itu manis sekali. Andin benar-benar takut jika akan jatuh lebih dalam pada pesona nya

"Mas, aku minta maaf ya" Suara Andin merendah, ia kini justru yang tertunduk, tak berani menatap Aldebaran seperti sebelumnya

"Kenapa?" Aldebaran, dengan suara yang berat juga sedikit berbisik itu kini sedang menyandarkan tubuh dan kepala nya di sofa, menahan ternyata membuat nya merasa pening, mereka berdua masih duduk tempat dimana beberapa saat yang lalu dia merasakan kehangatan Andin. Ia menatap Andin dan menemukan sebuah kecemasan disana

"Hei... kenapa? Hm?" demi tuhan suara itu benar-benar membuat Andin ingin mendengar yang lebih dari sekadar percakapan biasa. Suaranya yang berat namun lembut, juga senyum nya yang membuat Andin terbayang-bayang.

"Aku gak tau, aku kenapa. Aku juga bingung. Aku tau seharusnya aku gak punya perasaan kaya gini ke kamu" ucap Andin

"Perasaan apa?" Aldebaran yang kancing kemeja nya terlepas beberapa itu mengatur posisi duduknya, kini ia menghadap Andin. Benar atau tidak tapi Aldebaran berharap bahwa Andin memiliki perasaan yang sama dengannya. Mereka memang baru kenal, tapi Aldebaran dan Andin merasa bahwa ada sesuatu yang tidak mampu mereka jelaskan.

SECRET 1 : Story Before DEBARANDINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang