38. -- The Other Side --

9.4K 739 144
                                    

*********

Hernawan duduk di tepi ranjang, setelah tak lama, istrinya, keluar dari kamar mandi. pagi itu, Hernawan akan pergi ke Semarang, untuk meninjau langsung restoran miliknya yang akan buka disana, di kawasan Semarang atas yang sedikit dingin,

Rosa menyadari raut wajah suaminya yang sedikit murung, seperti bukan Hernawan yang biasanya,

“Kenapa?” tanya Rosa
“Gak apa-apa ma”
“Jangan bohong, kamu dari tadi melamaun pa, ada masalah?”

“Papa cuma lagi kangen”
“Kangen? Sama siapa?”

Hernawan kini menatap istrinya, wanita yang dia nikahi hampir 40 tahun lalu itu masih nampak cantik, sama dengan perempuan yang dia pacari saat masih kuliah.

Seorang putri fakultas dan brand ambassador kampus yang menjadi idaman pada masanya.

“Papa suka kangen deh ma, sama Aldebaran yang dulu”
“Papa suka nyesel, kalau ingat apa yang terjadi ke anak kita”

“Papa, udah.. papa jangan selalu ingat hal itu, Aldebaran sekarang udah bahagia, udah ada Andin yang jagain dia”

“Iya papa tau, tapi dia itu anak papa satu-satunya ma, papa kehilangan banyak hal semenjak kecelakaan Aldebaran dulu itu”

Hernawan nampak tertunduk, dengan mata yang mulai memanas,

“Pa, perempuan yang udah jahat sama Al itu juga udah pergi, gak akan berani kembali lagi kesini”

Rosa menepuk paha suaminya pelan, sembari terus menenangkannya

“Papa kangen main PS sama Al, berkebun sama dia, naik kuda bareng, atau lomba renang kaya yang dulu sering kita lakuin. Terus yang menang, boleh nambah ayam rica-rica sepuasnya”

Dengan menghapus air mata, Rosa tersenyum,

“Dulu itu ya pa, waktu kita masih tinggal di rumah lama, terus Al kalah lomba renang dan harus jajanin papa bakso depan komplek, dia harus bongkar celengannya demi beliin papa bakso”

“Umur berapa ya itu?”

“12 tahun kalau gak salah”

“Ah iya, dia baru mau lulus SD” ucap Hernawan
“Terus papa diem-diem isiin uang di dalam celengan Al yang udah kosong”

Hernawan mulai tersenyum lagi, mengingat semua hal manis yang dulu pernah dia lewati bersama putra nya. Hal yang harus kandas saat seorang perempuan menghancurkan mental Al dengan sangat hebat.

“Malamnya, papa bilang kalau celengan papa juga ada isinya tiba-tiba. Cuma karena papa gak mau Al balikin uang papa itu”

“Iya ma. Anak itu emang beda, dia selalu pantang di kasih cuma-cuma walaupun dari orang tuanya”

“Pernah juga, dia bantuin mama nyapu halaman selama satu minggu buat dapat uang tambahan. Pas mama mau kasih cuma-cuma dia bilangnya, '
"kata papa gak boleh minta uang cuma-cuma, harus lakuin sesuatu dulu, jadi aku mau bantu mama, baru nanti mama kasih uang ke aku” gitu katanya”

Hernawan tersenyum lagi, meski matanya masih menerawang jauh,

“Dia itu benar-benar anakmu, pa” ucap Rosa
Hernawan mengangguk,
“Nanti papa mau coba ajak Al buat ikut papa ke Semarang, papa mau kasih liat restoran papa yang baru”

“Boleh, coba nanti bilang ya..”

=======

Aldebaran masih memeluk Andin dengan hangat, anak nya, Reyna sudah keluar dari kamar mereka sehabis subuh, untuk kembali ke kamarnya.

SECRET 1 : Story Before DEBARANDINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang