SECRET 9 : KEPERCAYAAN

20.4K 651 64
                                    

SECRET : 9
Kepercayaan

***

Suara yang lolos dari kedua bibir penghuni 503 Raffles Residence Apartment itu telah memecah keheningan.

Mereka masih di sofa itu, Aldebaran masih memainkan perannya, tentu sama seperti yang ia lakukan pertama kali saat akhirnya berhasil meruntuhkan pertahanan Andin untuk pertama kalinya dalam hidup gadis itu.

Sempit, hangat dan basah, itu yang Aldebaran rasakan setiap kali miliknya keluar dan masuk ke dalam liang kenikmatan itu. Ia tidak bisa mengendalikan diri.

Andin yang masih tersengal dengan suara desahannya yang selalu berhasil membuat Aldebaran semakin menggila itu kini mulai membuka mata perlahan.

Ia menatap sayu manik hitam Aldebaran yang di penuhi kilat nafsu. Sesekali Al memberikan kecupan lembut di bibir manis Andin, lalu tersenyum.

"Sakit gak?" bisik Al dengan suara beratnya, ia masih sibuk menggerakkan badannya.

Andin tidak sanggup lagi menjawab, ia hanya bisa menggeleng pelan. Tangan Al kini merayap, ke perut bagian bawah Andin, lalu naik ke atasnya, tepat dimana sesuatu yang bergerak naik turun itu membuat pupil Aldebaran membesar, jakunnya menelan ludah kasar.

Pria itu tak membiarkan kedua tangannya lengah, ia melakukan tugasnya.

Al memijat pelan sesuatu di genggamannya itu... membuat Andin mengerang

"Emmmh,... maaashh"

Al terus mengulanginya, membuat Andin benar-benar tidak bisa berpikir apa-apa lagi karena dua kenikmatan yang Al berikan padanya secara bersamaan.

Al memainkan jarinya, dengan sesekali meremas dan memijat milik Andin.
"Maash Al... maaasssh" suara yang terus lolos dari bibir manis Andin

Kini Aldebaran menjatuhkan dirinya di atas Andin, mengunci tubuh Andin di bawah dada bidang nya.

Di bawah sana permainan semakin gila, Al tak henti-hentinya menghujami liang Andin dengan terus menggerakkan tubuh nya, semua itu membuat Andin semakin mendesah hebat.

"Andin..." suara pelan itu berbisik di telinga Andin.

Gadis itu memeluk erat tubuh Aldebaran yang sudah tidak punya jarak sedikitpun dari tubuh nya.

Al kembali mengangkat tubuhnya memandang dan mengelus wajah Andin, menyibakkan helaian rambut Andin yang jatuh menutup wajahnya.

"Lihat saya, ndin" ucap pria itu.. Andin membuka matanya perlahan tanpa bicara sedikit pun

"Dengerin saya..."

"Saya cinta kamu... saya mau sama kamu terus" ucapnya dengan nafas yang tersengal.

Kalimat yang terdengar lirih dan lembut itu membuat Andin tersenyum, dengan badannya yang masih naik turun dan tersentak beberapa kali setiap pusat Aldebaran masuk sempurna ke dalam liangnya.

Andin benar-benar sudah tidak berdaya, ia hanya terus mendesah dan sesekali memejamkan matanya.

Aldebaran menangkup wajah gadis itu dengan tangan kanannya. Membuat bibir Andin mengerucut karena cengkraman tangan besar milik pria itu.

Aldebaran terus mencengkram wajah Andin dengan sesekali mengecup bibir gadis itu. Al menggeser posisinya, memiringkan tubuh Andin yang semula terlentang di hadapannya.

Ia lalu kembali memasukkan pusat ke dalam liang sempit dan basah milik Andin. Beberapa menit posisi itu benar-benar membuat Andin serasa terbang.

Al kini menarik tubuh Andin, meminta nya untuk beranjak dari sofa,

SECRET 1 : Story Before DEBARANDINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang